1. Malam itu

10.3K 341 28
                                    

[Happy Reading]

Kesalahan yang mampu mengubah takdirku

__________

Malam ini, malam dimana kesucian Rea hilang. Rea membuka matanya perlahan menyesuaikan cahaya remang-remang yang masuk ke penglihatannya. Rea meringis saat merasakan bagian intimnya terasa perih.

Dirinya terkejut saat menyadari bahwa tubuhnya saat ini tidak tertutupi sehelai kain pun dan hanya memakai selimut. Sekelibat bayangan malam tadi, di mana kehormatannya direnggut oleh seorang lelaki yang saat ini sedang tertidur di sebelahnya.

Rea terisak, dirinya sudah tidak suci lagi, bagaimana kehidupan kedepannya. Ia melihat ke arah jam dinding, dan jarum jam menunjuk ke pukul 4 lebih 15 menit.

Rea segera memakai pakaiannya kembali dengan cepat sebelum lelaki tersebut bangun dari tidurnya. Ia mengambil tasnya dan berjalan pergi dari tempat yang seharusnya tidak akan pernah ia datangi, tanpa disadari Rea meninggalkan secarik kertas di atas meja kamar tersebut.

Dengan berjalan tertatih-tatih dari tempat tadi menuju rumahnya. Sepanjang perjalanan ia hanya mampu menangis meratapi nasibnya. Sampainya di depan rumah minimalis bertingkat dua itu Rea menghela nafasnya sebelum masuk ke dalam.

Rea membuka pintu rumahnya dengan kunci cadangan yang selalu ia bawa. Rea bernafas lega karna keadaan rumah masih gelap, ayah dan Gea pasti masih tertidur pulas pikirnya.

Dengan menahan nyeri di bagian selakangannya ia berjalan setelah mengunci pintunya kembali.

"Dari mana aja kamu" Suara bariton memasuki pendengarannya, tubuh Rea mematung saat lampu tiba-tiba menyala.

Diujung tangga Ardi berdiri dengan menatap datar Rea yang diam dengan tangan yang meremas tasnya.

"Maaf yah" Rea menundukkan kepalanya tak mau melihat wajah ayahnya.

Plak

Rea memegang pipinya yang terasa panas, sudah biasa baginya mendapatkan tamparan dari ayahnya.

"Mau jadi apa kamu hah?! Perempuan pulang jam segini" Bentak Ardi

"Anak temen-temen ayah ngga ada yang kayak kamu! Mereka selalu nurut sama ayahnya dan ngga pernah pulang larut malam, kamu! Kamu selalu aja buat ayah marah" Ardi marah dan menunjuk ke Rea yang menahan tangisnya.

"Ayah temen-temen Rea juga ngga ada yang kayak ayah, mereka superhero buat anaknya. Sedangkan ayah, ayah selalu aja bentak bentak Rea dan kasarin Rea, apa ini pantas disebut seorang ayah?" Rea berucap dengan air matanya yang mengalir membasahi pipinya.

Nafas Ardi memburu, "Anak kurang ajar! Berani-beraninya kamu ngebantah" Ardi menjambak rambut Rea hingga sang empu meringis.

Ardi menghempaskan tubuh Rea ke lantai dan ia langsung pergi dari hadapannya. Rea meringis sakit, dan sekarang tubuhnya benar-benar sangat sakit. Rea berjalan tertatih-tatih naik ke tangga menuju kamarnya.

"Abis ngejalang dimana lo sampe pulang pagi" Cibir Gea dari depan kamarnya.

"Jaga ucapan kamu"

Rapuh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang