[Happy Reading]
.
__________
Beberapa bulan kemudian
"Selamat pagi cucu oma" sapa Dewi saat melihat Alfa yang sudah membuka matanya dan menggeliat di atas kasur.
Bayi yang sudah bisa tengkurap itu menatap Dewi dengan mata berkaca-kaca, dengan wajah yang merah dan bersiap untuk mengeluarkan suara emasnya.
Dewi tersenyum melihat Alfa yang menangis, "cup cup cup" Tangannya mengangkat badan mungil Alfa dan menggendongnya.
"Alfa haus? Atau laper? Heum?" Dewi menimang tubuhnya dan berjalan keluar kamar.
Ia berjalan turun ke lantai bawah dan mendapati Elang yang sedang duduk santai di meja makan.
ppa pa pa...
Seakan tau kehadiran Elang, Alfa terus mengoceh dengan suara khas bayi. Elang menoleh menatap kehadiran Dewi dengan Alfa di gendongannya. Ia bangun dan menghampiri mereka.
"Selamat pagi anak Ayah yang ganteng" Elang mencium wajah Alfa. Alfa yang dicium oleh Elang langsung senang dan tertawa menampilkan gusinya.
Elang terkekeh pelan kemudian mengambil alih Alfa dari gendongan Dewi. Bayi tersebut terlihat sangat senang saat berada di gendongan Elang.
Dewi mengambil botol susu berukuran kecil dan membuatkan susu formula untuk Alfa. Selesai membuatnya, Dewi menuangkan sedikit susu yang sudah dibuatnya ke telapak tangan, untuk mengecek airnya terlalu panas atau tidak sebelum diberikan ke Alfa.
Dewi memberikan botol susu tersebut ke Elang. Elang menerimanya kemudian berjalan ke teras rumah, Alfa akan meminum susu sekaligus berjemur.
Ppa...
"Iya sayang"
Elang duduk di teras rumahnya dan mulai memberikan Alfa susu. Matanya selalu menatap ke wajah Elang dengan mulut yang terus menyedot susunya. Tak membutuhkan waktu yang lama Alfa dapat menghabiskan susu tersebut.
"Pinternya anak Ayah"
Elang mengusap lembut kepala Alfa yang belum memiliki banyak rambut. Ia terkekeh pelan, "anak Ayah botak" ucapnya.
Seakan tau jika dirinya sedang diejek, wajah bayi tersebut langsung memerah terlihat ingin menangis. Dengan hitungan detik suara tangisnya mulai terdengar kencang. Elang panik saat melihat anaknya menangis.
"Cupcup, Ayah becanda sayang" Elang bangun dari duduknya dan menimang nimang tubuh mungilnya. Namun tangisannya belum juga berhenti.
"Aduhh" Elang jadi bingung sendiri melihat Alfa yang terus menangis.
Akhirnya dengan segala cara yang Elang lakukan, Alfa berhenti menangis dan mulai tertawa. Senyumnya mengembang saat melihat Alfa tertawa dengan wajah yang basah dengan air mata.
Tak berselang lama, sebuah motor matic yang dikendarai seorang perempuan masuk ke dalam. Saat kaca helmnya dibuka mereka saling melempar senyum.
"Haiiii" sapanya.
"Ponakan auntyyy" ucapnya dengan berjalan ke arah Elang dan Alfa, tangannya menenteng bingkisan untuk Dewi.
"Lo ga kuliah?" tanya Elang yang melihatnya datang ke rumah.
"Kuliah, berangkat agak siangan" balasnya.
Elang hanya mengangguk-anggukkan kepalanya dan matanya menatap ke arah plastik yang dia bawa. "Apa tuh?"
"Oleh-oleh dari Jogja"
"Ayoo ikut aunty sin" Tubuh mungil Alfa beralih gendongan.
Perempuan tersebut adalah Sintia. Kini hubungan keduanya sudah sangat membaik dan semakin dekat. Meskipun seperti itu, mereka sudah tidak mempunyai perasaan apapun, Elang yang tentu saja masih mencintai Rea dan begitupun Sintia yang kini sedang mencintai sosok lelaki yang berhasil membuatnya jatuh cinta. Gilang, mantan leader basket di SMA nya yang kini menjadi kekasihnya.
Sintia sering datang ke rumah Elang setiap 2 hari sekali atau bahkan setiap hari jika jadwal kuliahnya sedang kosong. Sekedar untuk melihat Alfa dan mengajaknya bermain, mau bagaimanapun Alfa merupakan anak dari almarhumah sahabatnya, Rea.
Namun 1 minggu terakhir Sintia tidak datang ke rumahnya karena sedang berkunjung ke rumah Neneknya yang berada di Jogja.
Setelah melihat Sintia dan Alfa masuk ke dalam, Elang memilih untuk duduk di teras rumah dengan memandangi tanaman-tanaman yang ada di depan.
Menghela nafasnya pelan ia mendongak menatap ke arah langit. Pikirannya tertuju untuk seseorang yang terus menghantui pikirannya "Andai kamu masih ada disini" gumam Elang dengan suara yang sangat lirih. Matanya tetap menatap ke arah langit.
"Kamu tau, Alfa udah bisa tengkurap, dia lucu kaya Bundanya" ucapnya dengan diakhiri dengan kekehan pelan.
"Kamu pasti liat aku dari atas sana kan?"
"Aku kangen" Elang tersenyum tipis dengan mata yang mulai berkaca-kaca, kemudian ia terkekeh saat menyadari bahwa matanya mulai basah.
"Sekarang aku jadi cengeng kalo kangen sama kamu"
Elang menghela nafasnya dan lagi-lagi menampilkan senyumnya. "Kata orang orang jatuh cinta itu cuma sekali"
"Tapi buat aku engga, karna nyatanya aku dibuat jatuh cinta berkali-kali sama kamu"
"Mau bagaimanapun, kamu tetap pemenangnya"
__________
~To Be Continued~Yuhuu selamat membaca extra part nya..
Semoga makin cinta sama Elang:D
Rating cerita Rapuh ?/10
Tolong kasih kritik dan saran yaa man temann, tandai kalau ada typo, karna aku juga masih perlu banyak belajarr lagi
Btw, mau sequel nya ga nihh??
Siapa yang penasaran sama cerita Alfa?
Spam komen kalo mauu sequel nya
Oke dehh, see u.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapuh
Teen FictionHanyalah kisah seorang gadis cantik nan lugu bernama Reana Aqeela Darmawangsa. Kisah seorang gadis yang harus menerima segala takdir hidupnya yang sangat membuatnya terluka. -Kesalahan yang mampu mengubah hidupku- __________ Jangan lupa sebelum ba...