[Happy Reading]
Kamu boleh menangis dan berteriak tapi tidak untuk menyerah -El
__________
Langkah demi langkah Rea berjalan dibawah rintikan hujan yang semakin lama semakin deras, Rea menangis dibawah guyuran air hujan dengan sejadi-jadinya. Sepertinya Tuhan pun mengerti perasaannya dan menurunkan hujan yang deras, menggambarkan betapa sedihnya dirinya saat ini.
Sekarang jam setengah 10 dan jalanan sudah sepi, Rea berteriak dengan kencang mengeluarkan semua kesedihannya, untungnya daerah tempat tinggalnya cukup sepi dan tidak akan ada yang mendengar suaranya.
Tuhan, apa ini bukti sayangmu kepadaku?
Memberikan ku banyak kesedihan dan luka.Aku percaya bahwa kebahagiaan akan hadir setelah kesedihan, tapi kapan aku mendapatkan kebahagiaan itu?
Langkah Rea berhenti di pembatas jembatan, ia menundukkan kepalanya melihat betapa derasnya air sungai yang mengalir di bawah sana.
Rea mau sama Bunda..
Apa ini satu-satunya cara untuk Rea bisa bertemu dengan Bunda?Rea udah ngga punya siapa-siapa lagi, Rea cuma mau Bunda.
Dengan menangis tersedu-sedu dan menjambak rambutnya dengan kasar. Rea tidak tahu harus bagaimana sekarang, pulang? Harus kemana ia pulang. Parahnya mata Rea sudah sangat bengkak karna terlalu banyak menangis sedari tadi dan bibirnya sedikit membiru.
Kalaupun sekarang Rea lompat, apa Rea akan langsung bertemu Bunda? Jika benar, akan Rea lakukan sekarang.
Rea memegang tembok pembatas jembatan itu dengan erat, entah mengapa ia ingin sekali lompat ke bawah dimana banyak bebatuan dan arus sungai yang deras, pikirnya mungkin setelah ia tiada ia akan lebih bahagia bersama Bundanya diatas sana.
Matanya menyipit saat cahaya mobil menghunus penglihatannya. Sepertinya Tuhan tidak akan membiarkan rencana bunuh dirinya terjadi, dan mengirimkan seseorang yang menggagalkan aksinya.
"Kenapa lo jadi gini?" Tanya Elang khawatir dengan menghampirinya.
"K-kamu"
Entah dorongan dari mana Elang menarik tubuh Rea yang menggigil kedinginan ke dalam pelukannya dan mendekapnya erat membiarkan bajunya yang basah terkena air hujan.
"Bunuh diri bukan jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah, dan kalaupun tadi gue telat dateng bukan hanya 1 nyawa yang melayang tapi 2 sekaligus"
Benar, Rea bahkan tak memikirkan bagaimana nasib kandungannya jikalau ia benar-benar nekat melakukan aksi bunuh dirinya. Ia mengusap perutnya di tengah-tengah pelukan mereka.
Maafin Bunda.
"Gue El" Elang melepas pelukannya dan mendongakkan kepala Rea agar menatap matanya.
"Ayo gue anter pulang"
Rea hanya menatap lurus jalanan dengan pandangan kosong, "Rea ngga punya rumah dan Rea udah ngga punya siapa-siapa lagi"
Elang menggenggam tangan Rea, "Ikut gue"
"Kemana?"
Pertanyaan Rea tak langsung Elang jawab, Rea dibawa masuk ke dalam mobil tanpa memberontak sedikit pun, Elang memasukkan koper Rea ke bagasi dan memakaikan jaket ke tubuh Rea yang tampak menggigil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapuh
Teen FictionHanyalah kisah seorang gadis cantik nan lugu bernama Reana Aqeela Darmawangsa. Kisah seorang gadis yang harus menerima segala takdir hidupnya yang sangat membuatnya terluka. -Kesalahan yang mampu mengubah hidupku- __________ Jangan lupa sebelum ba...