34. Keputusan

3.3K 162 1
                                    

[Happy Reading]

__________

Plak

"REA"

Mereka yang berada di sana terkejut melihat Rea yang dengan mudahnya menampar pipi Gea. Wajah Gea berpaling dan tangannya menyentuh pipinya yang berdenyut.

Tanpa rasa bersalah Rea kembali berucap, "gimana rasanya di tampar? Sakit ngga?"

"Sakit kan? ITU YANG SELAMA INI AKU RASAIN GEA!!" bentaknya.

Gea berdesis, "lo pikir lo mau jadi jagoan bisa tampar gue di depan umum, cih"

"Aku ngga ngerasa jadi jagoan! Aku nampar kamu sekali aja buat aku ngerasa bersalah" ucap Rea.

Sebelum Gea mengeluarkan suaranya, Rea lebih dulu menyela. "Ngerasa bersalah karena udah rela ngotorin tangan aku buat nampar kamu"

Gea langsung dibuat diam saat mendengar ucapan Rea.

"Beraninya kamu menampar anak saya" geram Ardi.

Rea terkekeh pelan, "Anak? Lalu Rea Ayah anggap apa?" Hancur sudah pertahanan Rea untuk tidak menangis, nyatanya satu bulir air matanya menetes saat Ayahnya berbicara tentang anak.

"Sekarang saya tau sifat kamu yang sebenarnya! Pantas saja banyak orang yang membenci kamu" sarkas Ardi.

"Pantaskah orang tua berbicara seperti itu untuk anaknya" desis Elang muak.

"Dari dulu saya memang tidak pernah menganggap kamu sebagai anak! Hanya Gea anak satu-satunya yang saya punya, saya menyesal telah memberikan kebahagiaan untuk kamu, tapi yang saya dapat dari kamu hanya kesialan"

"Kamu penyebab istri saya meninggal, kamu sudah menghancurkan kebahagiaan keluarga saya" imbuhnya.

Rea menggelengkan kepalanya pelan, kenapa Ayahnya masih belum bisa menerima takdir. Ibunya meninggal karena kecelakaan yang terjadi 10 tahun lalu.

10 tahun lalu ada seorang wanita berumur  30 tahun dengan seorang anak perempuan yang tak kalah cantiknya berumur 7 tahun sedang berada di dalam mobil menuju ke suatu tempat, anak itu adalah Rea dengan Ibunya.

"Ayah pasti seneng Bu kalau kita dateng" girang Rea.

"Iya sayang, pasti Ayah sama Gea udah nungguin"

Hari ini adalah hari ulang tahun Ardi yang ke-32 tahun. Rea dan Ibunya merencanakan surprise untuknya. Saat ini mereka berada di perjalanan setelah membeli kue, selama perjalanan itu pula Rea tak henti-hentinya menghafalkan ucapan selamat untuk Ayahnya.

Rea dan Ibunya sudah merencanakan kejutan ini dengan semua karyawan Ardi, ya! Mereka akan memberikan kejutan ini di kantor milik Ardi.

"Ana kasih kado apa buat Ayah?" tanya Ibu. Dulu memang keluarganya memanggilnya dengan nama Ana bukan Rea.

"Rahasia! Ibu ngga boleh tau" Ibunya tertawa mendengar jawaban dari Rea.

Mereka sampai di Kantor Ardi dan memarkirkan mobilnya sedikit jauh dari kantor. Bisa mereka lihat Ardi dan Gea dan beberapa karyawan lainnya sedang berbincang di depan kantor.

"Sudah siap?" tanya Ibu.

"Siap Bu" Rea membawa kue ulang tahun yang tidak terlalu besar itu sendiri. Dia keluar dari mobil dan langsung berjalan menghampiri Ayahnya tanpa menunggu Ibunya.

Rapuh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang