29. Cemas

3.6K 166 2
                                    

[Happy Reading]

__________

"Pantes aja Fian ninggalin Rea, orang dianya aja ngga bener" tutur seorang perempuan teman sekelas Fian.

"Ngga usah sok tau"

Elang menatap Fian yang berjalan mendekat ke arahnya. Sedari tadi Fian terus memperhatikan semuanya dari pojok ruangan, ia tidak berniat untuk melindungi Rea. Bukan bermaksud ingin berbuat jahat dengan membiarkan Rea di caci maki semua orang, tapi dia ingin melihat apa saja kelanjutan dari rencana Gea untuk membongkar rahasia Rea.

"Gue tanya! Emang lo kenal Rea berapa lama? Jawab!" tanya Fian saat berdiri di sebelah Elang namun dengan jarak yang sedikit jauh.

Perempuan tersebut diam membisu, "Sok sokan ngatain orang ngga bener! Emang hidup lo bener?" Ia berjalan mendekati meja yang ditempati perempuan itu.

Brak

Orang orang terkejut mendengar gebrakan Fian. "Omong doang gede giliran di hadepin langsung diem" Cibir Fian.

"Dia pantes dapetin itu semua, dasar anak ngga guna!" ucap Gea yang terdengar di telinga semua orang.

Elang menggertakkan giginya, ia kesal? Tentu, marah? Pasti! Ia tidak suka Rea di perlakuan tidak benar di sini apalagi dikata-katai kasar. Ia tidak boleh lepas kendali, bagaimanapun ia harus memikirkan Rea yang sekarang ketakutan.

"Anak yang ada di kandungan Rea bukan anak haram! Anak yang ngga punya ayah? Gue ayah dari anak yang ada di kandungan Rea" ucap Elang dengan lantang.

"Ngga usah bacot kalo ngga ada bukti" teriak Zaki.

Elang mengeluarkan handphonenya dan menatap Sintia, Sintia yang mengerti tatapan Elang lantas segera melepaskan diri dari cekalan lelaki itu.

"Lepas"

"Ngga"

"Oke! Kesabaran gue habis" Tanpa aba-aba Sintia menendang lutut lelaki itu dan menendang aset miliknya.

"Arrghh" Erang lelaki tersebut dengan bersimpuh menahan sakit yang luar biasa. Semua orang yang melihat aksi Sintia menendang lantas berdesis ngilu.

Sintia sedikit berlari menghampiri Elang, iya bisa saja berlari cepat tapi masalahnya ia memakai dress dan hyhels. "Mana" Ia membawa handphone Elang dan menyambungkannya ke layar proyektor.

"Liat! Bukti udah jelas"

Mereka tidak percaya dengan apa yang di lihat, layar proyektor menampilkan foto pernikahan Elang dan Rea yang terlihat secara sederhana. Dan video yang menampilkan Elang mengucapkan ijab kabul dengan lantang. Fian mengalihkan pandangannya ke arah lain, ia masih belum sanggup melihat Rea bersanding dengan laki-laki lain.

"Lo! Goblok banget sih, heran gue" Heran Fian kepada Niko. Niko yang pada dasarnya mudah sekali emosi langsung kesal dengan ucapan Fian.

Bugh

Tanpa aba-aba Niko langsung memukul wajah Fian. Memegang ujung bibirnya yang lebam Fian menatap tajam Niko, wajah tampannya sekarang jadi rusak gara-gara dia.

Bugh

Bugh

Bugh

Fian memukul Niko tanpa henti. Tanpa mereka sadari ketakutan Rea bertambah saat mendengar suara pukulan antara Fian dan Niko. Bibirnya pucat dan badannya semakin lemas, saat itu juga Rea langsung tak sadarkan diri.

Rapuh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang