[Happy Reading]
Aku ikhlas.
Namun kenangannya sulit untuk dilupakan.__________
Selesai pemakaman, Elang dan yang lainnya sudah sampai di rumah. Elang berjalan seperti orang yang sudah kehilangan rasa semangatnya, ia berjalan naik ke atas kamarnya dan mengabaikan semua orang yang ada di rumah. Langkah kakinya berhenti tepat di pintu kamarnya. Tangannya mendorong pelan pintu kamarnya, saat pintu terbuka, aroma khas milik Rea menyeruak masuk ke indra penciuman nya.
Elang suka aroma ini, perpaduan aroma bunga dan buah yang menyegarkan. Elang memejamkan matanya menghirup dalam-dalam wanginya. Seakan-akan jiwanya masih ada disini namun raganya sudah pergi.
Elang melangkah masuk ke dalam dan menutup kembali pintunya. Ia menatap ke arah meja rias, dimana banyak perlengkapan make-up milik Rea dan beberapa aksesoris miliknya. Kakinya melangkah ke arah ranjang dan duduk di tepian dengan tangan yang terulur untuk mengambil sebuah foto. Foto pernikahannya dengan Rea yang terpajang di atas meja.
Tangannya mengusap pelan foto tersebut, bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman. Bibirnya tersenyum namun matanya kembali berkaca-kaca. Ternyata sesakit ini jika harus merelakan seseorang yang sangat berarti dalam hidupnya untuk pergi selama-lamanya.
"Relain kamu pergi rasanya berat banget, aku ikhlas tapi aku belum rela kamu pergi" Lirihnya.
Ia memeluk foto tersebut dan lagi-lagi terisak pelan. Rea itu seperti bulan, yang selalu bersinar terang di langit malam. Rea selalu memperlihatkan senyumnya dan menunjukkan kepada orang bahwa hidupnya baik-baik saja, seakan-akan menjadi wanita yang hidup dengan penuh kebahagiaan.
Nyatanya itu semua hanya topeng, untuk menutupi segala kerapuhan dalam hidupnya. Sebenarnya, Rea hanya rindu dengan Ayahnya. Ia rindu menjadi putri kecilnya, dan dengan pelukannya yang nyaman.
Rea adalah sosok wanita yang tangguh, Elang sangat takjub dengannya. Mungkin saja jika Elang menjadi Rea, dia tidak akan sanggup hidup di dunia ini, mungkin saja dia sudah bunuh diri.
Dia Rea, wanita yang mampu bertahan untuk tetap hidup di dalam lingkungan yang kejam. Yang selalu di kelilingi dengan orang-orang yang berbuat seenaknya dengan dirinya. Dan sekarang, Rea sudah terlalu lelah untuk tetap bertahan. Ia bertahan hidup hanya untuk merasakan kebahagiaan, dan dia sudah mendapatkan kebahagiaan itu. Tugasnya untuk tetap bertahan di dunia ini sudah selesai kan? Dan sekarang dia benar-benar pergi untuk selamanya dan meninggalkan banyak kenangan yang berarti untuk orang-orang yang 'mencintainya'.
Elang, sosok lelaki yang memberi luka sekaligus kebahagiaan untuk Rea.
Disaat Elang sedang melamun tiba-tiba ia mendengar suara bayi menangis, dan tak lama kemudian pintu kamarnya terbuka menampilkan Dewi yang sedang menggendong bayi.
Dewi tersenyum ke arah Elang. Dewi juga sama seperti Elang, dia sedih dengan kepergian Rea. Namun saat melihat kondisi Elang, membuat hatinya bertambah sakit.
Langkah kakinya mendekat ke arah Elang dengan bayi mungil di gendongannya.
"Kamu ngga mau gendong anak kamu?" tanya Dewi pelan.
Elang menatap Dewi kemudian beralih menatap bayinya, terlihat bayi tersebut terus menangis sedari tadi. Tangannya terulur untuk mengambil alih gendongannya.
Saat bayi tersebut sudah berada di gendongannya mendadak tangisan bayi tersebut langsung berhenti. Elang dibuat diam, dia sedikit mengayunkan bayinya agar tenang.
Dewi tersenyum, "Giliran sama Ayahnya langsung diem" ucapnya dengan terkekeh pelan. Mencoba sedikit mencairkan suasana.
"Mami tinggal ya?" Elang menganggukkan kepalanya tanpa mengalihkan pandangannya.
Elang terlalu asik memandangi wajah anaknya. Bibir dan hidungnya mirip seperti Rea, Elang tersenyum tipis melihatnya yang tertidur dengan tenang di gendongannya.
"Alfa.."
"Nagendra Alfa Alterio" Bisiknya tepat di telinga sang bayi.
Elang memberi nama Alfa, sesuai dengan permintaan Rea. Rea memberi nama Alfa karena terinspirasi dari nama bintang.
Nagendra Alfa Anterio. Seorang anak laki-laki yang kuat dan bersinar seperti bintang, dan selalu memberikan nafas kehidupan kepada keluarganya.
Kini tatapannya beralih ke arah foto Rea yang terpajang di dinding kamarnya, kemudian tersenyum. "Aku akan jaga dan rawat anak kita sebaik mungkin. Aku akan berusaha jadi Ayah yang baik untuk Alfa"
"Beristirahatlah yang tenang"
"Istriku.."
[——END——]
14/7/2023
Finally cerita ini selesaiiii, huhu ga nyangkaa bisa nyelesaiin cerita inii setelah sekian lamaa...
Gimana endingnya??
Feelnya dapet ga nih?
Tolong tandai kalau ada typo yaaa
Maaf kalau bahasanya masih acak-acakan😄
Lanjut ext part ga nihhh
Kalo rame bakalan ada ext part
See uuuu...
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapuh
Teen FictionHanyalah kisah seorang gadis cantik nan lugu bernama Reana Aqeela Darmawangsa. Kisah seorang gadis yang harus menerima segala takdir hidupnya yang sangat membuatnya terluka. -Kesalahan yang mampu mengubah hidupku- __________ Jangan lupa sebelum ba...