10. Sifat Elang

4.9K 231 1
                                    

[Happy Reading]

Senyum manisnya seakan menjadi candu untukku -El

__________

Dengan lesu Rea masuk ke dalam apartemen milik Elang dan berjalan ke arah kamar. Membutuhkan waktu 15 menit untuk Rea membersihkan tubuhnya dan mengenakan pakaian santainya, ia hanya memakai celana pendek selutut dan kaos oversize bergambar kucing.

Rea menyandarkan punggungnya ke sofa yang berada di kamar. Tangan mungil Rea mengusap perutnya yang mulai terlihat membesar, Tiba-tiba di benaknya terlintas keinginan untuk memakan sesuatu.

"Makan bakso kayaknya enak deh" Gumamnya

Ia langsung teringat sintia, Rea membuka chat darinya yang belum ia baca.

Sijamet😍😎
Bumil lagi pengen sesuatu?

Sebenarnya Rea ingin sekali meminta tolong Sintia untuk membelikannya bakso yang sangat ia inginkan sekarang. Tapi kalau ia memintanya pasti Sintia akan tau keberadaannya yang sekarang, tinggal di apartemen Elang Ayah dari anak yang ada di kandungannya.

Rea
Aku lagi ngga pengen apa-apa

Sijamet😍😎
Kalau pengen sesuatu bilang yaa
Yaudah, gue mau nonton konser suami dulu, dahh😍

Read

Rea menelungkupkan wajahnya pada bantal, dan menghela nafasnya gusar. Sungguh, saat ini ia sangat sangat ingin memakan bakso, makanan berkuah dengan tambahan sambal yang sangat menggiurkan. Ah! Dengan memikirkannya saja membuat keinginan Rea bertambah. Handphonenya bergetar menandakan adanya telfon masuk, dengan malas dan tanpa melihat siapa yang menelponnya Rea langsung menempelkan ponsel itu ke telinga.

"Hallo"

"Re"

Rea langsung menegakkan kembali tubuhnya saat mendengar suara lelaki yang familiar dari ponselnya, saat ia melihat ke layarnya tertera nama Elang disana. Ia menepuk pelan dahinya, kenapa lalai sekali ia tidak melihat siapa yang menelponnya.

"Lo denger suara gue kan?"

"Denger kok, kenapa kamu telfon?" Tanya Rea

"Gue mau ke sana, barangkali lo pengen sesuatu biar gue beliin sekalian" Ucap Elang

Elang seperti cenayang yang tau saja kalau Rea sedang menginginkan sesuatu. Rea ingin mengatakannya namun ia merasa tidak enak.

"Eum... Aku pengen bakso, boleh?" Tanya Rea dengan pelan.

"Boleh, ada lagi?"

Rea tetap menggelengkan kepalanya meskipun tidak akan terlihat oleh Elang, "Ngga ada"

"Tunggu, bentar lagi gue kesana"

"Iya"

Setelah Elang menutup telfonnya, Rea sendiri sudah senyum-senyum tidak jelas. Akhirnya Rea memutuskan untuk menunggu kedatangan Elang di ruang TV. Rea duduk di bawah dengan beralaskan karpet dan menyetel TVnya menonton kartun.

Hampir setengah jam Rea menunggu akhirnya ia mendengar pintu apartemennya terbuka dan mendengar derap langkah Elang yang mendekat. Rea langsung berdiri dan melihat ke arah Elang yang juga menatapnya dengan mengangkat plastik berisi bakso. Elang sedikit terkekeh melihat Rea yang begitu senang saat dirinya menunjukkan bakso yang ia beli.

Rapuh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang