49. Perjuangan

2.2K 96 9
                                    

[Happy Reading]

.

__________

Sore harinya saat Rea selesai mandi, ia duduk di tepi kasur dengan tangan yang terus mengusap perutnya. Entah mengapa sedari siang perutnya terasa mulas, dan semakin lama rasanya semakin sakit. Seperti sekarang Rea sangat ingin tidur namun karena rasa sakit di perutnya itu membuatnya tidak nyaman dan tidak bisa tenang.

Elang yang baru saja membereskan barang-barangnya di luar sedikit panik melihat istrinya yang terlihat sedang kesakitan. Dengan langkah lebar ia mendekat ke arah Rea.

"Are you okay?" Elang berjongkok di hadapan Rea dan mengusap perutnya.

Rea menatap wajah Elang dan menggeleng pelan, "perut aku sakit"

"Kamu mau melahirkan?" tanya Elang dengan melotot.

Melihat hal itu membuat Rea mampu terkekeh pelan di sela-sela sakitnya. "Tapi HPL nya 3 hari lagi, El"

"HPL cuma perkiraan"

"Tapi-"

"Sebentar" Elang memotong ucapan Rea dan buru-buru keluar untuk memanggil Dewi.

Tak lama Dewi masuk ke kamarnya dan langsung duduk di samping Rea. "Perutnya sakit?" tanyanya dengan tangan yang mengusap perut Rea.

Rea mengangguk pelan. Kemudian Dewi menghela nafas pelan dan menatap ke arah Elang yang berdiri di hadapannya. "Ayo ke rumah sakit"

"Tapikan Rea belum mau melahirkan" ucapnya kepada Dewi.

"Gaada salahnya kita pergi ke rumah sakit, untuk berjaga-jaga" balas Dewi dengan tersenyum.

"Ayo El"

Elang mengangguk cepat, tangannya mengambil kunci mobil yang tergeletak di atas meja kemudian mengambil tas yang berisikan keperluan Rea dan bayinya. Dewi membantu Rea berjalan keluar dan masuk ke dalam mobil. Elang fokus mengendarai mobilnya dengan sesekali melihat ke arah Rea yang duduk di belakang dari kaca spion.

Dengan kecepatan sedang Elang mengendarai mobilnya, selang beberapa menit mereka sampai di rumah sakit. Elang dengan sigap langsung mengambil kursi roda yang sudah disediakan dan membantu Rea duduk. Sedangkan Dewi mengurus pendaftarannya.

Seorang perawat mendekat ke arah Elang dan langsung mengambil alih kursi roda yang diduduki oleh Rea. Dan, membawanya ke ruangan. Rea berbaring di atas brankar. Tak lama seorang dokter masuk ke dalam dan memeriksa keadaan Rea.

"Saya periksa dulu ya bu" ucap dokter tersebut.

Selesai di periksa dokter tersebut kemudian menatap Rea. "Ibu sudah memasuki pembukaan 3"

"Sakit dok" ucap Rea dengan suara pelan.

Dengan tersenyum ramah dokter tersebut berucap, "hal ini wajar karena Ibu terus mengalami kontraksi akibat janin yang terus berusaha menuju mulut rahim"

Dokter tersebut membalikkan badannya dan menatap ke arah Elang dan juga Dewi. "Kalau ada apa-apa segera panggil saya" ucapnya kemudian beranjak pergi dari ruangan.

Setelah Dokter tersebut pergi, Dewi  langsung mendekat ke arah Rea. Ia terus mengusap pelipis Rea yang terus mengeluarkan keringat. Sedangkan Elang sedang mengurus segala administrasi dan ingin memindahkan Rea ke ruang VVIP. Ia akan memberikan yang terbaik untuk istri dan calon buah hatinya.

Rapuh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang