4. Kebenaran

5.3K 262 5
                                    

[Happy Reading]

Sahabat yang benar-benar tulus padamu tidak akan pernah sekalipun meninggalkanmu dalam kondisi apapun.

__________

Rea mengusap perut ratanya yang didalamnya terdapat janinnya. "Gimana kalau nanti Ayah tau"

Tak kuasa Rea menahan tangis, ia bingung sekarang, apa ia mampu membesarkan janinnya selama 9 bulan dan akan bagaimana hidupnya saat anak ini lahir tanpa seorang Ayah, sungguh Rea tak tahu lagi bagaimana kedepannya.

Mau bagaimanapun bayi ini tak bersalah, Rea memutuskan untuk periksa ke dokter kandungan supaya lebih jelas mengenai kehamilannya.

Selesai membersihkan badannya dan menggunakan sweater Rea bergegas pergi. Ia menaiki taksi untuk ke rumah sakit tujuannya. Sampainya di rumah sakit Rea langsung masuk ke dalam dan berjalan menuju ruang spesialis kandungan, sebelumnya ia sudah memberitahu dokternya bahwa ia akan datang kesini.

Rea mengetuk pintu ruangan tersebut dan ia membukanya saat suara dari dalam menginterupsinya agar masuk.

"Hay Re, apa kabar? Lama ngga ketemu" Sapa seorang dokter wanita yang bername tag Caca.

"Baik kak"

"Ada apa kamu ke sini?" Tanyanya

"Rea mau periksa kandungan" Ucap Rea dengan sedikit menunduk.

Jelas otak Caca langsung konek dengan ucapan Rea, namun tetap saja ada rasa tidak percaya. Caca menyuruh Rea agar berbaring dan ia memeriksanya, benar adanya bahwa Rea memang sedang mengandung dan usia kandungnya baru 1 minggu, sungguh Caca syok melihatnya.

Kenapa bisa Rea begitu akrab dengan Caca? Karna Caca adalah kakak kandung dari Sintia, sebab itulah mereka saling kenal dan akrab.

Re merubah posisinya menjadi duduk sedangkan Caca masih berdiri di samping Rea.

"Rea harus gimana kak" Ucap Rea sendu.

"Apa Rea gugurin aja? Tapi Rea ngga mau berbuat dosa lebih dengan membunuh bayi yang ngga berdosa" Lirih Rea

"Jangan gila kamu Re! Dia anak kamu" Tutur Caca

"Rea takut kak, Rea takut besarin kandungan ini sendirian" Ucapnya dengan terisak pelan.

Caca prihatin dengan Rea lantas ia memeluknya dan mengusap punggung Rea yang tampak bergetar. "Ada kakak dan Sintia yang selalu ada disamping Rea"

Rea menggelengkan kepalanya, "Sintia pasti ngga akan mau temenan lagi sama Rea, Sintia pasti jijik deket-deket Rea"

"Apa pacar kamu adalah Ayah dari anak yang ini?"

"Bukan, Rea ngga kenal siapa lelaki itu"

Baiklah, Caca tidak akan bertanya lebih jauh. Ia memberikan beberapa vitamin kandungan untuk Rea, "Diminum ya"

"Kamu ke sini naik apa?" Tanya Caca

"Aku naik taksi"

"Yaudah ayo kakak anter pulangnya"

***

Keesokan harinya, pagi-pagi Rea sudah diributkan dengan omelan Gea.

Rapuh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang