31. Menjenguk Rea

3.2K 148 2
                                    

[Happy Reading]

__________

Setelah mendapat alamat dari Sintia, Fian langsung menuju ke rumah sakit, tempat di mana Rea berada sekarang. Fian mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata-rata, dari kejauhan matanya tak sengaja melihat seorang anak kecil perempuan yang sedang duduk menangis di trotoar.

Fian memelankan laju motornya dan berhenti tepat di depan anak tersebut. Ia turun dari motor dan melepas helm fullface nya. Kemudian ia berjongkok di samping anak tersebut, "Kamu kenapa?"

Anak perempuan tersebut mendongakkan kepalanya saat merasakan usapan di kepalanya, namun bukannya menjawab anak perempuan tersebut malah semakin menangis tersedu-sedu dan terlihat seperti ketakutan.

Fian sedikit panik saat orang yang berlalu lalang menatap aneh dan curiga kepadanya. "Jangan takut! Kakak bukan orang jahat kok"

Anak perempuan tersebut mencoba memberanikan diri untuk menatap wajah Fian, dengan mata sembab dan bibir bergetar membuat Fian menjadi iba. "Kamu kenapa?" tanyanya sekali lagi.

"A-aya s-se..dih" ucapnya terbata-bata.

"Aya ha-rus beliin i-ibu obat, t-tapi tisu Aya ng-ngga ada yang ma...u beli" Lanjut Aya dengan suara bergetar dan sesenggukan.

Fian menatap satu plastik besar berisi banyak tisu yang masih utuh, tak terjual satu pun. "Rumah kamu di mana?"

"Aya ngga punya rumah" Lirih gadis mungil itu.

"Ayo Kakak anter kamu pulang" Ajak Fian namun dibalas gelengan kuat oleh Aya.

"Ngga...Aya harus jual tisu ini! Aya mau ibu sembuh, Aya harus dapet uang"

"Kakak yang beli semua tisu kamu!" tutur Fian, ia mengeluarkan empat lembar uang berwarna merah dan menyerahkannya ke Aya.

"Ini kebanyakan Kak" tolak Aya.

"Buat Ibu berobat dan beli makanan yang enak sama Ibu!" Fian memasukkan uang tersebut ke dalam tas kecil yang Aya pakai.

"Tap-"

"Kakak bawa tisunya ya, maaf kakak ngga bisa anter kamu pulang" Fian melihat jam yang melingkar di tangannya dan jarum jam menunjukkan pukul 11.09, ia harus sampai di rumah sakit sebelum jam 12.00. Ia jadi tak enak hati, niat awal dia ingin mengantarnya pulang tapi saat melihat jam sepertinya tidak bisa.

"Kakak bawa semuanya! Kan kakak beli semua" Aya menyerahkan satu plastik besar yang berisi tisu itu kepada Fian.

"Kakak ambil 2 aja, sisanya bisa kamu jual lagi, Kakak pamit ya! Hati-hati pulangnya" pamit Fian dan mengusap kepala Aya dengan lembut.

Fian memakai kembali helmnya dan mulai menyalakan motornya. Ia melambaikan tangannya ke arah Aya sebelum menjalankan motornya.

Gadis 7 tahun itu tersenyum senang, Kakak itu baik sekali, itu yang ada di pikiran Aya sekarang. Aya senang ia bisa membeli obat dan makanan untuk Ibu.

Semoga Aya bisa ketemu lagi sama Kakak baik dan balas semua kebaikan kakak Batin Aya.

Fian mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, rumah sakitnya masih lumayan jauh dan sebentar lagi jam besuknya akan ditutup, jam 12.00 sampai 13.00 WIB. Sempat mengumpat saat beberapa kendaraan ugal-ugalan di sebelahnya.

Sampai di rumah sakit Fian langsung memarkir motornya dan berlari ke arah pintu masuk. Dari kejauhan Fian dapat melihat satpam yang hendak menutup pintunya, ia menambah kecepatan berlarinya.

Rapuh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang