21. Masih sama

4K 178 1
                                    

[Happy Reading]

Tuhan punya rencana yang baik saat kita bertemu orang yang salah.

__________

Elang bangun dengan tergesa-gesa saat menyadari bahwa Rea sudah tidak ada di sampingnya. Ia buru-buru keluar dari kamar dan mengecek keberadaan Rea, saat berada di dapur matanya melihat adanya makanan dan satu sticky notes yang terletak di atas meja makan. Ia mendekat ke arah meja dan mengambil sticky notes yang Rea tulis tersebut.

Jangan lupa sarapannya! Maaf aku berangkat lebih dulu dan ngga pamit sama kamu.

Elang menghela nafasnya, kemudian ia mendudukkan tubuhnya di atas kursi. "Gue jadi overthinking gara-gara sifat lo yang berubah Re" ujar Elang dengan mengusap wajahnya kasar.

Hari ini ia tidak akan berangkat ke sekolah, karena untuk kelas XII sudah tidak wajib berangkat. Ia memutuskan untuk mandi dan berangkat ke kantor Papinya.

Sedangkan di lain tempat Rea berangkat ke sekolah menggunakan angkot. Sampainya di sekolah, Rea langsung turun setelah membayar ongkosnya.

"Sikap aku keterlaluan ngga ya?" tanya Rea dengan dirinya sendiri, ia jadi merasa tidak enak dengan Elang.

"Tau deh" Rea mencoba tidak peduli, toh Elang juga pasti akan acuh acuh saja.

Koridor kelas XII terlihat ramai, hari ini adalah hari terakhir mereka berangkat ke sekolah, setelah ini mungkin akan ada informasi tentang kelulusan mereka.

Tak ayal banyak siswi yang sedari tadi terus memperhatikannya. Rea sendiri mencoba tidak peduli dan terus berjalan dengan pandangan lurus, namun di saat ia melewati gerombolan perempuan kelas IPS 3 Rea langsung dihadang oleh salah satu dari mereka. Memang para perempuan di kelas ini terkenal dengan kejulidannya, maka dari itu siapapun yang mereka lihat pasti akan menjadi bahan omongan, dan suka sekali menilai penampilan.

"Ada yang beda dari lo" ucap seorang siswi yang Rea ketahui name tagnya bernama Tina.

"Badan lo jadi agak gendutan terus seragam lo ganti ya?" tanya siswi lain.

Rea hanya diam tidak menjawab pertanyaan mereka, sedangkan Tina terus-terusan menelisik pakaian Rea. "Udah kan? Permisi" Rea melenggang pergi dari hadapan mereka. Sangat risih jika terus-terusan berhadapan dengan mereka.

"Kaya ada yang aneh" gumam Tina setelah Rea pergi dari hadapannya.

Menghela nafasnya sejenak sebelum ia menginjakkan kakinya masuk ke dalam kelas, seketika semua pasang mata yang ada di sana langsung mengalihkan pandangannya ke arah Rea, meski hanya sekejap dan setelahnya mereka kembali sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Rea tersenyum lebar kemudian berjalan lebar ke arah kursinya.

"Hay" sapa Rea kepada Sintia namun Sintia hanya mengacuhkannya.

"Zal, jadi ngga bersih-bersih kelasnya?" tanya Sintia kepada Rizal -ketua kelasnya.

Senyum Rea luntur di saat Sintia terus mengabaikannya. "Jadi" jawab Rizal.

"Diem woy" teriak Rizal menyuruh teman-teman agar diam tapi bukannya diam malah tambah ramai layaknya pasar.

"DIEM NJING"

"..."

Seketika kelas langsung sunyi dan tidak ada yang membuka suaranya, bahkan ada yang sempat terjungkal karena sedang bermain kursi dan terkejut mendengar teriakan Rizal.

Rapuh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang