30. Keadaan Rea

3.5K 160 1
                                    

[Happy Reading]

__________

1 minggu kemudian

Setelah 1 minggu berlalu semenjak kejadian itu kini keadaan Rea mulai membaik, meski terkadang Elang masih melihat Rea yang menatapnya dengan pandangan kosong. Dalam 1 minggu itu juga Elang selalu ada di samping Rea. Entah dapat informasi dari mana sehari setelah kejadian itu, kedua orang tuanya langsung datang ke rumah sakit.

Dewi langsung memarahinya karena tidak memberi tahu mereka tentang kondisi Rea yang sakit. Pada saat itu Rea sempat histeris melihat kedatangan kedua orang tuanya. Dan hari ini mereka bersyukur karena kondisi Rea sudah lebih membaik dari sebelumnya dan tidak berteriak histeris ketika melihat orang lain.

"Re, makan ya" Rea menggelengkan kepalanya dan menutup mulutnya menggunakan sebelah tangannya.

"Kamu belum makan dari semalem, makan ya" Bujuk Elang.

"Ngga mau" Elang menghela nafasnya pelan, ia duduk diam di kursi sebelah brankar dengan tangan yang di silangkan ke dada.

Rea yang terus di tatap oleh Elang terus menunduk dengan memainkan jari jemarinya. 6 hari yang lalu saat kedatangan kedua orang tuanya, Rea langsung di pindahkan ke ruang VIP yang ada di rumah sakit tersebut, itu semua atas dasar paksaan dari kedua orang tuanya dan mereka juga yang akan membayarnya.

"Hallo" Seru Sintia masuk ke dalam ruangan.

Yang pertama ia lihat adalah sepasang suami-istri yang saling diam, "Kenapa nih?"

"Bujukin Rea biar mau makan! Dari semalem dia belum makan apapun" Pinta Elang dan ia langsung berpindah ke sofa membiarkan Sintia duduk di dekat Rea.

"Aku ngga mau makan! Makanannya ngga enak" ucap Rea pelan.

"Aku tau! Makanya aku bawain ini buat kamu" Sintia membuka totebag yang ia bawa dan mengeluarkan kotak nasi dengan satu botol jus mangga dari dalam.

"Mama masak ini buat kamu, habisin ya! Biar cepet sembuh" Sintia membuka kotak makannya dan tersenyum manis ke arah Rea.

Tadi pagi Mamanya membuatkan chiken Katsu untuk Rea, dan sebagai pelengkap Sintia juga membuatkan jus mangga dengan gula yang sedikit untuknya.

Elang termenung, ia baru sadar kalau Rea selalu menolak makan karena dia tidak menyukai bubur, sedangkan rumah sakit hanya menyediakan bubur untuknya. Pada dasarnya Rea yang tidak menyukai bubur langsung menolaknya, entah itu bubur rumah sakit atau bubur ayam yang ada di pinggir jalan ia tetap tidak suka, pokoknya yang berbau bubur Rea tidak menyukainya.

"Maaf ya! Aku harus pergi sekarang" ucap Sintia tak enak hati, ia harus pergi menjemput kakaknya yang pulang dari tugasnya di bandara.

Rea tersenyum dan menganggukkan kepalanya dua kali, "Iya ngga papa"

"Sore nanti aku ke sini lagi temenin kamu"

"El, gue pamit ya! Jagain Rea" Pamitnya, Sintia akan merubah cara bicaranya menjadi lebih lembut ke Rea, dan mungkin ia akan membiasakan hal itu untuk kedepannya. Ingat! Hanya untuk Rea, tidak untuk teman-temannya yang lain.

Rapuh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang