[Happy Reading]
Kisahnya memang singkat namun kenangannya masih melekat erat.
__________
Fian berdiri di depan rumah mewah minimalis berlantai 2 itu dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Menghela nafas pelan dan mendorong motornya ke dalam garasi kemudian membuka pintu rumahnya dengan kunci cadangan yang ia bawa.
Melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah tersebut dan memandangi setiap sudut rumahnya yang memiliki banyak kenangan untuknya dan keluarganya. Ia mendekat ke meja yang terdapat banyak figura disana.
Mengambil salah satu diantaranya, memandang foto tersebut dengan tatapan rindu yang teramat dalam. Di foto tersebut terlihat kedua orang tuanya dan kembarannya yang saling melempar senyum ke arah kamera, terlihat seperti keluarga yang sangat harmonis.
Fian mengusap figuran tersebut dan tersenyum getir, senyum yang selalu mereka perlihatkan kini lenyap dan tidak akan pernah Fian lihat kembali. "Fian kangen Ayah, Fion, dan Bunda"
Ayahnya meninggal disaat ia baru lulus SMP, disaat itu Bunda sempat depresi dan dalam waktu beberapa bulan kondisi Bunda membaik. Keadaan Bunda kembali drop saat kabar duka kembali menyelimuti keluarganya, Fion meninggal dengan tragis.
Semuanya berubah semenjak Fion meninggalkan keluarganya untuk selama-lamanya. Fian yang selalu ceria dan menampilkan senyumnya kepada siapapun kini semuanya hilang, dan sekarang hanya ada Fian yang kasar, menjadi berandal, pecandu rokok, bahkan sering mabuk-mabukan. Ia pun seperti hidup seorang diri tanpa siapapun disampingnya, Bunda yang selalu menyemangatinya kini tidak pernah lagi ada di sisinya, dia menjadi gila kerja dan tidak betah di rumah, meskipun masih sering saling bertanya tentang kabar melalui handphone.
Fian meluruhkan tubuhnya ke lantai dengan memeluk figuran tersebut, "Fian cape yah, tolong jemput Fian! Fian pengen ketemu sama Ayah juga Fion" Ia terisak.
Tanpa ada yang mengetahui, di balik sosok Fian yang urakan dan kasar terdapat jiwa yang rapuh dan membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekatnya.
Rea, gadis yang membuat kehidupan Fian lebih berwarna kini terlihat seperti iblis di matanya, iblis yang kejam dan menghancurkan semua dunianya. Disaat dekat dengan Rea, Fian selalu tidak bisa mengontrol dirinya supaya tidak menyakiti gadis itu, gadis yang ia cintai. Ia merasa seperti memiliki 2 kepribadian yang selalu saja ingin menyakiti Rea, ia sendiri pun tidak tahu, terkadang ego dan emosinya terlalu tinggi sampai-sampai ia hilang kendali.
Setiap ia menyakiti Rea ia selalu teringat dengan perkataan Bundanya.
Jangan pernah kamu sakiti perempuan bahkan sampai kamu berani bermain tangan dengannya, kalau kamu ngelakuin hal itu sama saja kamu menyakiti Bunda.
"Maafin Fian, Fian ngelanggar ucapan Bunda" Fian menjambak rambutnya dengan kasar, dadanya saat ini bergemuruh dan hawanya mendadak panas.
"Sayang..." Gumam Fian dengan mengusap foto polaroid yang memperlihatkan wajah Rea yang tersenyum manis disana.
"Maaf, aku minta maaf" Sesal Fian dengan air mata yang terus meluruh membasahi kedua pipinya.
"Maaf ngga bisa buat kamu bahagia, seperti apa yang kamu inginkan selama ini. Aku akan mengabulkan keinginan kamu! pergi dari kehidupanku, membiarkan kamu dicintai oleh laki-laki yang lebih baik dan lebih pantas dari aku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapuh
Teen FictionHanyalah kisah seorang gadis cantik nan lugu bernama Reana Aqeela Darmawangsa. Kisah seorang gadis yang harus menerima segala takdir hidupnya yang sangat membuatnya terluka. -Kesalahan yang mampu mengubah hidupku- __________ Jangan lupa sebelum ba...