[Happy Reading]
•
__________
Usia kandungan Rea kini memasuki bulan ke-6. Selama itu pula sikap Elang semakin perhatian dan posesif dengannya. Perutnya pun kin sudah sangat besar, Rea sendiri sedikit heran kenapa perutnya sudah seperti 8 bulan padahal kandungannya baru 6 bulan.Karena perutnya semakin besar, bayi yang ada di dalam pun semakin aktif. Pernah sewaktu-waktu bayi yang ada di kandungnya tiba-tiba menendang, karena hal itu pertama kali bagi Rea dia merasa terkejut sekaligus sakit pada perutnya. Tapi setelah Rea konsultasi dengan Caca -Dokter kandungan sekaligus Kakak Sintia dia bilang tidak apa-apa, bayi yang suka menendang pertanda bayi yang ada di kandungan Rea itu sehat.
Rea langsung menceritakan hal itu kepada Elang, awalnya Elang kurang percaya tapi setelahnya dia juga penasaran. Maka dari itu setiap ada kesempatan di dekat Rea, Elang selalu menempatkan tangannya di atas perut buncit Rea, dia menunggu setiap malamnya.
Karena bayinya tak juga menendang Elang menjadi kesal. "Ngga nendang! Kamu bohong ya"
"Enggak! Ngapain aku bohong sama kamu" ujar Rea.
Elang yang sudah teramat sangat kesal akhirnya menurunkan tangannya dari perut Rea yang tertutupi daster pinguin. Belum sempat tangannya turun sepenuhnya tiba-tiba Elang merasakan pergerakan yang sedikit keras dari perut Rea, dia menendang.
"Beneran nendang" gumam Elang melongo tak percaya.
"Hayoo anak Ayah lagi main bola yaa"
"Coba tendang lagi" Tanpa diduga calon bayinya itu menendang lagi dan hal itu membuat Elang bersorak.
Rea yang posisinya sedang merebahkan tubuhnya lantas tertawa melihat Elang yang semakin gencar mengajak perutnya berbicara. Sesekali Rea meringis saat dirasa tendangan dari bayinya terlalu kuat, mungkin kesenengan diajak main bapaknya.
Hari ini, siang nanti Rea akan melakukan USG. Sebelumnya Rea sudah membuat janji dengan Caca dan Rea mendapat jadwal jam 11.00 WIB.
"Kenapa belum siap-siap? Katanya mau ke rumah sakit?" tanya Elang heran saat melihat Rea yang masih bersantai di ruang TV dengan daster kesayangannya.
"Nanti, sekarang masih jam sembilan" jawab Rea, yakan ngapain buru-buru.
Elang hanya bergumam mendengar jawaban dari Rea. Dia ikut mendudukkan tubuhnya di samping Rea.
"Kamu pengennya anak laki-laki atau perempuan?" tanya Rea menatap wajah Elang.
"Mau itu laki-laki ataupun perempuan, bagi aku semuanya sama! Yang penting bayinya sehat" ucap Elang tulus.
Elang mengusap kepala Rea dengan lembut dan tersenyum ke arahnya. Rea yang melihat Elang tersenyum lantas ikut menyunggingkan senyumnya.
Saat pertama kali bertemu Elang, Rea pikir dia tidak akan bisa menerimanya, tapi ternyata lambat laun baik Elang maupun Rea mulai menerima keadaan. Memang takdir mereka seperti ini, dipertemukan dengan cara yang mungkin menurut banyak orang salah, tapi bagi mereka tidak! Bayi yang tidak berdosa itu nantinya tidak pantas jika disebut 'anak dari sebuah kesalahan' atau lebih kasarnya 'anak haram'.
***
Pukul 10.15 WIB
Rea sudah siap dengan dress longgarnya selutut dengan tas selempang di pundaknya. Dia menunggu Elang di ruang TV, setelah menunggu kurang lebih 2 menit Elang keluar dari kamar dengan hoodie abu-abunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapuh
Teen FictionHanyalah kisah seorang gadis cantik nan lugu bernama Reana Aqeela Darmawangsa. Kisah seorang gadis yang harus menerima segala takdir hidupnya yang sangat membuatnya terluka. -Kesalahan yang mampu mengubah hidupku- __________ Jangan lupa sebelum ba...