[Happy Reading]
•
__________
3 hari kemudianAkhirnya hari yang Rea tunggu-tunggu sekarang telah tiba. Ya! Rea sudah dinyatakan sembuh dan boleh pulang dari rumah sakit, sebenarnya Rea sudah diperbolehkan pulang dari kemarin. Hanya saja Elang yang kekeuh untuk tetap di rumah sakit sampai Rea benar-benar seratus persen sembuh.
Kedua orang tua Elang pun ada di rumah sakit untuk menjemput Rea.
"Udah ngga ada yang sakit kan?" tanya Dewi, Rea menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Dewi.
Dewi dan Rea duduk di sofa sedangkan Elang sedang membereskan barang-barang Rea ke dalam tas besar. Rey -Papi Elang berada di lantai bawah, dia sedang mengeluarkan mobilnya dari parkiran rumah sakit.
"Udah siap?" tanya Elang.
Rea menganggukkan kepalanya dengan semangat, ia sudah tidak sabar pulang ke rumah. Berada di rumah sakit sangat membosankan untuknya dan siapa si yang mau berlama-lama berada di rumah sakit.
"Yaudah yuk! Papi udah nunggu di bawah" ajak Dewi.
Kedua perempuan berbeda usia itu berjalan lebih dulu di depan Elang yang membawa barang milik Rea. Tampak jelas wajah Rea yang memancarkan kebahagiaan. Terlihat dari senyum yang terukir di wajahnya.
Saat mereka sampai di lantai bawah, sudah ada Rey yang menunggu mereka di lobby. "Udah ngga ada yang ketinggalan?" tanya Rey memastikan.
"Ngga ada Pi"
Kemudian mereka langsung keluar dari gedung rumah sakit dan masuk ke dalam mobil milik Rey. Soal administrasi rumah sakit sudah di urus oleh Dewi sejak awal, dan semua keperluan Rea di rumah sakit pun Dewi yang mengurusnya.
Awalnya Elang yang akan mengurus semuanya tapi niat tersebut langsung di tolak mentah-mentah oleh Dewi. Mereka sempat beradu argumen saat itu, tapi karena ucapan Dewi yang tak terbantahkan akhirnya Elang mengalah. Meskipun dia orang tuanya, tapi tetap saja Elang merasa tidak enak jika harus membebani mereka, lagi.
Keadaan di dalam mobil dipenuhi dengan suara Rea dan Dewi yang asik berbincang-bincang. Elang sendiri fokus menatap padatnya jalan raya yang dipenuhi kendaraan sedangkan Rey yang fokus menyetir dengan sesekali menyauti ucapan Dewi.
Tak terasa mereka sudah sampai di depan gedung apartemen yang Elang tempati. Elang keluar terlebih dahulu dan meregangkan tubuhnya yang pegal. Kemudian ia mengambil barang-barang Rea yang berada di bagasi.
"Kalian masuk aja dulu" titah Dewi.
"Mami mau kemana?" tanya Elang penasaran dengan tangan yang menutup pintu bagasinya.
"Mami mau bicara sesuatu sama Papi sebentar, nanti Mami nyusul ke dalem"
"Oke" singkat Elang.
Elang dan Rea mulai berjalan masuk ke dalam gedung apartemennya. Saat berjalan pun tangan Rea tak lepas dari genggaman Elang. Disaat melewati lobby apartemen tiba-tiba tangan Rea terlepas dari genggaman Elang dan hal itu membuat Elang terkejut dengan pergerakan Rea.
"Ayah!" seru Rea.
Seseorang yang sedang duduk di sofa lobby itu lantas mendongakkan kepalanya menatap sang putri.
Rea mempercepat langkahnya mendekat ke arah Ardi -Ayah kandungnya. Sedikit mengherankan kenapa Ardi bisa ada di sini, tapi hal itu tidak Rea pikirkan. Ia terlalu senang melihat Ayahnya ada disini.
"Ayah" panggil Rea setelah berdiri di depan Ardi.
"Rea kangen sama Ayah" ucapnya, Rea semakin mendekat ke arah Ardi dan akan memeluknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapuh
Teen FictionHanyalah kisah seorang gadis cantik nan lugu bernama Reana Aqeela Darmawangsa. Kisah seorang gadis yang harus menerima segala takdir hidupnya yang sangat membuatnya terluka. -Kesalahan yang mampu mengubah hidupku- __________ Jangan lupa sebelum ba...