18. Berubah

4.2K 185 0
                                    

[Happy Reading]

Kamu tidak merebut, aku tidak meninggalkan. Dunia punya naskah yang harus berjalan.

__________

Pagi-pagi Rea sudah disibukkan dengan menyiapkan sarapan untuknya dan juga Elang. Setelah berkutat dengan alat-alat masaknya akhirnya nasi goreng udang yang Rea buat telah tersaji di atas meja. Menepuk-nepuk kedua tangannya pertanda ia sudah menyelesaikan masakannya, ia mulai membereskan dapur dan alat bekas masaknya yang masih berserakan.

Elang turun ke bawah sudah lengkap dengan seragam sekolahnya, matanya menatap Rea yang masih sibuk membereskan dapur dan belum menyadari kedatangannya.

"Sarapan dulu" Mendengar suara Elang lantas Rea menolehkan kepalanya ke asal suara.

"Tanggung, bentar lagi"

Elang duduk di kursi meja makan dan menopang dagu menggunakan tangannya, matanya fokus memperhatikan gerak-gerik Rea. Selesai dengan kegiatannya, Rea melangkah mendekat ke meja makan, detik itu juga dahinya berkerut saat melihat Elang yang hanya diam dengan menopang dagu.

"Kenapa ngga langsung makan?"

"Nunggu kamu" Ucap Elang

"Cepet makan, ntar kesiangan" Titah Rea.

"Santai aja kali, lagian ngapain masih disuruh berangkat toh kita udah lulus"

Rea menggelengkan kepalanya pelan mendengar penuturan Elang, kemudian mereka mulai menikmati makanan mereka dengan tenang, hanya ada suara dentingan sendok dan piring yang beradu di ruang makan. Selesai dengan sarapannya mereka langsung bersiap untuk berangkat ke sekolah.

"Hari ini kayaknya aku ngga bisa jemput kamu! Aku di panggil Papi suruh ke kantor" Ucap Elang dengan tangan yang menutup pintu apartemennya.

Rea hanya menganggukkan kepalanya, ia bisa pulang naik angkot nanti. Mereka berjalan beriringan dengan tangan yang saling bertautan, lebih tepatnya Elang yang menggenggam tangan Rea. Mereka masuk ke dalam mobil dan memasang seatbelt, Elang mulai menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Elang memberhentikan mobilnya di depan halte, ia terpaksa menuruti kemauan Rea untuk menurunkannya di depan halte. Rea mengancamnya kalau ia tidak mau berhenti di depan halte maka Rea akan mendiaminya seharian penuh. Tentu Elang tidak akan mau, baru juga nikah masa harus diem-dieman.

"Jangan beli makanan yang aneh-aneh! Sekalian buat ongkos pulang, naik taksi aja" Elang memberikan selembar uang berwarna biru dan menyimpannya di dalam tas Rea.

"Aku masih ada simpenan uang kok! Buat kamu aja" Ujar Rea

"Ini udah jadi kewajiban aku nafkahin kamu, gunain baik-baik" Ucap Elang

"Nih jangan lupa" Elang mengulurkan tangan kanannya di depan wajah Rea.

Rea terkekeh kemudian ia mencium tangan Elang dan keluar dari mobilnya, ia mulai melangkah masuk ke dalam sekolah. Selama perjalanan menuju kelasnya, Rea berjalan dengan kepala yang sedikit menunduk dan tangan yang memegang tali tasnya.

Sampainya di dalam kelas ia langsung mendudukkan tubuhnya di kursi. Satu-persatu murid mulai datang, namun seseorang yang Rea tunggu kehadirannya tidak muncul sedari tadi.

Rapuh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang