11. With him

4.6K 229 1
                                    

[Happy Reading]

Egois yang akan menghancurkan, kehilangan yang akan menyadarkan.

__________

Pagi-pagi sekali Rea sudah berdandan rapi dengan pakaian casualnya. Malam tadi setelah Elang pergi dari apartemennya, ia langsung mendapatkan pesan dari nomor Elang. Karna hari ini weekend jadi Elang berinisiatif mengajak Rea untuk jalan-jalan, tentu saja Rea sangat senang saat mendapat ajakan Elang.

Maka dari itu sekarang ia sedang bersiap-siap, saking excitednya Rea selesai berdandan pukul 7 pagi, padahal Elang akan menjemputnya pukul 9. Bisa dibayangkan sepagi apa Rea mulai berdandan.

Rea memakai rok hitam pendek diatas lutut dengan kaos putih polos, tidak ada baju lain yang bagus menurutnya selain baju ini. Ia bisa saja mengambil pakaiannya yang ada di rumah ayahnya, namun ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak menapakkan kakinya di rumah itu lagi.

Ia menguncir rambutnya menjadi seperti ekor kuda kemudian membenarkan poninya yang berantakan. Matanya melirik ke arah jam yang baru menujuk ke pukul 07.18 WIB.

"Kenapa aku jadi ngga sabar ya?" Gumamnya

Rea duduk di kursi meja makan dan memakan selembar roti tawar dengan susu strawberry yang ia buat tadi. Mengenai susu yang Elang buat semalam terpaksa Rea buang pagi tadi karna sudah basi, cukup mubazir sebenarnya tapi mau bagaimana lagi.

Cukup lama Rea berdiam di meja makan sampai satu notif muncul dari handphonenya mampu membuatnya tergesa-gesa.

Elang
Bentar lagi gue nyampe

Mata Rea membulat, itu artinya sebentar lagi Elang akan sampai disini untuk menjemputnya. Rea langsung mengambil tasnya yang berada di kamar kemudian memakai sepatunya. Ia dengan cepat berjalan ke arah pintu apartemennya saat bel berbunyi.

"Kok cepet banget jemputnya" Ucap Rea saat pintu sudah terbuka.

"Sengaja" Singkat Elang.

Elang menelisik penampilan Rea dan berdecak pelan, "Ngga ada baju yang lebih panjang gitu?"

Rea menggelengkan kepalanya dengan tangan yang sedang mengunci pintu apartemennya. Mereka masuk ke dalam lift dan sedari tadi Rea diam-diam memperhatikan Elang, sedangkan Elang yang merasa seperti sedang diperhatikan lantas menolehkan kepalanya ke samping dan saat itu juga matanya bertubrukan dengan Rea.

Ia sendiri gelagapan saat Elang menatapnya dengan intens, Rea langsung menundukkan kepalanya. Saat pintu lift terbuka, banyak remaja laki-laki ada disana dan hendak masuk ke dalam lift, mereka terpana dengan wajah dan penampilan Rea.

Hal itu membuat Elang berdecak sebal, lantas ia melepas jaketnya dan menyampirkannya ke pundak Rea sampai menutupi tubuhnya. Ia merangkul tubuh Rea dan berjalan menerobos para remaja itu yang menghalangi jalannya, terdengar jelas decakan kesal para remaja tersebut di telinganya.

"Masuk" Titah Elang dengan membuka pintu mobilnya.

Ia mulai menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Rea yang berada di sebelahnya sedari tadi terus diam tak membuka suaranya, Elang hanya acuh melihatnya. Sampainya di tujuan mereka berdua turun.

Rapuh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang