Sang ibu telah pergi ke Bandung sejak kemarin, tapi Anfal masih berada di Jakarta, beralasan jika ada beberapa pertemuan dengan klien yang tidak bisa ditunda. Padahal, selain alasan itu, dia juga merasa tidak siap mendengar Abbas mengucapkan ijab qobul dan menyebutkan nama Maira. Jadi dia memutuskan untuk datang saat acara di malam hari saja, memang pengecut, Anfal pun menyadari hal itu. Namun, tidak salah kan untuk menjaga hatinya yang telah koyak ini?
Di rumah berbeda, seorang gadis terpaku memandang cermin yang memperlihatkan perubahan dirinya 180 derajat dengan dulu. Kamila, gadis yang dulu selalu mengenakan pakaian seksi itu kini terlihat lebih sopan dengan gamis berwarna grey serta kerudung segi empat dengan warna senada. Dia memang belum bisa menjadi perempuan yang baik, tapi seiring berjalannya waktu, dia pasti bisa selama terus berusaha untuk memperbaiki diri.
Beberapa waktu lalu Kamila datang ke rumah Anfal, dan bertepatan dengan itu Maira pun ada di sana. Setelah sekian lama, akhirnya dia bisa bertemu langsung dengan perempuan yang amat Anfal cintai. Mereka berkenalan, dan alangkah takjubnya Kamila dengan Maira, yang selain memiliki wajah cantik, dia pun begitu menjaga dirinya. Penampilannya terlihat sangat sederhana, tapi meski begitu sangat meneduhkan bagi orang-orang yang memandangnya. Pantas jika Anfal begitu mencintainya, sebab Maira memang perempuan yang baik.
Satu hal yang semakin membuat Kamila kagum pada Maira adalah, ketika dia mengenal Haidar. Anak yang baru duduk di kelas 2 SD itu begitu manis. Haidar sangat sopan dan pandai mengatur kata-kata, Kamila dibuat sangat gemas ketika melihat anak itu berbicara dengan nada yang sopan dan selalu diiringi senyuman. Kamila terkesima, karena di umur Maira yang masih sangat muda, dia sudah menjadi ibu yang berhasil mendidik sang anak dengan baik. Padahal, bagi Kamila salah satu hal yang ditakutkan sebagai wanita ialah, menjadi seorang ibu. Kerena menurutnya menjadi seorang ibu adalah hal tersulit dan sebuah tanggung jawab yang besar. Namun dari Maira, Kamila berhasil menemukan sudut pandang baru, bahwa menjadi seorang ibu bukanlah hal mengerikan yang harus ditakuti oleh wanita.
Sejak hari itu, entah apa yang terjadi pada dirinya, perlahan banyak perubahan yang dia lakukan. Mulai dari membeli baju-baju tertutup, kerudung berwarna kalem, dan menolak tawaran pemotretan mengenakan pakaian seksi. Selain itu, dia juga banyak bertanya perihal agama kepada orang tuanya, yang dulu tidak pernah dia dalami. Salat yang sepertinya hanya setahun dua kali dia kerjakan di hari raya, perlahan kembali di pelajari dan kerjakan lima waktunya. Selain pada kedua orang tua, dia pun sering bertanya tanpa malu kepada Bu Aisha, sebab dia tahu Bu Aisha rajin datang ke pengajian. Tanpa diduga, dalam waktu kurang dari satu minggu, hatinya jadi merasa lebih tenang karena perubahan itu.
Semalam Bu Aisha mengirimkan pesan agar sore ini dia datang ke rumahnya, untuk menemani Anfal datang ke acara pernikahan Maira yang dilaksanakan di Bandung. Tentu saja Kamila tidak menolak perintah itu, dan dia sangat berharap semoga Anfal mau mengajaknya ke sana.
...
Baru saja turun dari taksi, Kamila melihat Anfal sudah berada di garasi, dengan penampilan yang telah rapi. Gadis itupun segera berlari masuk ke rumah Anfal.
"Assalamualaikum," sapa nya, terdengar sangat asing di telinga Anfal.
Anfal tidak jadi membuka pintu belakang mobilnya, memutar tubuhnya ke belakang, memandang tidak percaya penampilan Kamila dari atas sampai bawah. Diperhatikan seperti itu, Kamila pun berusaha menundukkan kepalanya seperti kebiasaan yang Maira lakukan.
"Waalaikumsalam."
"Anfal, Tante Aisha meminta aku—"
"I know. Ayo masuk, duduk di belakang, Mama masih larang aku nyetir sendiri. Jadi mobil ini akan dikendarai sopirku."
Kamila membeku. Pertama, dia terkejut saat mendengar Anfal tidak lagi menggunakan kata lo-gue. Kedua, dia terkejut karena Anfal membukakan pintu mobil untuknya. Atas perlakuan Anfal, Kamila jadi teringat dengan kisah inspiratif yang baru dibacanya semalam. Kisah Zulaikha yang mencintai Nabi Yusuf. Ketika Zulaikha mengejar cinta Nabi Yusuf, Nabi Yusuf berlari menjauhinya. Namun, ketika Zulaikha mengejar cinta Allah, Allah datangkan Nabi Yusuf untuknya. Apakah kisah indah itu juga akan dialami oleh Kamila? Sesungguhnya hanya Tuhan yang dapat membolak-balikkan hati manusia, Kamila selalu berdoa semoga Tuhan ridho untuk membalikkan hati Anfal agar mencintainya.
![](https://img.wattpad.com/cover/285117554-288-k636943.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Takut Salah Singgah
Romance(Sekuel Di Usia 16) Pengalaman pahit sekaligus menyakitkan di masa lalu membuat Maira tumbuh menjadi perempuan yang sulit untuk kembali jatuh cinta, dan beranggapan jika semua lelaki sama; manis diawal, lalu kemudian menyakiti. Jika dia terus berpik...