[45]

15.9K 1.7K 273
                                    

HAPPY READING DAN JANGAN LUPA VOTE NYA YAA

MAKASI

Satu hari berlalu namun Sheren masih enggan untuk bertemu dengan Albert. Sementara Albert masih setia menunggu Sheren di luar ruang rawat istrinya itu.

"M-maafkan Daddy.."

Entah sudah berapa kali Albert melontarkan perkataan yang sama semenjak kemarin. Tidak hanya itu, air mata Albert terus menetes tanpa henti.

"Lebih baik Tuan pulang dan beristirahat. Keadaan Tuan sedikit memperihatinkan." saran Andy setelah melihat keadaan bos nya itu.

Penampilan Albert yang acak-acakan dengan beberapa luka dan lebam membuat Andy sedikit prihatin pada bos nya itu. Bahkan Andy juga menemani Albert tapi saat Andy mengajak pria itu bicara, Albert hanya diam.

Maafkan, Daddy.

Hanya kata itu yang Andy dengar dari mulut Albert bahkan saat Gilang datang dengan amarah yang memuncak dan langsung memukuli Albert, pria itu hanya diam.

"Apa Tuan menyesal?" tanya Andy yang berhasil menarik perhatian Albert.

Albert hanya menganggukkan kepalanya sambil memicit kepala nya yang terasa sangat pusing. Tidak perlu ditanyakan lagi menyesal atau tidak. Keadaan Albert sekarang sudah bisa menjawab pertanyaan Andy tadi.

"Ini yang nyonya Sheren inginkan. Nyonya ingin Tuan menyesali semua nya. Terkadang perkataan kita sendiri lah yang membuat orang yang kita sayangi kecawa." ucap Andy.

Albert hanya diam mendengar perkataan Andy, bahkan pria itu rasa Andy jauh lebih dewasa dibanding dirinya.

Sementara di dalam ruang rawat, Sheren hanya diam sambil mendengarkan semua nasehat yang Wahyu berikan. Sementara Sarah, Lia dan Gilang yang kebetulan juga berada di dalam ruangan yang sama memilih untuk duduk di sofa.

"Sudah lebih baik, sayang?" tanya Wahyu sambil mengusap lembut tangan anak nya itu.

Sheren hanya menganggukkan kepala dan mencoba untuk tersenyum pada Wahyu. Wahyu yang melihat senyuman anak nya itu hanya bisa tersenyum kecut, ia tahu betul senyuman itu hanyalah senyuman palsu.

"Lupakan yang sudah berlalu dan fokus pada masa sekarang dan juga masa depan kamu. Papa yakin kalau kamu bisa ngelewatin ini semua dan jika kamu lelah, kamu boleh beristrikan tapi tidak untuk menyerah."

"Papa benar tapi aku nggak yakin bisa ngelewatin ini sendiri.."

"Kamu tidak sendiri, sayang. Ada Albert, Papa, Mama, Lia dan juga Gilang yang akan selalu ngedukung kamu."

"Albert dimana?"

"Suami kamu ada di luar. Dia belum berani untuk masuk setelah kamu ngusir dia kemarin. Bahkan Papa rasa dia tidak pulang karena tadi pagi saat Papa keluar dia masih memakai pakaian yang sama dengan beberapa luka bekas kecelakaan dan beberapa luka lebam. Papa rasa apa yang kamu lakukan sekarang itu tidak benar, sayang. Albert terlihat sangat tersiksa akan semua ini, Papa paham kamu masih sakit hati atas tuduhan Albert waktu itu tapi sampai kapan kamu akan menyembunyikan ini semua? Papa hanya takut kalau Albert frustasi akan semua ini lalu melakukan hal yang tidak-tidak."

JODOHKU OM-OMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang