HAPPY READING DAN JANGAN LUPA VOTE NYA YAA
MAKASI
Albert menatap Arland yang perlahan mulai tertidur di gendongan nya. Melihat sang putra kembali tertidur membuat senyuman manis terukir di wajah tampan Albert.
Cup..
Albert mengecup kening Arland lalu mengusap lembut pipi sang putra yang mulai berisi. Cukup lama Albert menatap Arland dan tanpa sadar air mata pria dua anak itu menetes begitu saja.
Setiap kali menatap Arland ataupun Shena yang tertidur di gendongan nya membuat Albert merasa bersalah. Kedua anaknya itu belum saat nya untuk hadir di dunia tapi karena kebodohannya, Arland dan Shena yang harus menjadi korban.
"M-maafkan Daddy ya, sayang. Daddy janji kamu akan hidup seperti bayi normal pada umumnya." ucap Albert pelan lalu mengecup kening sang anak.
Perlahan Albert mencoba untuk menghapus air matanya lalu berusaha untuk tersenyum. Tangan kanan Albert terus mengusap pipi Arland dan saat melihat jam dinding, Albert sedikit terkejut kerena sudah pukul dua dini hari.
Albert memilih untuk bangkit dari duduknya dan berjalan perlahan menuju box bayi yang berada tepat di sisi ranjang. Dengan hati-hati, Albert meletakkan tubuh kecil sang putra di dalam box bayi. Arland sempat terusik saat sang Daddy meletakkan nya di box bayi namun dengan cekatan Albert mengusap lembut dada Arland hingga sang anak kembali tertidur.
Setelah memastikan Arland kembali tertidur, Albert memilih untuk duduk di sisi ranjang sambil memperhatikan Sheren yang sudah tertidur pulas setelah menyusui Shena.
Melihat sang istri dan putri kecilnya yang tertidur lelap membuat air mata Albert kembali jatuh. Pria itu mencoba untuk berhenti menangis tapi entah kenapa air mata itu terus saja menetes.
Sheren yang awalnya tertidur merasa terusik akan tangisan sang suami dan secara perlahan mencoba untuk bangun dari posisi tidur nya.
"Kamu kenapa, sayang?" tanya Sheren pelan karena tidak mau menganggu Shena yang baru saja tertidur.
Albert tidak menjawab, pria dua anak itu memilih untuk enggan menatap sang istri. Sementara Sheren memilih untuk diam sambil mengusap lembut bahu Albert yang sudah bergetar hebat itu.
Setelah lima menit berlalu, tangisan Albert mereda dan itu membuat Sheren mendekati sang suami.
"Kamu kenapa nangis? Sekarang kamu udah jadi Daddy loh masa nangis terus tiap malam." tanya Sheren sambil menatap Albert.
"Nggak ada aturan kalau udah jadi Daddy nggak boleh nangis, sayang." jawab Albert dan menghapus air matanya.
"Iyaa sih tapi kenapa beberapa hari ini kamu selalu nangis?" tanya Sheren karena sudah beberapa hari ini Albert selalu menangis di malam hari.
Sebelum menjawab pertanyaan Sheren, perlahan Albert memeluk tubuh mungil Sheren lalu mengecup singkat pipi kanan sang istri.
"Aku udah jahat sama Arland dan juga Shena. Gara-gara aku mereka harus lahir sebelum waktunya dan sekarang ukuran tubuh anak-anak kita berbeda dengan anak lainnya..."
"Jangan bahas itu lagi aku mohon."
Seketika Albert berhenti membicarakan tentang kedua anaknya itu. Albert tahu jika Sheren akan sedih jika ia terus saja membahas hal ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOHKU OM-OM
Historia CortaKetika pria berusia 28 tahun jatuh cinta pada gadis SMA maka apa yang akan terjadi selanjutnya? Inilah kisah cinta Albert yang berusia 28 tahun dan Sheren yang masih berusia 17 tahun. Akankah kedua nya bisa hidup bersama-sama atau tidak? Entahlah, h...