[37]

13.7K 1.5K 127
                                    

HAPPY READING DAN JANGAN LUPA VOTE NYA YAA

MAKASI

Dua hari berlalu semenjak Sheren menerima telfon dari Aileen yang membuatnya seakan tidak percaya kalau Albert yang berjanji akan selalu bersama nya justru sekarang bersama wanita lain.

Keadaan Sheren jauh memprihatinkan dari hari-hari sebelum. Wanita yang sedang mengandung itu sama sekali tidak mau makan dan hanya ingin meminum susu dan beberapa buah saja.

Setiap detik, menit bahkan jam Sheren habiskan untuk menangis. Hati kecilnya hancur setelah mengetahui sang suami justru menghianati nya disaat ia sedang mengandung.

"Mommy rasa kita harus terbiasa untuk hidup bertiga, baby. Tidak ada lagi kata Daddy baik dalam kehidupan Mommy ataukan kalian kedepan nya." gumam Sheren sambil menyeka air mata nya.

Perlahan Sheren mencoba untuk bangkit dan berjalan pelan menuju lemari pakaian lalu mengeluarkan semua pakaian nya. Setelah semua pakaian sudah keluar dan berada diatas ranjang, Sheren mengambil koper lalu memasukkan semua pakaian nya.

"Tiga bulan kita menunggu dia pulang tapi itu semua sia-sia dan sekarang kita akan pergi, sayang. Maafkan Mommy karena melakukan ini tapi jika tetap disini itu akan membuat kita menderita lebih lama lagi." ucap Sheren sambil memasukkan semua pakaian nya.

Setelah selesai, Sheren memilih untuk langsung keluar dari kamar sambil membawa koper yang cukup besar itu.

"Nyonya mau kemana?" tanya Andy saat melihat Sheren keluar dari kamar sambil membawa koper.

"Kemana pun diriku itu bukan urusan dirimu lagi." ucap Sheren lalu memilih menjauh dari Andy.

Setelah susah payah berjalan keluar dari rumah megah itu, Sheren tanpa ragu langsung memberitahu taksi yang lewat dan menaiki nya.

Andy dan Marco sudah mencoba untuk menahan Sheren agar tetap tinggal di rumah megah itu tapi Sheren hanya diam dan terus melangkah kakinya.

Sheren kembali menghapus air matanya saat taksi yang ia tumpangi menjauh dari rumah megah yang sempat menjadi sumber kebahagiaan nya.

Selama perjalanan menuju rumah kedua orang tuanya, Sheren hanya diam dan beberapa mengusap lembut perut nya yang terasa nyeri.

"Biar saya bantu bawakan, Nona." ucap supir taksi lalu membawakan koper besar yang Sheren bawa tadi memasuki rumah.

"Makasi, Pak." ucap Sheren lalu memberikan beberapa lembar uang pada sang supir.

Setelah supir pergi, Sheren memasuki rumah yang terlihat sepi seperti biasanya. Sheren tahu betul Wahyu dan Sarah sedang sibuk dengan pekerjaan masing-masing dan sekarang hanya ada dirinya di rumah ini.

"Kita istirahat dikamar Mommy yaa, baby." guman Sheren lalu menaiki anak tangga satu persatu.

Setelah tepat berada di lantai dua, Sheren berhenti melangkah kakinya karena merasakan kram pada perut bagian bawahnya. Hampir lima menit Sheren menahan rasa kram itu sampai pada akhirnya ia memaksa diri untuk melangkahkan kakinya menuju kamar.

"Sshhh.." ringis Sheren saat rasa kram diperut nya justru bertambah dua kali lipat.

"K.. kalian kenapa hm?" ucap Sheren dan tanpa henti mengusap perut nya.

JODOHKU OM-OMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang