Perjodohan-1- [REVISI]

2.9K 61 2
                                    

Terlihat seorang gadis dengan celana jeans hitam dan juga jaket kulit dengan warna senada, saat ini masih betah berada di tempat yang biasa mereka sebut dengan markas tanpa merasa khawatir ataupun gelisah sedikitpun, padahal waktu sudah menunjukkan pukul 22:45, tapi seperti tak ada pergerakan sama sekali dari gadis tersebut untuk pulang kerumahnya.

Namanya Syilla, atau lebih tepatnya Asyilla putri Azzahra, anak ke 2 dari 2 bersaudara, memiliki kakak laki laki yang bisa dibilang sudah memiliki umur yang matang tapi masih betah menjomblo, dan kakaknya juga agak sedikit gimana gitu ya. Lupakan tentang kakaknya dan mari kita kembali lagi ke Syilla.

Salah satu makhluk yang berada di markas menguap lebar, tanda jika dirinya sekarang sudah mengantuk berat, panggil saja Sasa, tapi bukan micin "Pulang Syill, dimarahin bokap baru tau rasa lo. Gue ngantuk banget ini mau tidur" Bisa dikatakan jika Sasa itu broken home, makanya ia lebih sering untuk tidur di markas daripada di rumahnya.

"Tidur tinggal tidur aja" Balas Syilla yang masih asik bermain PS 5 nya.

"Udah mau jam 11 loh"

Mendengar ucapan Sasa membuat Syilla reflek menghentikan acara bermainnya "Serius lo?!" Tanya nya dengan panik.

"Serius lah, makannya jangan main PS mulu!"

Syilla mengambil ponselnya yang ia letakkan di atas meja, berniat untuk memastikan apakah benar jika sekarang sudah akan jam 11 dan takut takut jika ada pesan atau telfon dari sang ayah maupun ibunda tercintanya.

"Gawat handphone gue mati! Pantes bokap sama nyokap ga ada telfon gue"

Dengan buru buru Syilla memakai jaketnya dan mengambil kunci motor miliknya yang ia letakkan di atas meja bersamaan dengan handphonenya tadi "Gue pulang dulu ya, Assalamu'alaikum!"

"Hati hati lo udah malem, ngga usah ngebut! Wa'alaikumussalam" Balas Sasa dengan sedikit meninggikan suaranya

Syilla melajukan motor kesayangannya dengan kecepatan di atas rata rata, ia berharap semoga nanti ketika sampai di rumah ia tidak akan terkena amukan singa. Ia belum pernah pulang dari markas selarut ini, ia tak sadar jika handphonenya mati dan terlalu asik bermain PS sampai lupa waktu.

Syilla mematikan mesin motornya ketika sampai di depan gerbang rumahnya yang sudah tertutup "Pak Rahmat!" Panggil Syilla kepada satpam yang berjaga di rumahnya.

Pak Rahmat yang merasa namanya terpanggil pun langsung keluar dari pos dan berjalan menghampiri majikannya "Eh non Syilla teh jam segini baru pulang, emang ngga dimarahin sama tuan besar?"

"Makannya pak Rahmat cepet bukain pagar nya, Syilla juga takut dimarahin papa ini"

Dengan segera, pak Rahmat membukakan pagar untuk sang majikan. Setelah pagar dibuka oleh pak Rahmat, bukannya menjalankan motornya, tapi Syilla malah menuntun motornya masuk kedalam tanpa menyalakan mesin motor tersebut. Syilla takut ayah dan bundanya mendengar suara mesin motornya yang bisa dibilang cukup nyaring dan itu akan menandakan jika ia baru saja pulang ke rumah.

Setelah menaruh motornya di garasi, Syilla membuka pintu utama secara perlahan "Alhamdulillah Ya Allah pintunya belum di kunci" Lirih Syilla berucap syukur ketika pintu utama belum terkunci.

Syilla menutup kembali pintu utama dan berjalan mengendap endap seperti maling yang takut ketahuan oleh si pemilik rumah. Lampu yang awalnya mati kini berubah menjadi menyala, membuat Syilla otomatis menghentikan langkahnya. Syilla menolehkan kepalanya ketika melihat kakaknya yang berdiri menyandar pada tembok dengan kedua tangan terlipat di depan dada.

"Hehehe" Cengir Syilla ketika ketahuan pulang larut malam

"Darimana aja jam segini baru pulang?" Tanya Deon

Perjodohan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang