Hari Senin, hari yang paling menyebalkan sekaligus membosankan bagi Evan, bagaimana tidak pagi-pagi sudah dijemur di atas sinar matahari, pas masuk ke kelas sudah harus sarapan dengan pelajaran Fisika, matematika sama Biologi. Jadi pilihan yang tepat adalah BOLOS, yah bolos adalah satu-satunya jalan terbaik menurut Evan.Sekarang Evan sudah nangkring di atap sekolah bersama ketiga temannya yang bernama Eyres Bramantiyo si kang senyum di manapun dalam kondisi apapun kecuali lagi sendirian ya.
Sankara putra, suka di panggil san atau Sansan sama teman laknatnya, orangnya humoris, dan gampang bergaul dengan orang, jangan lupakan sikap konyolnya.
Abizar Rafeyfa Zayan, sikap Abi tidak jauh dari sikap Sansan yang konyol.
Dan Alanka Mirza Zahair, orang yang paling jutek dan ketus di antara mereka, sikapnya yang dingin kepada siapapun, meskipun begitu Alan orangnya yang paling peka dan perhatian.
"Sebulan ini kita bolos udah lima belas kali," ucap Eyres sambil tersenyum, menertawakan dirinya dan sohibnya, padahal mereka sering di panggil BK tapi masih tetap bolos.
"Ngapain juga lo ngitung berapa kali kita bolos? Mau berapa ratus kali pun kita bolos tetep aja tuh kita naik kelas," bales Sansan.
"Gue lapel," Ucap Evan dengan muka datarnya.
"Ya makan lah," Ucap Abi dan Sansan secara bersamaan.
"Emang disini ada makanan?," Evan menatap kedua sahabatnya.
"Beli."
"Ya udah sana," ucap Evan.
"Sana apanya?," Tanya Sansan.
"Ya beliin, gue lagi males ke kantin."
"Bisanya lo nyuruh doang gerak dong," ucap Eyres.
"Kalo badan gue baik-baik aja udah dari tadi gue ke kantin dali pada nungguin kalian peka," Evan memutarkan matanya malas.
"Eh iya ya, 'kan si Evan abis di keroyok," Eyres hanya bisa memamerkan senyumannya.
"Ah elah cuma di keroyok aja bangga, kalo di gorok sama tuh orang baru boleh bangga lo," Ucap Abi sambil menepuk paha Evan membuat anak itu meringis kesakitan.
"Emang lo mau makan apaan biar gue beliin sekalian gue mau ke toilet," Sansan menatap Evan dengan penuh pertanyaan.
"Gak jadi."
"Idih ambekan lo," Eyres menjitak kepala Evan dengan pelan.
"Bialin," Evan sudah malas dengan temannya ini, mood makannya seketika hilang karena harus meladeni kebacotan mereka.
Lebih baik Evan merebahkan tubuhnya yang terasa remuk dan memejamkan matanya sesaat sebelum pulang sekolah, dengan paha Alan yang jadi bantalnya.
"Yehh nih anak malah molor."
"Biarin lah, lagian pasti dia capek banget abis pulang sekolah langsung kerja rodi sampe tengah malem," ucap Abi.
"Ya gue khawatir aja, takutnya nih anak malah sakit, lo 'kan tau dia paling susah kalo di suruh makan sedangkan dia punya maag kronis," balas Sansan.
"Udah lah kalian kenapa debat dah, lo juga San katanya mau ke toilet, sekalian gue juga mau nitip pipis ya," ucap Eyres sambil cengengesan.
"Lo kira apaan dah nitip pipis, kalo mau ke toilet ya ke toilet aja kali, nih ya gue kasih tau, menurut informasi yang gue tau, orang yang nahan pipisnya itu dia bakalan mati waktu dia pipis emang lo mau nanti udah pipis terus mati?," Ucap Sansan menakut-nakuti Eyres, entah emang Eyres yang penakut, dia langsung berlari lebih dulu ke toilet.
"Eh tungguin gue lah Jing," teriak Sansan.
___***___
"ASSALAMUALAIKUM, ORANG GANTENG BALIK LAGI GAYSSS!!," Teriak Sansan dan Eyres secara bersamaan membuat Evan yang tertidur terlonjak kaget dan langsung terduduk karena kaget mendengar teriakan dua teman laknatnya itu.
"Apaan sih kalian olang lagi tidul juga di gangguin aja, jadi pusing nih kepala gue," dumel Evan sambil menyusupkan lagi wajahnya ke paha kanannya Alan, menduselkan wajahnya beberapa kali.
"Eh bocah, makan dulu nih, gue udah beliin lo bakso goreng pedes kesukaan lo," Sansan menunjukan makanan yang dia bawa dari kantin.
Dengan binarnya Evan langsung duduk dan mengambil kantong keresek yang di bawa Sansan, emang ya gak sia-sia Evan punya sohib, tau aja keinginannya apa.
Tanpa menunggu lagi, Evan langsung melahap bakso goreng kesukaannya itu ke dalam mulut.
"Et dah bagi napa cil," saat tangan Abi akan mencomot satu bakso goreng tiba-tiba tangannya di gigit oleh Evan.
"Ehhh aaaaaarrgghh sa..sakit cil sakit ah lepas," Abi terus memohon supaya gigitan Evan di lepaskan, sedangkan semua teman-temannya malah tertawa terbahak-bahak, terutama Alan yang jarang ketawapun kini ikut tertawa.
Setelah gigitan Evan lepas, Abi langsung mengelap tangannya menggunakan baju seragam yang dia gunakan, dan terlihat lah jelas bekas gigitan Evan yang tidak main-main itu.
Halooo semuanyaaa
Selamat membaca ya, sebenernya inituh bukan cerita pertama author sih cuma cerita ini tuh cerita pertama yang ada di akun ini, kalo kalian kepo sama cerita pertama author kalian bisa liat di akun (salwashalwa3) bahkan udah ada yang mau di terbitin loh.Gimana nih dengan cerita Evan ini?
Semoga kalian suka ya, dan jangan lupa buat vote yang ada di pojok kanan, dan komen yang ada di sebelah kanan Vote ya.
Jangan sungkan karena jadi pengomen yang pertama dan jangan juga takut kalo gak di bales komenannya, author pasti bales kok.
Selamat membaca ya.......
-salam dari author ya
Kalo mau tau nama asli author kalian bisa masuk ke Grup WA Author, siapapun boleh masuk kok, gak ada persyaratan apapun kalo mau masuk ke GC.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGERAN CADEL [END]✓
Teen FictionDia milik ku. Dia milik kita. Dia milik kami. Dia untuk kita semua. Si nakal yang tidak tau apa yang namanya aturan, suka membantah, sering ngomong kasar tapi gak bisa nyebut R dan melakukan sesuatu dengan sesuka hatinya. Suka kabur dari rumah, bolo...