"Ternyata dia cukup pintar juga."
"Baik lah jika kamu ingin bermain," ucap Shandy setelah melihat laptop nya ternyata salah satu perusahannya kalah tender besar dan hampir bangkrut, meskipun rugi yang sangat besar tapi Shady tidak mempermasalahkan itu, yang jadi masalahnya ternyata yang melakukan itu adalah seorang mafia yang sudah lama menghilang bak di telan bumi dan sekarang muncul lagi hampir membuatnya bangkrut.
"Tunggu lah satu jam lagi."
Setelah bicara Shandy langsung menelpon seseorang.
"Lakukan yang saya perintahkan."
__________"APA BAGAIMANA BISA?!" Vicky terlihat sangat marah dan murka di hadapan orang kepercayaannya. Dia begitu marah karena salah satu perusahaanya juga di bom begitu saja oleh seseorang. Vicky tidak peduli berapa orang yang menjadi korban pengeboman itu dia hanya marah karena semua orang kepercayaannya tidak ada yang menemukan jejak orang yang sudah melakukan itu.
"Maaf tuan, kami sudah berusaha mencari siapa orangnya tapi kami tidak menemukan jejak apapun di tempat kejadian."
"Sekarang kamu pergi, urus semuanya sampai beres pindahkan kantor perusahaan itu ke tempat yang baru, dan cari pekerja yang pintar."
"Baik tuan saya permisi," ucap orang itu.
"Shit!! Siapa yang sudah melakukan itu semua? Sungguh keterlaluan!!"
Vicky segera menelepon sang istri dan anaknya supaya berhati-hati jika sedang di luar rumah, karena jika sudah ada kejadian seperti ini pasti keluarganya juga yang menjadi sasaran.
"Halo bund, untuk hari ini kalian ayah larang kalian untuk keluar rumah satu langkah pun, suruh Fereza untuk memperketat keamanan rumah."
"Kenapa yah emang ada apa?"
"Salah satu perusahaan ayah di bom sama seseorang, bunda tau kan apa yang harus bunda lakukan jika seperti ini?"
"Iya yah bunda tau, bunda juga bakalan telpon anak kita."
"Baik lah."
____________Kini semua para sugar Daddy sudah berkumpul di salah satu ruangan yang sering mereka gunakan untuk membicarakan hal yang sangat serius.
Ruangan yang sangat gelap karena hanya di beri lampu satu saja dan tertutup tanpa ada jendela dan pintu yang di pakaipun otomatis supaya tidak ada orang asing yang masuk saat mereka sedang rapat serius, dan juga ruangan ini sangat kedap suara jadi tidak ada orang luar yang bisa mendengar pembicaraan mereka.
"Apa yang dia lakukan?" Tanya jodi
"Dia menang tender besar dan dia hampir membuat ku bangkrut."
"Dia berani mengebom salah satu perusahaan ku."
"Dia mencelakai anak saya."
"Cukup menarik, asal kalian tau dia juga menyerang mansion Ku tadi siang, dan yang membuat ku curiga dia hanya memporak-porandakan isi rumah saya dan kabur begitu saja, bahkan dia tidak melukai salah satu anggota keluarga saya."
Yah benar mereka sengaja berkumpul hanya untuk membicarakan masalah yang menimpa mereka secara bersamaan.
"Terus bagaimana keadaan Abi?" Tanya jodi selaku ayah dari teman Abi sekaligus sahabat Zidan.
"Dia tidak apa-apa hanya lecet-lecet dan kepalanya bocor."
Semuanya hanya menganggukkan kepala.
"Lalu setelah kejadian ini kita harus melakukan apa? Tidak mungkin kita hanya diam saja yang ada dia akan semakin melunjak," ucap Vicky.
__________"Bi Lo kenapa sih bisa kaya gini? Emang waktu Lo bawa motor lo gak liat apa di depan ada mobil?"
"Bukan gitu ceritanya, jadi gini kan tadi gue lagi bawa motor, niatnya mau ke rumah si Alan mau nyontek tugas nya, nah pas di jalan tuh ada mobil yang ngikutin gue, mungkin dia tau kalo gue udah curiga dia ngikutin gue, nah makannya dia mepet motor gue sampe jatoh kaya gini," Abi menjelaskan yang sebenarnya terjadi saat dia di ikuti oleh mobil yang tidak di kenal dan di pelet hingga terjatuh.
"Lo liat gak plat nomor nya?" Tanya Eyres.
"Mobil nya gak pake plat nomor, tapi yang gue tau mobilnya itu warna item."
"Gue kira abis kepentok kepala otaknya bakalan lurus, tenyata makin sedang," ucap Sansan.
"Unfriend yok," ucap Sansan.
"Lo liat orang nya?" Tanya Alan.
"Liat tapi cuma sekilas, gue juga gak yakin itu dia, mungkin cuma orang yang kebetulan sama aja," ucap Abi dengan suara yang memelan.
"Siapa?"
"Tapi kalo gue kasih tau lo jangan ngamuk dulu," Abi sangat was-was sekali jika dia bilang orangnya adalah orang yang Alan kenal, yang ada nanti kamarnya bakalan di gusur sama nih anak.
"Hemm."
"Evan."
Deg
Semuanya mematung, mereka seolah tidak percaya dengan apa yang di ucapkan Abi barusan.
"Itu juga cuma keliatannya sekilas dari pinggir, tapi gue yakin Elm gak bakalan ngelakuin itu."
"Mungkin," ucap Alan.
"Maksud lo, mungkin si Elm yang ngelakuin itu?" Tanya Eyres dan di angguki oleh Alan.
"Tapi atas dasar apa dia bisa mencelakai Abi? Masalah itu cuma masalah sepele Lan, gak mungkin dia sampai-sampai mau mencelakai Abi hah?" Ucap
Mata Alan yang awalnya melihat lantai kini menatap ke tiga sahabatnya satu persatu dengan tatapan yang sulit di artikan.
_____________"Bagaimana, apakah tuan tertarik dengan salah satu sekolah nya?"
"Sungguh membosankan," ucap Elm.
"Saya tau ini sangat bosan bagi tuan, tapi ini demi masa depan tuan Evan tuan," ucap salah satu orang kepercayaan Elm menjelaskan beberapa sekolah yang akan di sekolahi oleh Elm.
"Sekolah ke-2," ucap Elm menunjuk ke arah layar di hadapannya.
"SMA SAMUDRA 1? Baik saya akan segera mendaftarkan tuan di sekolah ini, dengan nama Evan Mahadhi."
"Ya ya ya, terserah kau saja, jika perlu beli saja sekolah itu untuk ku," Elm hanya memutarkan bola matanya malas.
"Baik lah."
"Rizal," panggil Elm.
"Ya ada apa tuan? Tuan butuh sesuatu?"
"Bagaimana dengan tugas mu yang aku berikan?" Tanya Elm yang sangat penasaran dengan tugas yang Elm berikan untuk Rizal karena seharian ini Elm hanya tertidur tanpa ada yang mengganggu. Entah lah Elm juga sangat bingung dengan tubuhnya yang sering sekali mengantuk di jam-jam tertentu.
"Tugasnya sudah beres tuan."
"Bagus."
Setelah mengucapkan itu Elm langsung keluar dari ruangan itu ke kamarnya, Elm langsung melangkahkan kakinya ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah dua puluh menit akhirnya Elm keluar dari kamar mandi ke ruangan baju, di sana terlihat ruangan yang cukup besar sekali yang hanya di isi oleh perlengkapannya di mulai dari baju, celana, pakaian dalam, sepatu, jam tangan, dasi yang di simpan di lemari khusus dan lain-lain, dan itu semua di simpan terpisah.
Setelah memilih baju santai, Elm langsung keluar dari ruang ganti dan berjalan ke ruang kerjanya.
____________________________________
Huhu ges pengen nyelesaiin cerita deh haha abisnya ceritanya makin amburadul asli kaya file nya itu gak nyampe gitu, terus juga tulisannya sumburawut pengen cepet-cepet revisi, pengen cepet-cepet nulis lagi di cerita yang baru Loch ahahaha
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGERAN CADEL [END]✓
Fiksi RemajaDia milik ku. Dia milik kita. Dia milik kami. Dia untuk kita semua. Si nakal yang tidak tau apa yang namanya aturan, suka membantah, sering ngomong kasar tapi gak bisa nyebut R dan melakukan sesuatu dengan sesuka hatinya. Suka kabur dari rumah, bolo...