"Sal bocil nya mana ya kok gue gak liat," tanya Resti sambil celingak-celinguk."Ya mana gue tau."
"Yah Sal jangan gitu dong."
"Bocill, dek dimana ya, kakak mau main nih," ucap Resti mencari keberadaan adik Alden.
"Dek, adeknya dokter Alden, kita main yuk," Resti terus memanggil.
"Udah deh Res jangan di cari terus entar juga nyamperin," ucap Salwa kesal.
"Heh gigi monyet, dokter Alden itu nyuruh kita buat jagain adeknya yang lagi sakit---"
"Kalo orang sakit biasanya di mana?" Tanya Salwa.
"Di kamar."
"Ya udah kita ke kamar lah."
"Iya juga ya heheh ya udah yuk kita ke kamarnya."
___________"Res ini kamarnya yang mana ya?"
"Gue juga gak tau Res."
"Sal gue haus nih, kita bikin minum dulu yuk," ajak Resti.
"Iya nih gue juga haus, tapi lo tau gak dapurnya di mana?"
"Paling juga di bawah, udah yuk ah kita ke dapur dulu," ajak Resti.
Cukup lama mereka berjalan mengelilingi rumah Alden akhirnya mereka menemukan dapur rumah Alden, tapi saat mereka minum, sepertinya ada suara-suara aneh dari ruang tamu.
Karena penasaran merekapun melihat ke arah ruang tamu, dan di sana mereka melihat ada seseorang yang duduk di depan televisi sambil memainkan PS 5.
"Evan lo ngapain di sini?" Tanya Salwa.
"Main emang kenapa?" Tanya balik Evan kepada Salwa.
"Eh lo yang namanya Evan?" Tanya Resti.
"Iya gue, kenapa?" Jawab Evan.
"Lo tau gak di mana kamar adeknya Alden, katanya dia lagi sakit, terus tadi dokter Alden nyuruh kita buat jagain dia," ucap Resti.
"Adek? Siapa di lumah ini cuma ada si Doktel gadungan sama gue."
"Ya berarti lo dong adeknya," jawab Salwa.
"Idih najis banget gue jadi adeknya si Alden," ucap Evan tanpa melihat ke arah Salwa dan Resti karena sedang fokus memainkan PS nya.
"Gue juga ogah kali jagain bocah piyik kaya lo, pasti lo belum mandi 'kan? Bau banget asli," tebak Resti sambil menunjuk Evan.
"Enak aja, meskipun gue gak mandi tujuh kali pun gue tetep ganteng dan halum ya," bantah Evan.
"Bau tau gak, udah sana mandi dulu lo, jangan kaya bocah."
"Lo gak liat? Gimana gue mau mandi kalo infusnya belum di buka, emang lo bisa bukain atau lo mau mandiin gitu?" Evan menunjukan tangannya yang di infus ke arah Resti.
"Dasar domba Galut lo," lanjut Evan.
"Enak aja domba Garut, udah dandan cantik gini juga di bilang domba Garut."
"Alah cantik dali mananya, lo tuh udah kayak domba Galut tau gak, rambut pake di kuncil dua gitu, liat tuh si Salwa cantik gak kaya lo bulik."
"Lo bau jigong."
"Lo bulik, gak ada cantik-cantik nya."
"Lo bayi Bagong."
"Lo domba Galut."
"Garut bukan galut buruk."
"Terselah gue."
"STOP! kalo kalian mau berantem terus gue pulang," ucap Salwa.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGERAN CADEL [END]✓
Teen FictionDia milik ku. Dia milik kita. Dia milik kami. Dia untuk kita semua. Si nakal yang tidak tau apa yang namanya aturan, suka membantah, sering ngomong kasar tapi gak bisa nyebut R dan melakukan sesuatu dengan sesuka hatinya. Suka kabur dari rumah, bolo...