Malam pun tiba, suasana rumah Alden yang besar dan megah ini masih saja terasa sepi hanya ada penjaga rumah yang berbadan besar di luar dan beberapa pembantu di dapur.Si tuan rumah masih betah dengan teman sejatinya yaitu seperangkat alat tidur.
Di sampingnya jangan lupakan sesosok bayi tuyul yang tertidur pulas sambil menyedoti jempol tangan Alden dengan kuat.
Hingga tak lama dari itu, Alden bangun lebih awal dari Evan, dia meringis ketika jempolnya di gigit oleh Evan, ingin berteriak dan meninju anak tuyul ini tapi Alden tidak tega saat melihat wajah nyenyak Evan saat tertidur.
Perlahan Alden menarik jempolnya yang di kemut oleh Evan, tapi saat sedikit lagi akan keluar Evan malah menggigitnya lagi.
"Patah dah patah inimah jempol saya," ucap Alden.
Dan akhirnya Alden bisa mengeluarkan tangannya dari mulut Evan. Sedikit linu sih saat mendapati bercak kemerahan di jempolnya.
Tak terlalu di pikirkan Alden langsung beranjak dari tempat tidurnya ke kamar mandi. Setelah beberapa menit Alden keluar dari kamar mandi dengan baju yang sudah di ganti.
"Van, Evan bangun," Alden mencoba membangunkan Evan dengan cara menepuk-nepuk pipinya pelan, tapi nihil Evan tidak terusik sama sekali.
"Evan bangun kita makan dulu, abis itu boleh lanjut tidur."
Berbagai cara Alden lakukan untuk membangunkan Evan tapi anak itu masih tertidur nyenyak di kasurnya.
Hingga akhirnya Alden memiliki satu cara lagi yang mungkin bisa sedikit membantu membangunkan Evan.
Plakk
"Anak tuyul bangun anak tuyull."
Satu tamparan keras berhasil mendarat di bokong Evan.
"Apaan sih lo, olang lagi enak mimpi malam peltama an juga, ganggu aja," ucap Evan dengan matanya yang masih terpejam.
"Astaghfirullah nih anak ya minta di seret ke kamar mandi," tanpa berpikir panjang Alden langsung menyibakan selimut yang menutupi setengah tubuh Evan dan membawanya ke kamar mandi, di sana Alden langsung membuka seluruh baju Evan dan.
"Huaaaaa tolong, tolong, tolong, Abang Evan tenggelam," tangan Evan terus melambai ke udara dan sesekali menciptakan air ke sana-sini.
"Manrobuka."
"Huaaaa anjing bangsat gue belum mau mati anjing, gue gak mau mati anjing, nggak gue gak mau mati!," Evan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
"Kamu sudah mati, terimalah takdirmu wahai anak muda berdosa."
"Iya maaf, maaf Evan banyak dosa, Evan anak nakal maaf, Evan gak bakalan lakuin itu lagi Evan janji, kasih Evan kesempatan ke dua," tangan kiri Evan mengacungkan dua jarinya.
"Tidak ada kesempatan ke dua, sekarang kamu harus masuk ke neraka JAHANAM."
"Bersiaplah."
"Nggak Evan gak mau nggak panas Evan mau masuk sulga Evan gak mau masuk nelaka."
"Aku akan masukan kau ke neraka jahanam," ucap Alden sambil memegang puncak kepala Evan yang masih menutup wajahnya.
"Oi Kiyomasa Nande Nande Baka Gambare Gambare, rawrrrrrrrrr."
Mendengar jurus yang malaikat itu berikan membuat Evan seketika curiga, dia memberanikan dirinya membuka tangannya dan terlihatlah sosok Alden yang berdiri di depannya, matanya menatap mata Evan dengan serius sekali.
"Alden anjing setan babi lo boongin gue anjing," Evan berteriak histeris di hadapan Alden yang sudah membohonginya, sedangkan sang pelaku hanya tertawa memegangi perutnya yang terasa keram.
"Ketawa, ketawa aja terus sampe ngebudah tuh mulut," Evan membalikan badannya membelakangi Alden.
"Abisnya, ahaha abisnya kamu lucu Van bener."
"ALDEN GILA ALDEN UDAH GAK WALAS, OM TOLONGIN EVAN, EVAN MAU DI PELKOSA SAMA SI ALDEN!!," Evan terus berteriak meminta tolong saat menyadari dia tidak memakai baju.
(Ke bawahnya hanya author dan Allah yg tau)
"Heh ngomong sembarangan aja nih anak tuyul."
"Emang benel 'kan lo mau pelkosa gue, ngaku lo."
"Gue bawa lo ke toilet itu biar lo mandi anak tuyul."
"Kan lo bisa bangunin gue golila."
"Heh gue udah bangunin lo dari tadi ya, lo nya aja kalo yang kebo sampe gak denger gue teriak-teriak buat bangunin lo."
"Jangan boong lo, olang dali tadi gak ada yang bangunin kok, jangan asal ngomong lo dasal ulet bulu, nempel sana sini ih jijik."
"Terus, terus aja terus lo absen tuh semua yang ada di kebun binatang, kalo perlu lo bawa ke sini."
"Bodo."
"Udah dari pada ngambek gini, mending lanjut mandinya," ucap Alden Manarik tangan Evan.
"Apaan sih, gue bisa mandi sendili ya, udah sana kelual entar ada yang gelebek lumah ini lagi, kalo kita di nikahin kan bahaya."
"Ya kalo di nikahin bagus dong."
Evan langsung membulatkan matanya seketika, lama-lama Evan takut juga ada di dekat Alden.
"ALDEN BANGSAT LO, ANJING."
Brakk!
"ALDEN BUKA PINTUNYA ANJING GUE BELUM NGEGOLOK LEHEL LO, BANGSAT SINI LO DASAL BABI!!."
"UDAH MANDI AJA YANG BERSIH YA, GUE TUNGGU DI LUAR, GUE MAU SIAPIN ALAT-ALATNYA DULU BY."
Tubuh Evan seketika menegang saat mendengar Alden akan mempersiapkan alat-alat maksudnya apa? Otak Evan tidak sampai ke situ ya Allah.
__________________***_________________
Ouh hayyy
Di part ini kalian jangan salah sangka dulu ya, ini bukan cerita BL, di part ini cuma berkenalan aja sama sifat si Alden yang sesungguhnya.
Jangan lupa vote dan komen.
Vote author mau narget ah:
Setuju
Gak setuju
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGERAN CADEL [END]✓
Teen FictionDia milik ku. Dia milik kita. Dia milik kami. Dia untuk kita semua. Si nakal yang tidak tau apa yang namanya aturan, suka membantah, sering ngomong kasar tapi gak bisa nyebut R dan melakukan sesuatu dengan sesuka hatinya. Suka kabur dari rumah, bolo...