38. Menyesal?

1.3K 97 6
                                    


"Cuci yang bener," ucap Alden kepada Evan yang sedang mencuci piring.

Bukan tanpa alasan Alden melakukan itu, dia sudah terlanjur kesal dengan Evan yang seenaknya menggunakan hp nya, dan memesan paket atas nama Alden.

Dari pada membentak seperti waktu itu dan berujung kabur, Alden lebih baik menyuruhnya seperti ini, itung-itung berorahraga karena menurut Alden Evan itu termasuk orang yang pemalas.

"Abis nyuci piring langsung nyapu ngepel," lintah Alden.

"Iya," jawab Evan pasrah.
__________

Sedangkan di keluarga Alan saat ini semua keluarga sedang berkumpul karena atas perintah Rangga, cucu bungsu keluarga besar Zahair.

Tapi saat berkumpul dadakan seperti ini dari mereka semua, sebagian dari mereka memilih melanjutkan bekerja dan hanya beberapa dari mereka yang memperhatikan Rangga dan mengajak bermain.

Terutama Alan, saat ini dia hanya diam memainkan hp nya, kalo boleh jujur dia sangat kesal sekali karena dia harus pulang sekolah lebih awal dari biasanya. Tapi dia tidak bisa apa-apa selain mengikuti perintah keluarganya.

"Alan, kenapa muka kamu seperti kesal seperti itu?" Tanya sang Opa, tanpa Alan sadari ternyata dari tadi dia di perhatikan terus oleh Opanya.

"Tidak."

"Kalo kamu mau bermain, pergi lah, tapi pulangnya jangan kemalaman, dan ibget kalo di jalan harus hati-hati tidak boleh mengebut," ucap sang Oma menimbrung percakapan mereka.

"Aku hanya mengantuk," jawab Alan.

"Ya sudah kalo kamu mengantuk kenapa kamu tidak tidur saja?"

"Nggak nggak boleh Abang harus main sama Rangga, Abang gak boleh tidur," bantah Rangga dengan muka yang di imut-imutkan.

"Sayang tidak boleh begitu, abangnya mengantuk mau tidur."

"Nggak Oma, sekali nggak ya nggak, Oma kenapa sih?!"

Alan hanya menatap tajam ke arah Rangga, kalau saja Rangga itu orang lain sudah di pastikan saat ini juga Rangga lenyap dari muka bumi ini.

Alan sudah cukup muak dengan sikap Rangga selama ini, kalau saja semua sahabatnya tidak keluar negri untuk liburan pasti dia akan pergi bersama mereka sebagai alasan untuk menemui Evan.
________

"Alden, gue udah ngepel sama nyapu sekalang apa lagi?"

"Halaman rumah dari depan sampai belakang, abis itu langsung nyuci baju, setrika semua baju saya, terus beresin kamar."

"Hah? Lo gak salah? Ini siang bolong, matahali udah di atas kepala masa di suluh nyapu halaman sekalang sih?"

"Ya udah kalo gak mau bayar semua uang saya sekarang."

"Huffp... Iya," Evan langsung melangkahkan kakinya ke luar rumah, dia mengambil peralatannya dulu yang tersimpan di pojok, dan mulai menyapu semua dedaunan.

Sedangkan di dalam rumah, Alden melihat jam dinding, benar juga kata Evan, sekarang sudah jam dua belas dan matahari sekarang sedang panas-panasnya, Alden jadi tidak tega menyuruh Evan menyapu halaman.

Akhirnya Alden langsung berjalan keluar untuk memanggil Evan untuk beristirahat.

Namun saat di luar rumah tepatnya di halaman, ternyata tidak ada siapa-siapa di sana.

Alden mencari lagi ke halaman belakang, dia terus menerusuri semua halaman rumahnya bahkan Alden mengelilingi rumahnya dua kali, siapa tau Evan bersembunyi. Tapi nihil Evan tidak ada di luar.

Dia masih berpikir baik, dia masuk lagi ke dalam rumah mencari Evan siapa tau Evan meninggalkan tugasnya.

"Evan," panggil Alden.

"EVAN KAMU DI MANA, SAYA LAGI GAK MAU BERCANDA!" saat itu juga Alden sudah mulai curiga, dia karena di dalam rumah pun Evan tidak ada, perasaanya sudah mulai tidak tenang.

"EVAN KELUAR KAMU ATAU SAYA BAKALAN LAPORIN KAMU SAMA SI ALAN SEKARANG JUGA!!"

"OKEY KALO KAMU GAK MAU KELUAR, SAYA LAPORIN KAMU!!"

Alden mengambil hp nya dan berpura-pura menelpon Alan sebagai ancaman supaya Evan mau keluar dari persembunyiannya.

"Halo Alan, kamu sekarang juga ke rumah saya, sepertinya kelinci kita lagi main petak umpet," ucap Alden dengan sedikit mengeraskan suaranya.

"Iya saya tunggu," Alden kembali mengantongi hp nya.

"KAMU DENGER KAN SAYA SUDAH MELAPORKAN KAMU SAMA SI ALAN, SEKARANG JUGA KAMU KELUAR!!"

Hening, tidak ada jawaban dari Evan, Alden sudah mulai prustasi sekarang, kemana lagi perginya anak itu, apa dia marah dan pergi? Tapi dia akan pergi kemana? Menghapal jalanan di sini saja di malas apalagi keluar rumah.

Karena penasaran kemana perginya Evan, Alden mencoba mencari Evan ke luar rumah dia sedikit berlari sambil celingak-celinguk mencari Evan.

Namun saat di luar gerbang, langkahnya langsung terhenti karena dia melihat ada sapu lidi yang tergeletak di sana dan tak jauh dari sana Alden melihat bercak darah yang sedikit bergenang. Hati Alden terasa panas seperti di bakar, otaknya sekaan menggumpal seperti air mendidih.

"Gak, ini gak mungkin," lirih Alden, tangannya yang bergetar langsung memegang darah itu otomatis darah itu langsung menempel pada tangannya. Alden melamun sebentar memandangi darah itu dan menciumnya. Yah Alden mengenali darah itu, ini darah manusia bukan darah hewan karena menurut dia darah manusia dan darah hewan itu baunya beda.

Alden berlari kembali lagi ke dalam rumahnya, mengambil motor sport yang selama ini tidak pernah terpakai karena kesibukan Alden, dan sekarang waktunya, Alden sengaja menggunakan motor supaya Alden lebih leluasa mencari Evan.

Melajukan motornya keluar rumah dengan kecepatan di atas rata-rata bukanlah hal baru buat Alden, karena dulunya Alden juga seorang pembalap liar yang sering menghabiskan malam-malam di jalanan.













____________________________________

Halo gess...

Kok sepi sih? Kok sepi? Bukannya tambah banyak kok malah sepi sih pembacanya?

Heran ya bund :)(

Kenapa bosen ya? Atau kalian udah ketebak alurnya kaya gimana? Kalian udah tau kelanjutannya gimana?
Bener?

Tapi kan cerita ini tuh belum sampai setengahnya loh, baru aja muncul konflik-konflik nya masa udah mau ninggalin cerita ini sih, sedih banget, ceritanya ini masih panjang AU aja gak tau mau sampai berapa part, AU gak tau mau sepanjang apa cerita ini tapi AU tau cerita ini mau di gimanain.

Atau konflik nya kurang berat? Mau Brat? Tambah batu lima kilo berat gak?

Hehe bercanda AU tuh.

AU lagi berusaha tau buat ngelanjutin cerita ini, ya meskipun susah membagi waktu dan melawan rasa malas tapi AU tetap semangat buat lanjut cerita ini loh, ya walaupun terkadang otak, hati, sama tubuh tuh gak bisa singkron ya kan, AU tetap lanjut karena part nya masih banyak, ceritanya masih panjang..... Sepanjang jalan kenangan ƪ(‾.‾“)┐

Ya udah ya segitu aja dari AU initinya AU gak mau cerita ini sepi kaya gini, padahal udah promosi sana sini, kalo boleh sih mau minta tolong promosi in cerita ini biar tambah rame dan AU bakalan memperpanjang cerita ini kalo gak ada sequel atau seson 2 gitu lah ya, itu masih rahasia di author(penulis)

MAKASIH JUGA BUAT KALIAN YANG MASIH SETIA BACA CERITA KU INI, LOVE YOU muach...

PANGERAN CADEL [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang