43. Amukan Alan

1.5K 109 15
                                    


Alan, bersama kedua orang tua dan opa Oma nya langsung pergi ke rumah sakit tempat Evan di rawat.

Sesampainya di rumah sakit mereka hanya melihat semuanya sudah berkumpul di depan ruangan Evan, entah Alan juga tidak tau apa yang sebenarnya terjadi.

"Kenapa kalian di luar?" Tanya Shandy.

"Ini ruang ICU tidak mungkin kita masuk banyakan gini om," ucap Abi.

"Terus yang di dalam siapa?"

"Dokter Alden."

Tanpa menunggu penjelasan lebih lanjut lagi, Alan langsung menerobos masuk ke dalam ruangan.

Hati Alan begitu sakit bak di iris pisau tumpul, tetesan air matanya mulai membasahi pipi tirusnya, dia sangat terlihat rapuh saat melihat kondisi Evan yang di bilang jauh dari kata baik-baik saja.

"Baru ke sini kamu? Dapet kabar dari siapa? Kenapa waktu itu saya teleponin kamu gak di angkat?"

"Maaf," hanya kata itu yang mampu Alan ucapkan.

"Sudah lah lupa kan, jika kamu mau menjenguknya silahkan," Alden langsung Mendur memberikan jalan untuk Alan mendekati Evan.

"Kenapa sampai seperti ini?" Tanya Alan dengan suara yang bergetar akibat menahan tangisannya.

"Di di culik oleh seseorang yang tidak di kenal, waktu itu saya terus menelponin kamu biar bisa membantu saya buat cari Evan, tapi tidak kamu angkat, saya juga udah coba telpon sama kedua teman kamu, tapi nomor mereka tidak aktif."

"Tapi untungnya ada seseorang yang menelpon saya dan memberi kabar jika Evan ada di rumah tua dekat hutan, dan benar saja di sana saya lihat Evan sudah tergeletak gak sadarkan diri dengan darah yang begitu banyak."

"Akibat dia koma karena Evan mengalami benturan keras di kepalanya dan beberapa luka tusuk di tubuhnya."

"Sampai kapan dia koma?"

"Saya juga tidak tau, saya bukan tuhan, sebaiknya kita berdoa saja supaya Evan bangun lebih cepat."
_____________

Satu bulan sudah mata bulat indah itu terpejam dengan rapat, terlelap di bawah alam sadarnya, entah apa yang dia lakukan di sana sampai di lupa untuk kembali lagi, membuka mata dan menatap ke indahan dunia walaupun sementara.

Banyak sekali cerita indah di setiap harinya yang dia lewatkan.

Tidak ada canda dan tawa yang seperti biasanya terdengar, sudah jarang sekali mereka mengobrol hanya untuk berbasa-basi sebentar, keluarga Alan, Sansan, Abi dan Eyres mereka semua begitu sibuk dengan dunianya mereka sendiri.

Terutama Shandy yang sangat merasa terpukul atas apa yang terjadi, dia sangat menyesal karena tidak bisa menjaga dan melindungi Evan saat itu, bahkan sekarang Shandy malah lebih memilih menyibukkan dirinya sendiri di kantor beberapa Minggu ini dengan alasan kantor pusat sedang bermasalah padahal tidak ada masalah apapun di sana. Sebenarnya bukan itu yang sebenarnya Shandy terjadi, Shandy sengaja jarang sekali menjenguk Evan, bukan karena benci dan yang lainnya itu karena Shandy sangat gagal menjaga Evan, dia sangat malu sekali untuk menampakan wajahnya di hadapan Evan.

Sedangkan saat ini, di tempat serba putih terlihat Alan yang terduduk di samping ranjang pesakitan Evan, matanya tidak lepas melihat wajah yang selama ini kehilangan senyumnya.

"Kapan kamu bangun Van?"

"Kamu marah sama Abang?"

"Kamu udah benci Abang?"

"Kalo kamu benci Abang sekarang juga bangun, kamu pukul Abang, kamu tusuk Abang sampai Abang mati, Abang ikhlas asalkan kamu bangun dan memaafkan kesalahan Abang yang udah Abang perbuat sama kamu," ucap Alan dengan air mata yang mengalir deras dari matanya.

"Bangun Van.... Abang mohon hiks, Abang mohon sama kamu untuk kali ini aja kamu dengerin abang, bangun," Alan mengguncang tubuh Evan dengan kasar hingga tubuh Evan bergeser ke samping hampir terjatuh.

"BANGUN EVAN BANGUN!! ABANG BILANG BANGUN ANAK NAKAL!!"

Sansan yang kebetulan ada di depan pintu masuk pun langsung mendobrak pintu ruang rawat dan segera menjauhkan Alan dari Evan.

"MINGGIR ANJING GUE MAU NGASIH PELAJARAN SAMA DIA!!" Teriak Alan, dia berusaha memberontak melepaskan dirinya dari Sansan meskipun air matanya terus menetes.

"DIA UDAH BANDEL SEKARANG, DIA GAK MAU NURUTIN APA KATA GUE, DIA UDAH NAKAL SAN, MINGGIR BANGSAT!!"

"ALAN SADAR ANJING!! Kalo lo kaya gini terus kasian sama Evan, lo gak inget apa kata dokter kemaren? Seharusnya kita sering ajak Evan ngobrol biar jiwa nya terpancing buat sadar bukan malah lo marah, marahin kaya gini."

"Gue tau, gue tau lo sedih, lo terpukul, kita juga sama lan, kita juga ngerasain apa yang lo rasain."

"TAPI GUE YANG LEBIH SEDIH DARI KALIAN, GUE YANG PALING MERASA BERSALAH DARI PADA KALIAN, GUE ADA DI SINI, TAPI GUE GAK BISA JAGA EVAN, GUE GAK BISA LINDUNGI EVAN, GUE GAK BISA NOLONGIN EVAN WAKTU EVAN BUTUH BANTUAN, GUE EMANG BRENGSEK SAN."

PLAKK

Satu tamparan berhasil mendarat di pipi mulus Alan, jujur baru kali ini Alan merasakan perihnya di tampar apalagi ini sama teman sendiri, ah bukan, lebih tepatnya orang yang udah Alan anggap sebagai saudara sendiri.

"Ngomong lagi lo! Ngomong lagi!"

"Ma-maaf maaf, gue minta maaf, hiks maafin gue San, gue cuma mau Evan bangun, biar gue aja yang gantiin posisi Evan  sekarang, gue gak bisa liat Evan kaya gini terus, gue gak bisa."

"Pergi lo, tenangin diri lo sendiri, kalo belum tenang jangan pernah lo datang ke sini," ucap Sansan, yah begini lah sikap asli Sansan yang tertutupi oleh kekocakannya, Sansan akan menjadi lebih dewasa dari Eyres dan Abi.

Alan hanya menganggukkan kepalanya, dia menghapus kasar air matanya yang udah mengalir.

"Kalo ada apa-apa telpon gue."







____________________________________

AU udah kelamaan banget ya up nya, biasanya tiga hari up tapi ini udah lima hari loh, gak ada yang nanyain AU ke mana gitu hahah geer banget ya AU yang satu ini, ya maafkan lah ya emang gini adanya.

Sebenernya AU tuh gak mau up sekarang tau, tapi karena AU sayang kalian jadi AU up deh biar kalian seneng ketemu lagi sama Evan meskipun Evan tidur.

Waktunya GOBAR (Gosip Bareng Author)

Eh salah lebih tepatnya AU mau curhat sama kalian tau, AU tuh sebenarnya gak up karena AU lagi liatin seberapa minatnya dan seberapa antusiasnya kalian sama cerita ini.

Kalo pembaca ya Alhamdulillah gak usah di ragukan lagi MAKASIH BANYAK BUAT KALIAN YG UDAH BACA (◠‿◕), Vote masih Alhamdulillah banyak MAKASIH JUGA YANG UDAH VOTE (^‿^), tapi yang komen kok sedikit ya padahal yang AU tuh lagi nungguin dukungan kalian selain daari pembaca dan vote AU juga nungguin dari komenan ya biar seimabang gitu.

AU pokonya ngucapin TERIMAKASIH BANYAK BUAT KALIAN SEMUA,,,,,, Love you buat kalian yang masih setia membaca cerita aku ini, dan maaf banget kalo KONFLIK cerita ini ringan banget karena ya.... Nanti aku kasih tau aja ya pas udah end sekalian. Kalian yg sabar ya karena

BEBERAPA PART LAGI END KOK

PANGERAN CADEL [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang