Setelah semuanya siap, semua keluarga Alan sudah berkumpul, mereka semua di bagi menjadi beberapa kelompok sangking banyaknya anggota keluarga, masing-masing dari kelompok mereka membawa kantong kresek yang lumbayan besar yang berisi makanan untuk mereka bagikan. Bahkan mereka memindahkan kue ulang tahun yang ada di rumah sakit ke taman ini.
Sekarang tinggal membangunkan sang pangeran mereka yang tertidur di dalam mobil di temani Alan dan dokter Alden.
"Alan, bangunkan Evannya," ucap Shandy.
"Biarin bangun sendiri," jawab Alan, bukan tega membiarkan Evan bangun sendiri karena kalo di bangunkan bisa-bisa nangis sambil ngamuk.
"Gak bisa dong nak, kan acaranya udah mau mulai."
Dengan berat hati, Alan harus membangunkan Evan yang ada di gendongannya.
"Evan, bangun dulu acaranya udah mau mulai."
"Abang jangan ganggu Evan, Evan lagi pusing, kepala Evan putel-putel," dumel Evan dengan mata yang terpejam.
"Nak, bangun dulu yuk, katanya mau bagi-bagi makanan?" Ucap Shandy sambil mengelus rambut Evan.
"Pusing ayah."
"Sini sama ayah," Shandy langsung mengangkat tubuh Evan dari gendongan Alan, dan berjalan keluar.
"Eh kok masih tidur?" Tanya sang Opa.
"Pusing katanya."
"Loh kalo masih pusing, mending acaranya di batalin aja biar Evannya bisa istirahat," ucap sang Oma yang nampak khawatir dengan keadaan Evan.
Sedangkan Evan yang mendengar acaranya akan di batalkan langsung membuka matanya dan berusaha turun dari gendongan sang ayah.
"Jangan, Evan udah gak papa, pusingnya udah ilang, jadi ayo kita bagi-bagi kasian sama anak-anak nya udah nungguin," Evan begitu antusias untuk membagikan makanan kepada orang-orang.
"Eh, katanya masih pusing?"
"Nggak, kata siapa? udah ayo ih katanya mau bagi-bagi makanan sama meleka?"
Semua keluarga nampak tersenyum dengan tingkah Evan yang menggemaskan menurut mereka.
"Bentar dulu dong, sebelum kita bagi-bagi, lebih baik kamu tiup dulu nih lilinnya, kasian loh dari tadi kamu anggurin terus."
Setelah itu datanglah kue ulang tahun yang berukuran lumbayan besar ke hadapan Evan.
"Mau langsung tiup lilin? Atau mau di nyanyiin dulu?"
"Mau langsung tiup lilinnya," jawab Evan.
"Tapi sebelum tiuplilinnya berdoa dulu dong."
Setelah berdoa Evan langsung meniup lilinnya.
"Ayah," panggil Evan kepada Shandy, tapi karena orang tua dari Abi, Sansan, dan Eyres, Evan panggil Ayah jadi mereka refleks merespon panggilan dari Evan.
"Bukan ayah, tapi ayah."
"Ini ayah," semua para orang dewasa yang di panggil ayah oleh Evan menunjuk dirinya sendiri.
"Ihhh bukan ayah, tapi ayah."
"Ya ini ayah," ucap semua orang dewasa.
"Sayang, kan ayah Evan banyak, jadi kalo Evan mau manggil ayahnya satu harus jelas yang mana sayang, biar gak semuany ngejawab."
"Evan manggil ayah," Evan menunjuk Shandy, lalu telunjuknya langsung mencolek kue bolu yang ada di hadapannya, di masukannya ke dalam mulut.
"OOHH AYAH," ucap semua, karena mereka kira Evan memanggil dirinya namun ternyata salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGERAN CADEL [END]✓
Novela JuvenilDia milik ku. Dia milik kita. Dia milik kami. Dia untuk kita semua. Si nakal yang tidak tau apa yang namanya aturan, suka membantah, sering ngomong kasar tapi gak bisa nyebut R dan melakukan sesuatu dengan sesuka hatinya. Suka kabur dari rumah, bolo...