Di rumah Shandy semua anggota keluarga melakukan kegiatannya masing-masing para pria yang bekerja di kantor, anak-anak yang belajar di ruangan khusus dan para wanita yang melakukan aktivitas nya masing-masing seperti membereskan kamar, memasak, baca buku, dan lain-lain, seperti yang Tantri lakukan sekarang, saat ini dia sedang menyiram berbagai bunga di halaman belakang yang masih terhubung dengan area mansion megah ini. Tantri memang suka dengan bunga apalagi dengan bunga Dandelion Tantri sangat menyukai bunga itu, dia merawat bunga itu setiap hari memberinya pupuk dan air supaya bunga itu makin bagus, dan sehat.
"Bunga hasil cangkokan anak bunda bagus banget ya, cantik, seperti anak bunda, coba aja kalo kamu ada di sini nak, pasti kamu bakalan senang melihat ini," Tantri menatap bunga mawar yang berwarna ungu itu, hasil bunga cangkokan yang di maksud adalah buatan Evan. Waktu itu dia membantu Tantri untuk mengurus bunga nya, namun Evan malah ingin mencangkok bunga mawar, Tantri dengan senang hati pun langsung menyetujui keinginan Evan, dan sekarang bunga hasil tangan Evan sudah tumbuh besar dengan warna yang indah seperti senyuman Evan yang telah Tantri rindukan.
Saat Tantri sedang asik melihat tanaman hasil tangan dari putranya, tiba-tiba ada seseorang yang membekap mulutnya menggunakan sapu tangan yang sudah di tetesi obat tidur, meskipun Tantri memberontak tenaganya langsung terkuras, matanya memberat dan saat itu juga Tantri kehilangan kesadarannya.
___________Di kamar, terlihat Alan yang terduduk menyandarkan tubuhnya di kasur, tidak ada orang lain di sini karena Alan mengusir siapapun yang masuk ke dalam kamarnya kecuali sang bunda. tubuhnya saat ini masih terasa lemas dan kepalanya terasa sangat pusing.
Dretttt
Alan menengok ke arah samping di mana hp nya berada, dia sangat malas sekali membuka hp itu jadi dia biarkan saja.
Drettt
Karena rasa penasarannya Alan mengambil hp nya dan ternyata ada kontak masuk yang tidak ada namanya, nampaknya dia mengirimkan foto.
Dan saat di buka tubuh Alan seketika menegak, wajahnya yang memerah karena marah, tagannya meremas hp yang sedang di pegang nya.
Orang itu mengirimkan dua foto, yang satu berisi foto pria yang Alan sangat kenal, di foto itu terlihat duduk di salah satu kursi dengan tangan dan kaki terikat, mulut yang tertutup kain dan juga dia memejamkan matanya.
Tidak beda jauh dari foto sebelumnya di foto ini juga terlihat seorang wanita yang tangan dan kakinya terikat, mulut yang tertutup dan juga dalam keadaan pingsan.
Drettt
+62 555 ----
|Datanglah ke alamat yang saya berikan jika mereka ingin selamat.Tanpa berfikir panjang Alan langsung berlari ke luar meskipun tubuhnya yang sangat lemas tak bertenaga.
"BUNDA!!"
"BUNDAA!!" Alan berteriak mencari sosok bunda nya semoga saja foto tadi hanya rekayasa semata.
"Alan kamu kenapa?" Tanya sang Opa yang khawatir dengan cucuk kesayangannya.
"Opa, bunda, bunda di mana opa?"
"Bunda mu ada di halaman belakang----"
"BUNDA!!"
"Ada apa opa?" Tanya Selen, lalu di susul lagi dengan para wanita yang lainnya.
"Di mana Tantri?"
Selen dan yang lainnya hanya menggelengkan kepalanya.
"Kita gak tau Tantri ada di mana, tapi tadi aku melihat Tantri ada di halaman belakang," ucap Selen.
Sedangkan di halaman belakang, Alan langsung mencari sang bunda namun tidak ada yang orang di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGERAN CADEL [END]✓
Teen FictionDia milik ku. Dia milik kita. Dia milik kami. Dia untuk kita semua. Si nakal yang tidak tau apa yang namanya aturan, suka membantah, sering ngomong kasar tapi gak bisa nyebut R dan melakukan sesuatu dengan sesuka hatinya. Suka kabur dari rumah, bolo...