"Lo tuh ngapain sih main ujan-ujanan kaya gitu hah? Mau nambah penyakit?!.""Kan gue udah bilang diem di rumah jangan nakal-nakal kalo jadi anak."
"Bawel," dumel Evan.
"Ya karena gue sayang sama lo, gue gak mau lo sakit, kenapa sih lo gak ngerti bang--"
"LO YANG GAK NGELTI, GUE DI LUMAH DALI PAGI SAMPAI SOLE DI DIEM DI LUMAH NUNGGUIN LO PULANG, KATANYA LO GAK BAKALAN LAMA, TAPI SAMPAI JAM EMPAT LO GAK ADA, PULANG-PULANG JAM LIMA, APA ITU YANG DINAMAKAN SEBENTAL?!."
"Ya maaf, saya emang salah saya ngingkarin janji saya, tapi kamu juga seharusnya ngerti dong, saya di luaran sana kerja bukan main."
"BODO AMAT!!."
"Ngambek, ngambek, mulai lagi ngambeknya," ucap Alden sambil melirik Evan ke bawah, ya di bawah keran tadi Alden sedang mengeringkan rambut Evan.
"Awas gue gantuk, mau tidul," Evan langsung menyingkirkan tangan Alden dari atas kepalanya.
"Makan dulu."
"Gak mau," tolak Evan sambil berjalan.
"Makan Evan kamu punya maag, kalo kamu lupa," ucap Alden degan sedikit berteriak karena karek dirinya dengan Evan mulai menjauh.
"Gak mau, gak usah maksa." Kekeh Evan.
"Awas aja kalo maag nya kambuh saua gak bakalan nolongin kamu," dumel Alden. Dia berjalan ke arah meja makannya sendirian, di sana sudah tersedia berbagai makanan kesukaan Alden.
Saat beberapa suap makanannya masuk ke dalam perut, tiba-tiba Alden berhenti, dia menyimpan sendok yang dia gunakan untuk makan dan menatap semua makanan yang ada di hadapannya.
"Saya lupa, dari pagi 'kan saya tinggal si Evan sendirian di rumah, pasti dia belum makan dari siang."
___________"Sal, sal, 'kan tadi gue udah bilang jangan samperin tuh orang, lagi hujan, lo sih pake ngotot segala pengen nyamperin tuh orang jadi gini kan kejadiannya," ucap Resti sepupu Salwa yang begitu bawel. Resti tak kalah cantik dengan sepupuhnya,umurnya sama dengan Salwa, dia punya rambut panjang hitam, wajahnya yang putih mulus, dan bermata empat alias berkaca mata. Si kutu buku yang kalo udah megang buku gak bisa di ganggu gugat meskipun berbagai bujukan.
"Bewel lo, pijitin kepala gue yang bener," ucap Salwa.
"Gue bawel gini juga demi kebaikan lo sal, kalo udah gini kan siapa yang repot ya gue lah."
"Ya maaf abisnya gue penasaran sama tuh orang, gue kira 'kan anak kecil nyasar."
"Kekepoan lo berujung tepar Sal."
"Ya biarin dari pada lo, udah di tembak sama gebetan tapi lo nya yang malah nolak, sebleng lo," sindir Salwa.
"Ya 'kan watu itu gu---"
Pranggg!!
"Sal sal sal tetangga sebelah perang lagi sal," ucap Resti heboh saat mendengar pecahan barang dari samping rumahnya.
Ya begitulah mereka berdua ketika tetangga lagi berperang pasti mereka paling heboh, yang parahnya lagi mereka rela mengintip dari jendela untuk melihat apa yang terjadi di tetangga sebelah.
"Kiri depan?," Tanya Salwa yang ikut penasaran.
"Kiri!,"
"Suaranya dari depan!."
Prangg!!!
"Kanan!!," Ucap Resti dan Salwa secara bersamaan, tidak biasanya tetangga sebelah kanan berperang seperti ini. Biasanya hanya tetangga sebelah kiri dan depan aja yang sering seperti ini.
______
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGERAN CADEL [END]✓
Teen FictionDia milik ku. Dia milik kita. Dia milik kami. Dia untuk kita semua. Si nakal yang tidak tau apa yang namanya aturan, suka membantah, sering ngomong kasar tapi gak bisa nyebut R dan melakukan sesuatu dengan sesuka hatinya. Suka kabur dari rumah, bolo...