"EVAN!!""Lo keterlaluan bangsat!" Ucap emosi Alan saat melihat tubuh Evan sudah mendarat di lantai dengan mata yang terpejam dan tubuh yang bersimbah darah. Lantai yang semula bersih putih itu langsung berubah warna jadi merah karena genangan darah.
Alan langsung berlari ke arah Evan, tanpa rasa jijik dia langsung memeluk tubuh Evan dan menangis tanpa suara.
"Bertahan Evan, plis bang mohon," bisik Alan tepat di telinga Evan.
"TOLONGG!! AYAH, BUNDA!"
Semua penghuni rumah langsung berhamburan keluar saat mendengar teriakan Alan, mereka nampak terkejut saat melihat Evan yang bersimbah darah di dalam dekapan Alan.
"Alan, kenapa Evan?!" Tanya Shandy yang langsung mengambil alih tubuh Evan dari pelukan Alan.
"Alan, kenapa bisa begini?" Tanya sang Opa.
"Sayang, Evan kamu denger bunda sayang, Evan buka mata kamu," ucap bunda Alan sambil menangis.
"TUNGGU APALAGI?! CEPAT BAWA KE RUMAH SAKIT!!" teriak Alan.
"Alan, tenang ada Oma okey," ucap sang Oma menenangkan Alan yang masih menangis histeris melihat adik kesayangannya jatuh dari lantai dua ke lantai dasar. Alan yang terlihat dingin dan cool akan terlihat rapuh jika melihat adik kesayangannya ini terluka.
"Astaghfirullah," ucap Abi, Sansan, dan Eyres berbarengan saat melihat Evan.
"San, san, san, cepet siapin mobil," perintah Eyres dan langsung di angguki oleh Sansan, dia langsung berlari keluar untuk menyiapkan mobil.
"Baring 'kan dulu," ucap Alden kepada Shandy.
Dengan keahliannya sebagai dokter Alden langsung memberikan pertolongan pertama kepada Evan, dia menekan-nekan dada Evan dan sesekali dia memberikan nafas buatan untuk Evan.
Setelah beberapa menit Alden memberikan pertolongan pertama kepada Evan, dia langsung memerintahkan untuk memanggil ambulan karena keadaan Evan yang lumbayan parah.
"Panggil ambulan sekarang juga," ucap Alden.
"Di depan udah ada sansan dok,"ucap Abi.
"Bagus," tanpa banyak bicara lagi, Alden langsung membuka baju tidurnya, dia langsung menggunakan itu untuk menekan luka yang ada di kepada Evan.
___________Setelah sampai di rumah sakit, semua penghuni rumah sakit langsung gempar karena kedatangan keluarga terkaya se Asia ke rumah sakit ini sambil menggendong anak muda yang sudah lemas dan bercucuran darah.
"Bertahan sayang," ucap bunda Alan sambil menggenggam tangan Evan.
Alden yang berlari lebih dulu berlari, dan membuka 'kan salah satu pintu ruangan.
"Baringkan di sini, dan kalian boleh tunggu di luar," ucap Alden.
_______________Setelah menunggu beberapa jam, akhirnya Alden keluar dari ruangan.
"Gimana?" Tanya Alan.
"Kondisinya baik-baik aja, lukanya juga gak terlalu dalam," ucap Alden.
"Kita boleh masuk?"
"Boleh, tapi jangan berisik, Evannya lagi istirahat."
Mereka semua langsung masuk ke ruangan Evan. Alan yang tidak sabaran langsung menghampiri Evan, mengangkat tangan Evan pelan lalu mencium nya.
"Abang gak bakalan maafin dia dek," ucap Alan sambil menangis.
"Dia siapa Lan?" Tanya Shandy.
"Cucu bungsu kalian, dia yang udah dorong Evan dari tangga," ucap Alan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGERAN CADEL [END]✓
Teen FictionDia milik ku. Dia milik kita. Dia milik kami. Dia untuk kita semua. Si nakal yang tidak tau apa yang namanya aturan, suka membantah, sering ngomong kasar tapi gak bisa nyebut R dan melakukan sesuatu dengan sesuka hatinya. Suka kabur dari rumah, bolo...