"Apa?!" Shandy begitu syok dengan apa yang barusan anaknya bilang."Kenapa bisa dia kembali lagi?" Tanya Shandy.
"Sesuai yang kita bilang yah, Elm merasa kalo kita ingkar janji untuk menjaga Evan."
"Dengan cara apa lagi kita membunuh Elm?" Dumel Shandy.
"Terus kita harus apa yah?" Tanya sang istri yang sudah mulai menangis.
"Aku gak mau hal seperti dulu terulang lagi."
"Ayah juga gak tau, bisa bahaya bagi kita jika tetap memaksa Elm untuk pergi yang ada dia malah membunuh kita."
"Kalo pun dia gak macem-macem sama kita, dia yang akan melukai tubuh Evan."
"Benar yang di katakan Shandy, kalo kita bertindak gegabah yang ada bakalan berakibat fatal buat kita dan juga Evan," ucap ayah Sansan.
"Terus kita harus apa yah? Gak mungkin kita biarin terus Elm ada di tubuh Evan yang ada itu bisa nyiksa Evan."
"Sekarang Evan udah gak mau di temuin sama siapapun kecuali dokter Alden, kita cuma bisa menjaga di dari kejauhan," ucap Ayah Abi.
"Itu gak bakalan berhasil, Elm itu sangat sensitif sama orang asing yang ada di malah marah karena kita kirim mata-mata buat ngawasin dia."
__________Di lain ruangan terlihat dua orang yang berbeda usia itu saling diam-diam, Alden yang sibuk dengan kegiatan nya memeriksa Evan atau Elm sedangkan Elm hanya diam, sesekali dia melihat ke arah Alden.
"Siapa nama lo?" Ucap Elm memecahkan keheningan di antara mereka berdua.
"Alden."
"Kapan gue pulang?" Tanya Elm.
"Tiga hari lagi kamu pulang," ucap Alden tanpa melihat ke arah Elm. Alden sebenarnya masih marah karena Elm datang di saat yang tidak tepat.
"Ternyata lo bermuka dua ya?"
"Maksud lo?" Alden langsung berhenti melakukan aktivitas nya dan melihat secara tajam ke arah Elm.
"Dasar munafik."
"Maksud lo apa hah?!" Alden mulai kepancing emosi dengan kelakuan Elm.
"Di rumah lo ada kaca kan?"
Alden sudah malas meladeni Elm yang menurutnya begitu menyebalkan, lebih baik dia keluar saja dari pada menyakiti tubuh Evan.
"Lo liat sendiri gimana kelakuan mereka di belakang lo."
__________Di luar ruangan Alden langsung menutup pintu ruang rawat Evan dengan kasar, lalu duduk di kursi yang memeng di sediakan di sana.
"Kenapa kamu jadi kaya gini?"
Alden mengacak-acak rambutnya prustasi sehingga rambut yang biasanya rapih itu kini berantakan tak berbentuk.
"Dok?"
Alden yang merasa terpanggil mendongakkan kepalanya ke arah sumber suara, matanya melihat dari bawah sampai atas ke orang yang ada di hadapannya.
"Gimana?" Tanya orang itu.
Sedangkan Alden hanya menggelengkan kepalanya lalu menunduk lagi.
"Apa kita bakalan kehilangan Evan?"
"Saya tidak tau."
"Kalo pun itu terjadi sampai kapan pun saya tidak akan pernah melepaskan Evan dari tangan saya," lanjut Alden.
"Elm itu bukan orang sembarangan, apapun yang dia mau harus tercapai detik itu juga, bahkan dia berani membunuh manusia tanpa pandang bulu."
Alden langsung melihat ke arah Alan yang duduk di sebelahnya.
"Orang tua nya?"
"Tidak, Elm tidak pernah membunuh bunda nya Evan tapi dia yang membunuh ayahnya Evan tanpa mengotori tangannya."
"Maksudnya?"
"Waktu itu Elm menyuruh seseorang untuk mengajak ayah Evan pesta minuman keras dengan uang hasil penjualan jantung istrinya sampai operdosis."
"Lalu orang suruhan Elm sekarang gimana apa dia di penjara?"
"Dia udah mati karena Elm yang membunuhnya, bahkan dia membunuhnya di hadapan kita semua."
"Saya takut dia malah menyakiti tubuh Evan," ucap Alden.
"Ya gue juga."
Brakkk
Atensi Alan dan Alden langsung teralihkan saat mendengar suara sesuatu dari dalam ruangan Evan.
Karena panik, mereka mendobrak pintu ruangan Evan, namun saat di dalam ternyata sudah tidak ada siapa-siapa, hanya ruangan kosong berantakan yang di tinggalkan oleh pemiliknya.
"Kemana dia?"
Alan hanya menggelengkan kepalanya, dia mengambil hp nya yang ada di dalam kantong celana.
"Ke mana?"
"Okey," Alan mematikan sambungan telponnya secara sepihak.
"Kamu telpon siapa?"tanya Alden.
"Seseorang, dia bilang mereka semua kehilangan jejak karena salah satu mata-mata kita terlihat sama Elm."
"Menarik," Alden tersenyum menatap ke depan.
"Pulang lah, kasih tau ke keluarga mu jangan pernah khawatir, biarkan urusan ini jadi urusan saya."
"Gue bakalan tetap cari Evan."
"Yah, terserah kamu saja."
_____________________________________________
Halooo gaessss
Part nya pendek banget tapi gpp ya ges entar nyambung lagi ke part selanjutnya,,,,, karena AU itu udah pengen UP tapi lagi gak ada ide jadi wehh UP nya segini hehe.
GOBAR (gosip bareng author) hari ini yaituuu........
Ada yang sama gak sih sama Evan hari ini hari kelulusan SMA huhuu.... Kagak ada yang mau ngasih selamatttt gituu sama Evan haha....
Sumprit nih ya AU liat sw dia keren banget huhuu mana pake jas pake dasi ahhh cool banget asli.
Aku aja sampe pangling Loch huhu...
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGERAN CADEL [END]✓
Teen FictionDia milik ku. Dia milik kita. Dia milik kami. Dia untuk kita semua. Si nakal yang tidak tau apa yang namanya aturan, suka membantah, sering ngomong kasar tapi gak bisa nyebut R dan melakukan sesuatu dengan sesuka hatinya. Suka kabur dari rumah, bolo...