33. Masa lalu

978 63 2
                                    


Di salah satu rumah tepatnya di salah satu kamar terlihat seorang wanita yang sedang duduk di pinggir kasur, dia menatap lekat foto yang dia pegang.

Masa lalu itu terus berputar di otaknya, bagaimana mereka melalui rintangan hidup bersama, melewati suka duka bersama, masa-masa di mana mereka masih memikirkan dirinya sendiri tanpa memikirkan suami dan anak, bermain sesuka hati.

Namun semua kenangan indah masa lalu itu hilang dalam waktu yang singkat, mereka berpisah setelah mempunyai anak, karena  suami si sahabat yang membawa pergi anak dan istrinya entah kemana, bahkan sampai sekarang mereka belum pernah ketemu lagi, dia tidak tau bagaimana nasib sahabat sejatinya itu, dalam lubuk hatinya dia ingin sekali bertemu ingin melepas rindu yang selama ini dia pendam, tapi apa itu semua akan terjadi? Bagaimana kalo sahabatnya itu sudah tiada.

Satu tetes air mata terjun membasahi tangannya, dia mengusap foto dirinya dan sang sahabat saat masih remaja dulu, sahabatnya itu orang yang paling baik, ramah, rendah hati, mudah tersenyum, dan penyabar.

Sahabat mana yang kuat  berpisah berpuluh-puluh tahun lamanya berpisah tanpa ada kabar sama sekali, padahal mereka sudah bersahabat sejak TK  hingga menikah, tak jarang orang-orang menyebut mereka itu kembar, karena selalu bersama kemana-mana, memakai baju pun mereka harus sama, meskipun beda modal tapi warnanya harus sama.

Sudah berapa lama dia mencari informasi tentang sahabatnya, namun nihil, semuanya sia-sia sampai sekarang dia masih belum bisa menemukan sahabat sejatinya itu, beberapa Minggu terakhir ini dia mencoba untuk turun tangan sendiri mencari informasi itu, tapi yang dia dapat hanya rumah ah ralat bukan rumah tapi gubuk kumuh sekali yang jauh dari pemukiman warga, dan sepertinya sudah di tinggalkan lama oleh sang pemilik. Di sana, dia menangis histeris membayangkan bagaimana mereka hidup di tempat yang seperti ini bersama suami dan anak balita nya yang baru saja lahir ke dunia.

Di sana juga dia mendapatkan satu baju baju sabatnya yang sudah kotor sekali tersimpan di dalam lemari yang akan roboh, di tempat tidur yang terbuat dari kayu itu dia hanya menemukan satu selimut bayi yang berwarna biru yang sama kotornya. Dia masih mengingat betul bagaimana si sahabat menangis meminta tolong kepadanya untuk menyusui si bayi yang baru lahir itu karena asi dia yang kering, dengan senang hati dia menyusui anak dari sabatnya, anaknya yang terlihat sangat menggemaskan dan cantik sekali, padahal anak ini berjenis kelamin laki-laki.

"Kata pak ustadz, kalo bayi kamu menyusu ke aku berarti anak kita sesusu dan anak sesusu itu katanya gak boleh nikah."

Kata-kata terakhir dia itu terus dia ingat hingga anaknya berusia tujuh belas tahun, dia menyesal karena bicara seperti itu, mungkin Sabahat nya itu pergi karena omongannya dulu.

"Maafin aku Re, mungkin kalo aku gak ngomong kaya gitu kamu gak bakalan pergi se jauh ini," ucap Zela.

"Di mana pun kamu berada aku bakalan terus cari kamu Re, kamu sabat satu-satunya yang aku punya Rere."

"Tadi orang suruhan ku bilang katanya kamu udah gak ada ya? Aku gak percaya Re, aku gak percaya kalo kamu udah gak ada," Zela terus mengucapkan kalimat-kalimat kepada sahabat nya itu sambil menangis.

"Kalo kamu emang udah gak ada, se.. setidaknya kamu kasih aku petunjuk di mana putra mu, aku ingin menemui nya, aku ingin mengurusnya seperti anak ku Re."

"Izinkan aku mengurus anak semata wayang mu itu, biar kamu tenang di sana."

"Mah," di sela tangisannya Zela mendengar suara anaknya memanggil.

"Iya sayang, mamah di sini," ucap Zela dengan nada suara yang biasa seolah tidak pernah menangis.

Clekk

"Mamah kok nangis?"

"Biasa lah Sal, mamah lagi kangen sama sahabat mamah," ucap Zela, ya dia adalah ibu kandung Zela alias saudara sesusu anak dari Rere.

"Emangnya sampai sekarang belum dapat petunjuk ya?"

"Udah."

"Apa mah?"

"Rere udah nggak ada sayang," saat itu juga air mata Zela langsung keluar lagi.

"Inalilahi, Rere gak nyangka Tante Rere udah nggak ada, padahal aku pengen ketemu sama Tante Rere, aku pengen liat wajah beliau yang sekarang."

"Sabar ya sayang, sekarang pencarian yang mamah lakukan akan di bagi dua."

"Loh kenapa? Mamah mau cari suaminya Tante Rere juga? Kenapa, bukannya kata mamah suami Tante Rere itu jahat ya mah?" Tanya Salwa.

"Bukan mencari suaminya sayang, tapi mencari anak Tante Rere, mamah pengen ngurus dia sebagai permintaan maaf mamah kepada Tante Rere karena di saat dia meninggal mamah gak ada di sampingnya."

"Aku setuju mah, semoga pencarian anak Tante Rere berhasil ya mah."

"Aminn makasih ya sayang." Salwa hanya tersenyum dan mengangguk.
_______________

"Bagaimana apa dia sudah tertidur?"

"Belum."

"Evan kamu kenapa belum tidur Hem? Ini udah malem loh."

"Gak mau tidul Bunda," jawab Evan lirih.

"Kenapa gak mau? Evan emangnya mau sakit?"

"Badannya udah agak anget," potong Shandy.

"Oh, pantesan rewel gak mau tidur, tunggu sebentar ya Bunda panggilin dokter Alden dulu," ucap Bunda.

"Gak mau, maunya seblak sama mie goleng aja."

"Bunda gak nawarin itu loh."

"Evan minta Bunda."

"Ssuttt udah jangan berdebat, sekarang kamu tidur, nanti Ayah pindahin ke kamar," ucap Shandy sambil mengelus Unggung Evan.

"Ayah."

"Kenapa?"

"Evan Kangen Bunda Evan," Evan menatap Shandy dengan mata yang basah satu kedip saja air matanya akan meluncur bebas.

"Sama bunda aja ya," bujuk Shandy.

"Gak mau."

"Evan sayang, kamu jangan gini dong nak, kalo kamu kaya gini kasian sama Bunda di atas sana, pasti dia gak tenang karena anaknya terus menangis seperti ini."

"Tapi, tapi Evan kangen banget sama Bunda."

"Lebih baik kamu berdoa saja ya, berdoa sama Allah biar bunda Evan tenang di sana, di tempatkan di sisi Allah, dan masuk surga."

"Bunda pasti masuk surga, Bunda orangnya baik, gak pelnah malah sama Evan."

"Iya."















____________________________________

Halo gess....
Aku mau up sekarang ya soalnya kan sebentar lagi lebaran nih ya sambil mau halal bi halal juga mau minta THR sama kalian.

Minal aidzin walfaizin dari kita semua ya, semoga di bulan puasa penuh hikmah ini kita mendapatkan jodoh yang bisa memimpin rumah tangga kita menjadi SMW (Sakinah Mawadah Warohmah)

Oh ya yang pengen tau IG nya Evan langsung Chet aku di wp aja ya, khusus yang mau aja ya yang g mau ya follow aja IG Author wkwkwkw.

By sekian dan wasalam
Haturmakasih

PANGERAN CADEL [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang