3. The Red Shoes

489 82 0
                                    

enjooOyy guys 💚✨

















   Winora terus melangkah kan kakinya meski mendengar suara derap langkah dari arah yang berlawanan

Itu manusia, Winora tidak boleh berpikiran yang aneh aneh.

Matanya fokus pada anak anak tangga didepan.

Namun dapat ia rasakan bulu kuduk nya meremang. Hawanya menjadi menakutkan.

'Tidak ada apa apa, Tidak ada apa apa' gumamnya dalam hati.

Ketika langkahnya sedikit lagi menuju belokan tangga terakhir, matanya yang terfokus pada anak tangga berikutnya, menangkap sepasang kaki dengan sepatu kanvas merah tengah berdiri di depannya. Tepat didepan Winora.

Ketika Winora mengadah dengan hati hati, yang ia dapatkan adalah Rahesa dengan senyum yang Winora akui menawan.

'Apa Apaan sih?!' rutuk gadis itu.

Lelaki itu terus tersenyum. Senyum yang bermakna lain dimata Winora. Membingungkan.

"Takut?" Tanya Hesa santai.

"Ngapain disini ?!" Alih alih menjawab Hesa, gadis itu malah melayangkan pertanyaan lain.

"Lift rusak, jadi aku lewat sini"

"Darimana ?"

"Ambil foto produk buat Kak Stevan"

"Sial bisanya nyuruh nyuruh aja tuh Kaksteve" Winora mengatai. Hesa tersenyum kecil melihatnya.

"Yaudah, aku anter ini dulu"

"Iya" kata Hesa. Winora pun mengambil langkah kesebelah Hesa dan melewati lelaki itu.

Winora menghela nafas lega. Yang ia temui hanyalah Hesa bukan makhluk aneh aneh seperti malam itu.

Winora kembali menuju tangga darurat setelah mengantarkan se map berkas tadi.

Matanya mendapati Hesa tengah bersandar di ambang pintu, tatapannya berkeliling.

Winora mengernyit, apalagi ketika melihat sepatu merah itu- lagi.

'Sepatu Kanvas Merah ? Unik banget' gumamnya. Kemudian dalam sekejap, lelaki itu menoleh padanya.

Menatapnya lamat sampai kemudian Winora memilih mendekat daripada ditatap seperti itu.

Semakin di tatap, semakin Hesa yakin bahwa Winora adalah yang ia inginkan sejak dulu.

"Ngapain masih disini?"

"Nunggu kamu"

"Lah?" Winora benar benar merasa aneh.

"Tadi kamu keliatan cemas juga takut pas sendirian, yaa jadi . ." Hesa menggantung kalimatnya bingung.

"Nemenin gitu ?"

"Nah iya" jawab Hesa cepat sembari tersenyum kikuk. Winora menggeleng dan berjalan mendahului nya.

"Yaudah ayo" katanya saat berbalik menatap lelaki itu. Hesa mengangguk kemudian berjalan mengiringi gadis itu.

Winora kira mendapatkan Hesa sebagai temannya menuruni tangga akan lebih baik, ternyata yang dirasanya malah canggung.

Belum lagi bahu mereka yang sesekali bersentuhan, karena jarak yang begitu dekat.

"Udah lama kerja disini ?" Hesa memulai percakapan.

"Udah dua tahun," Hesa mengangguk mendengar nya.

"Dari awal masuk kerja sama Pak Calvin ?"

"Heem, ga pernah masuk tim lain, diperbantukan juga gapernah"

Scarlett On You [Wintddeung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang