21. Evenness

215 43 0
                                    

feedback-nya yaaa ayangg ayangg 😘


















Namwon, August 2018



"Semuanya jadi Tiga ribu Won" ucap kasir sembari membungkus beberapa camilan dan memberikan pada pelanggan di hadapannya.

"Ini" gadis dengan hoodie hitam itu memberikan uang dan menerima kantong belanjanya kemudian berbalik keluar dari mini market itu.

Baru beberapa langkah keluar dari toko, gadis itu mendengar suara teriakan dan berlari beberapa orang. Ia menoleh pada sumber suara di ujung jalan.

"YAAAAKK BERHENTI !"

"MO KEMANA LO BAJ*NGAN"

Teriakan teriakan itu semakin terdengar jelas kemudian dari belokan muncul beberapa lelaki berlarian atau lebih tepatnya mengejar yang paling depan. Gadis itu mengernyit melihat anak lelaki yang berlari paling depan.

"Hesa ?"

Lelaki itu sempat melirik Winora namun dengan cepat melewatinya begitu saja karna beberapa lelaki yang badannya lebih besar itu tidak membiarkannya lolos. Gadis itu menjadi sedikit khawatir, kenapa Hesa dikejar seperti itu ? Apakah ia akan selamat ?

"Iishh kenapa juga peduli" rutuknya kesal sembari melangkah ke arah rumah nya.

Sedangkan Hesa sendiri masih berlari secepat mungkin, ia memang bisa saja menghilang, namun akan terasa aneh jika melakukan nya tiba-tiba.

Empat orang dibelakang nya masih terus berlari mengikuti dibelakang meski sudah tertinggal cukup jauh karena kehabisan nafas. Hesa menoleh kemudian tersenyum sekilas.

Kaus putih nya menjadi basah dibagian kerah dan dada karena keringat, Sedangkan badan lelaki itu tertutup jaket jeans hitam dan celana hitam.

Sekarang ia memikirkan dimana ia berada, sedaritadi ia hanya membiarkan kakinya berlari mengikuti jalan tanpa tau ini dimana, matanya berkeliling melihat rumah rumah di jalanan kecil ini. Tidak ada yang familiar.

Tapi masa bodoh selagi ia masih bisa menghilang. Ia pun berbelok berencana untuk bersembunyi dan menghilang, namun ia malah menubruk seseorang. Jidatnya tepat mengenai bibir Hesa yang memang sebelumnya sudah terluka, akibat sedang dalam mantra ini.

"Aw-!"

". . sial" Hesa reflek memundurkan diri dan memegangi bibirnya. Keduanya mendongak bersamaan.

"ya-"

"Si Aruna ?" Hesa bergumam sembari sedikit mengernyit karena masih merasakan bibirnya yang perih.

"Y-ya ! Lu gapapa ? Yaampun kena jidat gue sampe begini ?" Winora mendekat dan hendak melihat lukanya lebih seksama. Hesa malah terfokus dengan wajah gadis itu yang mendekat.

"Iishh padahal gue udah ngehindar tadi, yaudahlah ayo gue obatin" kata Winora sedikit berbisik dengan nada kesal. Hesa hanya mengikuti gadis yang menarik tangannya untuk berjalan ke suatu tempat itu.

Winora menghela nafas sembari duduk disebelah lelaki itu, ia berlari kembali ke mini market membeli obat tetes dan plester untuk Hesa.

Mereka terduduk di gundukan karung yang tersembunyi, Hesa bilang yang mengejarnya belum menyerah jadi ia ingin bersembunyi.

Lelaki itu menoleh dan tersenyum kecil. Padahal jika melepas mantra manusia nya, lelaki ini akan sehat kembali.

"Gausah repot repot ngobatin gue, ntar juga sembuh"

"Mana bisa ! Gue gini karna gamau cari masalah ya sama lo"

"Emang kenapa ?"

"Ntar lo ngadu sama ekor ekor lo itu terus bully gue" paparnya kemudian membuat Hesa tertawa.

Scarlett On You [Wintddeung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang