13. Savior Angel

238 43 0
                                    

Happy Reading 🤍
Jangan lupa Vote !

"Winora bangun . ."
Tangannya menepuk nepuk pipi gadis itu pelan.
Badannya masih didekap karena cukup gemetar. Ia mengambil alih kantong belanja gadis itu dan membawanya menepi dari trotoar.

"Hesa . ." suara kecil dan lemah memanggil lelaki yang sedang menggendong nya, sontak lelaki itu langsung menoleh.

"Kamu gapapa ? Ada yang sakit ? Mau ke Rumah Sakit? " tanya nya khawatir. Winora terdiam menatapi sosok didepannya.

"Winora" panggilnya.

"Aku gapapa" jawabnya setelah mengerjap. Ia menghapus sisa sisa air mata di pipi dan ujung matanya, kemudian tersenyum kecil menatap lelaki itu. Namun Hesa masih merasakan gemetar dan detak jantung gadis ini masih belum normal.

Menyadari keadaan yang cukup canggung, Winora mengamitkan bibirnya malu. Hesa menggendong nya ala bridal, belum lagi tatapannya yang terkesan dalam.

"Aku gapapa, turunin aku . ." kata Winora akhirnya, meski dengan suara pelan dan sedikit menunduk.

"O-oh . . Iya"

Ia pun sedikit membungkuk dan menurunkan gadis itu perlahan. Winora masih sedikit berusaha stabil karena kakinya masih cukup gemetar. Hesa memegangi bahu gadis itu dengan sigap, kemudian menuntunnya ke halte didepan.

"Makasih" kata Winora setelah terduduk dan meregangkan kaki nya. Hesa mengangguk sebagai jawaban, ia meletakkan kantong belanja Winora disebelahnya.

"Kamu abis darimana ?"

"Kebetulan lewat . . aku liat kamu di sebrang jalan, dan lagi lagi nyaris ditabrak" jawab Hesa.

Winora tersenyum tidak enak. Kenapa selalu Hesa yang menemukannya dalam keadaan seperti itu.

"Maaf ya, ngerepotin terus"

"Nggak, cuma aneh aja kenapa ga ngehindar kalau di klakson ? Harusnya cepet ngehindar bukan jadi patung ditengah . ." sahutannya terdengar mengomel pada Winora, sedangkan gadis ini hanya diam mendengarkan.

"Kalau buru buru harus tetep hati-hati, Kalau santai jangan ngelamun"

"Iyaa" jawab Winora cepat.

"Aku kira kamu tuh cekatan, ternyata reflek nya jelek"

"Yaak!" Winora mengadah menatap lelaki disebelahnya sebal. Hesa tersenyum kecil.

Beberapa saat hanya suara mobil berlalu lalang yang terdengar. Winora hanya menunduk menatap ujung sepatu kets putih nya, sedangkan lelaki disebelahnya menatapi gadis itu sebentar sebentar.

"Makasih lagi" kata Winora sembari menatap Hesa. Lelaki itu membalas tatapan Winora.

"Kamu nyelamatin aku dua kali hari ini, juga beliin aku sarapan . . Semua timing nya pas banget"

"Aku gatau kenapa harus kamu orangnya diantara sekian banyak orang yang bisa nolongin aku"

"Karena aku udah banyak tau soal peluang peluang terjadinya kecelakaan" sahut lelaki itu.

"Tcchh emangnya kamu apaan" Winora mencibir mendengarnya. Hesa hanya menatapi gadis ini. Semakin dilihat semakin ia menginginkannya, semakin ia jatuh pada Winora.

"Aku dah gapapa, aku mau pulang sekarang"

"Aku juga mau pulang" kata Hesa sembari mengangguk. Winora tersenyum pada nya.

"Hati-hati . . Makasih"

Hesa hanya mengangguk dan tersenyum, melihat Winora berbalik kemudian berjalan kearah gedung besar yang masih ramai keluar masuk orang. Ia memandangi punggung dengan hoodie hitam itu sampai menghilang dibalik pintu masuk.

Scarlett On You [Wintddeung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang