23. Hidden Memory

196 40 0
                                    

enjoy reading reader-nim 💚✨
jangan lupa pencet bintang 🌟


















Namwon, November 2018

"Gue nyusul ke kantin abis rapat, bentar doang"

"Gue tunggu disini"

"Lo bikin mereka ga fokus, Lo tau ?"

"Kenapa ?"

"Oh iya gue ganteng" lanjut si lelaki ketika melihat tatapan berbinar binar dari para gadis di ruangan itu.

"Tunggu di kantin" gadis itu tak menghiraukan perkataan nya.

"Gue gaakan kabur, Lo tau" lanjutnya. Bibirnya membentuk senyuman mendengar lanjutan dari si gadis, badan tegap itu pun berbalik meninggalkan nya.

"Win, gimana ?" Lelaki ber name tag 'Sakra' menghampiri nya.

"Ayo mulai rapat nya" gadis yang dipanggil meniup poni nya kesal kemudian memasuki ruangan.

Sudah satu bulan semenjak hari itu, kesepakatan yang membuat Winora harus menjadi pengikut lelaki bernama Rahesa.

Sebenarnya ia juga tidak yakin apa maksud kehadiran nya diantara mereka, terkadang gadis itu hanya menyimak mereka mengobrol hal yang tidak ia ketahui atau mengikuti mereka ke berbagai tempat.

Yang pasti Hesa hanya ingin membuatnya semakin repot membagi waktu antara sekolah, organisasi, dan menjadi buntut nya.

"Lo yakin gaakan cerita sama gue soal Hesa ?" Sakra berbicara sembari membereskan kertas kertas di meja, membantu gadis itu.

"Lo tau dia ?"

"Gara gara dia deket Lo terus, gue jadi cari tau" jawabnya tanpa menoleh. Winora menghela nafas pelan.

"Gue masih bisa atasi ini sendiri, kalau ada apa apa gue pasti cerita kok" katanya lugas, tidak ingin membuat Sakra semakin curiga. Karena Hesa tidak membolehkan nya bercerita pada siapapun soal ini. Termasuk soal kasus perundungan Lio.

"Ya harus" Sakra melihat gadis itu dengan senyum seadanya, kemudian mulai berjalan meninggalkan ruangan.

Sedangkan Winora berjalan ke arah kantin, karena di jam pulang sekolah pun Hesa masih meminta gadis itu menemuinya, entah apa lagi kegiatan aneh yang akan ia lalui bersama lelaki itu. Yang pasti ia hanya bisa menurutinya, tak mau sesuatu yang buruk terjadi.

"Aakk ! ! Aaaakkkkhh . ."

"Simpen, itu bukan punya lo"

"HESA !" Gadis itu berlari ke ujung koridor yang berisi loker loker. Dirinya panik bukan tanpa alasan, tapi karena diujung sana Hesa sedang memelintir tangan seorang lelaki.

"Lo ngapain ?! Lepasin !" Winora menatap mereka bergantian.

"Dia ngebobol loker orang lain, terus ngambil sesuatu dari sana" Hesa memberi penjelasan sembari menunjuk loker yang dimaksud dengan matanya.

Winora masih menatap mereka bergantian, begitu pula dengan loker yang terbuka dihadapannya.

"Win, Win, tolong suruh dia lepasin . . Ini sakit banget ! serius !" Kata lelaki itu dengan takut takut karena Hesa masih menatapnya tajam. Winora mengenal lelaki itu, teman sekelasnya di kelas satu tahun lalu.

"Sa, Lepasin" kata Winora sembari meringis menatap wajah si lelaki yang seperti sangat tersiksa.

"Hesa !"

"Gue harus pastiin dulu ! Tapi lo lepasin dia !" Akhirnya Winora sedikit meninggikan suaranya karena laki laki itu begitu keras kepala.

Hesa menatap gadis itu sekilas kemudian menghempaskan murid laki laki itu ke lantai, ia pun beringsut menjauh dan berdiri mendekat pada Winora.

Scarlett On You [Wintddeung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang