hehe hai
Winora tidak menyangka akan langsung dibawa menghadap Jose begitu ia mengiyakan.
Gadis itu menolak untuk sampai lebih cepat dengan mengandalkan Hesa, ia bersikeras untuk datang seperti manusia ─padahal dirinya hanya ingin mengulur waktu dan Hesa tau karena gadis itu gugup.
“Sa, ayah kamu udah kenyang kan jam segini ?”
“Mmm gatau sih, ya semoga aja”
“Ihh Sa, gajadi deh serius . .”
Hesa terkekeh melihat Winora yang merengut sebal, sepanjang jalan Hesa tidak pernah serius menjawab pertanyaannya. Pasalnya pertanyaan yang diajukan Winora selalu tidak terduga dan terdengar lucu.
Mereka sampai di garasi rumah besar itu, setelah memarkirkan mobilnya, Hesa beralih menghadap gadisnya.
“I’ll be there Ra, trust me okay ?”
“Peluk dulu”
“Kamu kalau gemes terus gaakan aku kasih pulang kayanya”
Winora tidak menyahut, ia hanya bersandar nyaman di bahu lelaki itu sesekali menghela napas menenangkan diri.
Hesa hanya tersenyum tipis dan mengusapi punggung gadis itu menenangkan.
Ruangan Jose berada di lantai atas dan paling pojok, dengan pintu paling mewah diantara ruangan lainnya. Seperti biasa, rumah besar ini sangat sepi hingga derap langkah pelan saja dapat terdengar.
Meja kerja Jose berlurusan dengan pintu, sehingga begitu masuk Winora langsung mengarahkan pandangannya lurus.
Pria itu ada dimejanya, terduduk santai sembari melihat lihat beberapa lembar kertas.
Pandangannya beralih pada Winora ketika gadis itu muncul bersama Hesa, ia tersenyum lebar namun tidak ada lagi aura tampan seperti yang Winora lihat dulu.
“Aku hanya mengizinkan gadis itu masuk sendirian Hesa”
“Winora gamau ngobrol kalau cuma sama Ayah”
“Jika kau mempercayai Hesa, maka kau juga harus mempercayai keluarganya, bukan begitu Nora ?” Jose mengalihkan pandangannya dari Hesa ke gadis itu lagi, sukses membuat Winora kebingungan untuk merespon.
“Ra, kalau kamu ga-”
“Gapapa Sa, kamu diluar aja, tapi jangan jauh jauh” Winora menatap lelaki itu yakin, seperti keputusannya benar benar mantap.
Hesa masih menatap gadis itu memastikan tidak ada perubahan darinya, kemudian Winora mengangguk yakin dan tersenyum.
“Oke”
Hesa sempat bersitatap dengan Jose yang mulai berjalan menuju kursi di tengah ruangannya, ia pun meninggalkan ruangan ketika Winora mulai duduk disana.
Entah apa yang membuat Winora tiba tiba yakin, Hesa tidak dapat membaca gadis itu, sepertinya Winora sengaja tidak mengungkapkan isi pikirannya.
Hesa berdiri menghadap balkon, sesekali menoleh ke pintu ruangan Jose dan menajamkan pendengarannya jika mulai terdengar sesuatu yang tidak beres.
Lima belas menit, tiga puluh menit berlalu, namun gadisnya tidak kunjung keluar. Hesa mulai berjalan hilir mudik didepan ruangan Ayahnya.
Ia hendak memutar knop pintu karena tidak sabar, sebelum kemudian lebih dulu ditarik dari dalam. Winora keluar dan langsung tersenyum ketika mendapati Hesa di depannya.
“Ra”
“Hai hehe”
Hesa hendak membawa gadis itu keluar rumah untuk berbicara namun Winora menahannya, ia ingin bicara disini dirumah ini. Hesa pun membawa gadis itu ke ruangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scarlett On You [Wintddeung]
VampireJUDUL SEBELUMNYA : HESARUNA ✯.─Di Saat itulah aku sadar, Aku pada akhirnya akan jatuh cinta pada mu meski takdir buruk tertulis diantara kita. Seorang Vampir bertemu kembali dengan seorang gadis yang dulu pernah mengusiknya, pertemuan itu mendorong...