54. The Cruel World

93 12 1
                                    

HAAIIII sorry for the long wait :( enjoyy the story mwuch
















"Gue belah kepala lo kalo berani nyakitin Winora"

Lelaki yang sedang ditunjuk oleh pedang di depan matanya kini terkekeh, seolah meremehkan perkataan Hesa.

"Gaakan, karena sekarang waktunya lo yang nyakitin dia"

Hesa masih bergeming di posisinya ketika Alvaren menoleh dan memanggil Winora.

"Winora ! Lakuin apa yang harus lo lakuin ketika liat belati itu !"

"Winora jangan !"

Barulah Hesa sadar, bahwa Alvaren menggunakan kemampuan hipnotisnya. Namun Hesa tidak tahu apa yang diperintahkan Alvaren pada Winora, juga kapan gadis itu di mantrai.

Gadis yang sedang menggigil ketakutan itu terus memperhatikan dua laki-laki disana, sembari memegangi luka di lehernya. Benaknya kalut, entah apa maksud mereka Winora benar benar tidak mengerti.

Yang ia pikirkan hanya bagaimana ia dan Hesa bisa menyelamatkan diri dari Alvaren sekarang.

"WINORA JANGAN LIAT !"

Hesa telat, lelaki itu berucap lagi ketika Winora sudah menengok ke arah belati yang tergeletak tak jauh darinya.

Winora memutuskan untuk membawa belati itu dan membantu Hesa, tanpa tahu apa yang akan terjadi sebenarnya.

'Suatu saat dimana lo berada di tengah hutan dan liat belati, lo bakal . .'

'Suatu saat dimana lo berada di tengah hutan dan liat belati, lo bakal bunuh Hesa pake itu, tusuk jantungnya sampe dalem'

Setelah melihat jelas wujud belati, kalimat itu terus membayangi Winora dan dalam sekejap langsung membuat tatapannya kosong.

Ia berdiri dan beranjak untuk mengambil belati itu, Hesa melihatnya khawatir.

"Sialan !" Hesa mengumpati Alvaren dan menebas kaki lawannya itu sebelum pergi menghampiri Winora. Alvaren berteriak kesakitan karenanya

"Ini gaakan sepadan Rahesa !" kata lelaki itu susah payah di sela erangan kesakitannya. Bagaimana tidak, kaki kanannya di tebas habis oleh Hesa yang gelap mata.

"Winora ! Liat aku.."

Hesa memanggil gadis yang sekarang sedang mengamati pisau di tangannya. Winora menoleh perlahan, namun dapat Hesa rasakan bahwa tatapan gadis itu berbeda.

Ia sudah berada dibawah mantra, Hesa menggeleng kuat.

"Simpen lagi pisaunya Ra, jangan lakuin apapun" kata Hesa sembari terus mendekat.

"WINORA SEKARANG !" hanya suara Alvaren yang di dengar nya.

Hesa mendadak kaku dan tidak bisa menghindar ketika gadis dihadapannya menusuk leher, perut, dada dan lengan nya.

Winora melakukannya seperti seorang ahli, dengan tatapan datar menatap korbannya, lelakinya sendiri.

"Winora-" alih-alih memegangi luka nya, Hesa meraih wajah gadis itu dengan kaku.

Scarlett On You [Wintddeung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang