51. Unlucky

161 20 9
                                    

Halooo semuanyaaa di 2024 ! Semoga jadi tahun yang baik buat kita semua ya, aamiin 💚✨
















“Sampai kapan kita bakal kaya gini ? Rasanya aku gamau menua, nanti kamu jadi pacaran sama nenek nenek”

Gadis yang tengah duduk memeluk kedua lututnya itu merengut, membayangkannya menua dan lelakinya ini tetap begini saja sudah menyebalkan.

Sementara si lelaki tersenyum tipis.

“Aku gatau . . sebelumnya aku ga pernah serius mikirin masa depan, saat ketemu lagi dan jatuh cinta sama kamu pun aku tau kita beda” katanya sembari mencondongkan badan untuk menghadap gadis nya.

“Tapi untuk menyerah dan ninggalin kamu aku ga sanggup, rasanya ada takdir yang harus dijalani buat kita”

“Jadi aku milih menjalani takdir itu dan ngejar kamu, ayo kita jalani sampai akhir” lanjutnya dengan senyum tulus, seolah magnet, gadis itu jadi ikut tersenyum.

“Apapun akhirnya tetep sama aku ya” sahutnya membuat si lelaki mengangguk.

“Ayo kita saling melengkapi sama saling percaya ya Ra,”

I will do my best

Dan pelukan di tengah hangatnya mentari sore menjadi akhir dari hari itu bagi mereka.




~





Setelah beberapa hari Winora berangkat bersama Sakra, akhirnya di penghujung minggu ini gadis itu bertemu kekasihnya.

Hesa bilang ada sesuatu yang harus di urus oleh keluarga nya, dan Winora hanya bisa mengangguk mengerti dan menunggu lelaki itu datang padanya.

Sebenarnya hari hari itu Hesa gunakan penuh untuk latihan bersama pedangnya, atau lebih pada adaptasi dan pengendalian. Karena ternyata pedang itu tarik menarik dengan manik bulan yang ada pada Hesa.

Dan jika Hesa tidak bisa mengendalikannya, pedang itu akan menjadi bumerang baginya.

Sejak hari itu ketika Jose menerima dengan tidak langsung perang ini, mereka bertiga sibuk untuk mempersiapkan diri karena Jose sungguh-sungguh tentang ini.

“Ayah sudah berjanji akan menjadikan ini sebagai perang terakhir selama Ayah menjabat sebagai ketua klan kita”

Hanta, Jendra dan Hesa yang selalu patuh pada titah ayahnya juga menganggap ini sebagai pengorbanan yang tidak akan sedikit. Entah apa yang terjadi, yang pasti mereka harus berjuang demi klan juga manik bulan.

"Kamu murung terus di kantor" Hesa meraih tangan Winora di sebelahnya. Sedangkan gadis itu cukup kaget karena merasa ketahuan.

"Kamu ngintip aku terus yaa di kantor ?!"

Hesa hanya tersenyum, menempelkan punggung tangan gadis itu di pipinya. Melihat Winora adalah sesuatu yang harus meski sebentar, belum lagi di tengah riuh nya keadaan seperti sekarang.

"Mereka ngegosip soal kamu terus, so tau banget, kesel dengernya" kata Winora geram.

"Gapapa gausah di denger, i'm fine with that" Hesa melirik nya sekilas karena ia masih fokus menyetir.

"But i'm not !" Winora dan nada marahnya yang malah terdengar gemas.

"Kalau aku bisa nonjok keras udah aku gelutin mereka" tangan yang sedang di pegang Hesa itu mengepal, ia tersenyum lagi melihat tingkah gadisnya.

"Buang buang energi aja" katanya setelah mencium punggung tangan Winora, membuatnya luluh dan menggenggam balik tangan Hesa.

Gadis itu juga jadi tersenyum karenanya, karena Hesa selalu bisa meredam kesalnya. Karena Hesa selalu lembut meski gadis itu mulai kasar.

Scarlett On You [Wintddeung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang