26. You Kill It, You Want it

187 39 2
                                    

Halo halooww ! Tap bintang nya biar jadi Oren yuk♡!



















"Oi Arsha !"

"Oi Win, Eh Hesa" Arsha menyapa balik Winora dan menatap Hesa di sebelahnya. Lelaki itu hanya tersenyum membalas sapaan Arsha. Mereka bertemu di resepsionis.

"Ngapain lu ?"

"Anter Hesa bikin surat keterangan, kartu absen nya ilang" Arsha mengangguk mendengarnya.

"Lo ngapain ?" Winora balik bertanya setelah mengarahkan Hesa untuk meminta surat.

"Ini si Rachel gak masuk, kagak angkat telepon juga, gajelas dah . . Jadi gue disuruh minta surat keterangan sama Bu Wen buat jaga jaga" jelasnya membuat Winora membulat kan bibirnya dan mengangguk.

Mereka pun berpisah dan melanjutkan pekerjaan masing masing. Setelah selesai beristirahat, Winora kedatangan Ayya yang meminta dokumen.

"Tempat tempat pemasaran tiga tahun lalu ? Berkasnya udah diberesin kali Ay, yang diruangan kita tinggal yang tahun ini sama tahun kemarin doang" jelas Karina sembari menilik nilik beberapa map dokumen.

"Yaahhh Bu Wen butuh bangett katanyaa" Ayya berani merengek seperti anak kecil begini karena tidak ada Calvin disini. Winora terkekeh melihat tingkah temannya ini.

"Ayo deh gue anterin, cari bareng bareng"

"Asikkk the best deh pokonya Winora hehe," Ayya merangkul lengan Winora ketika gadis itu beranjak dari duduk nya.

"Kak, aku anter Ayya dulu ya" Karina langsung mengiyakan dan mereka pun meninggalkan ruangan. Hesa hanya memperhatikan mereka sesekali, sedangkan Stevan berusaha fokus dengan tugas nya.

Mereka berbincang tentang banyak hal hingga tak terasa sudah sampai di ruang dokumen besar ini, meski enggan memasuki nya lagi, Winora tidak tega membiarkan Ayya masuk kesini sendirian.

"Woaahh gede banget, belum pernah kesini gue" Ayya melihat sekeliling ruangan besar yang penuh dengan rak rak tinggi berisi banyak map ini. Winora tersenyum melihatnya.

"Tahun berapa Ay dokumennya ?"

"Dua ribu dua puluh dua Win" kata Ayya terdengar nyaring di ruangan yang cukup bergema ini. Winora menyusuri rak menyusul Ayya yang berjalan lebih cepat.



"AAAAAAAA!!!"

Winora spontan berlari ketika mendengar gadis itu berteriak ketakutan. Ayya sudah terduduk dan nyaris pingsan di salah satu deretan rak, Winora meraih badannya.

"Astaga !" Winora sedikit mundur ketika melihat sesuatu di depannya. Badan seorang gadis yang tergeletak di lantai yang bersimbah darah, wajahnya tertutupi rambut coklat panjang.

"Wi-Win, Win, itu . ."

"Ssttt tarik nafas Ay, buang, pelan pelan"

Winora terus mengamati badan gadis itu, apakah ada pergerakan atau tidak.

"Ay ayo keluar, kita lapor Pak Calvin, dia udah meninggal . ." Winora menarik temannya itu untuk berdiri. Masih dengan merinding yang hebat, gadis itu berdiri dan berjalan keluar.

Sebelum benar benar pergi Winora melihat tali name tag tak jauh dari kaki rak, ia kembali berjongkok dan meraihnya. Ada sedikit noda darah pada kartu nya yang membuat Winora mengernyit heran.

'Ini bukan punya dia' Gumamnya ketika melihat foto di kartu itu, kemudian menyakui nya

~


"Untuk sementara semua karyawan gaada yang boleh pulang dulu maksimal mungkin sampai jam enam sore, beberapa teman dekat dari korban juga akan dimintai keterangan, termasuk kalian ber empat" Calvin langsung menjelaskan kepada tim nya ketika tiba di ruangan, Mereka mengangguk sembari masih duduk di meja masing-masing.

Scarlett On You [Wintddeung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang