52. Snow Blood

126 20 4
                                    

Halooo hehe 💚✨













“Jadi kamu gatau tanggal lahir kamu ?!” Winora yang cemberut bertopang dagu dihadapan Hesa yang hanya menggeleng pelan.

Ia sudah sangat lama tidak memikirkan hal-hal seperti itu karena dulu ketika ia baru menjadi makhluk seperti ini, Hesa selalu sedih karena masih mengingat ulang tahunnya. Ia pun bertekad melupakannya di seratus lima puluh tahun terakhir.

“Sedih ya. . Padahal aku pengen rayain ultah kamu setidaknya sekali”

Hesa tersenyum melihat Winora yang sudut bibirnya menekuk ke bawah, ia meraih tangan gadis itu. Mereka tengah berada di kafe, kegiatan setiap minggu mereka untuk makan eskrim kesukaan Winora disini.

“Kamu udah cukup merayakan aku, Ra” kata Hesa tulus namun gadis itu menggeleng cepat, wajahnya sudah terlihat ambisius nampak terpikir sesuatu.

“Gabisa gitu ! Tunggu ya disini !”

Winora sedikit berlari kecil ke arah kasir, berbincang sebentar kemudian memilih milih kue di etalase sana. Hesa tersenyum melihat antusiasme gadis itu, Winora pun datang dengan kue dan lilin.

Hesa tidak dapat menahan tawanya. Tawa senang karena gadis ini begitu memperhatikannya.

“Aku pikir hari ini cukup baik buat rayain ulang tahun” Hesa hanya mengangguk menurut. Hesa bertepuk tangan sembari menatap kagum Winora di depannya, padahal gadis itu hanya sedang menyanyikan lagu ulang tahun untuknya.

“Selamat ulang tahun Hesa !” kata Winora setelah selesai dengan lagunya.

Thank you” kata Hesa masih dengan senyumnya.

Make a wish !” kata Winora ketika Hesa hendak meniup lilin lilin diatas kue coklatnya, kemudian Hesa meraih kedua tangan gadis yang duduk di hadapannya dan mengatakan keinginannya dalam hati.

Winora jadi ikut tersenyum, apa harapan lelaki ini hingga harus memegang tangannya juga ? Ia jadi penasaran.

Mereka kembali bertepuk tangan setelah Hesa meniup lilin, kemudian memotong kue dan memakannya bersama.

“Harapan kamu apa ?” tanya Winora setelah menerima suapan kue yang ke sekian dari Hesa, ia tersenyum tipis.

“Rahasia”

“Isshh” gadis itu mencebik sebal, sedangkan Hesa tersenyum jahil.

“. . kan aku bisa bantu doa biar terkabul nya cepet” lanjutnya membuat Hesa terlihat menimbang-nimbang.

Akhirnya Hesa mendekat, membuat Winora lebih antusias untuk mendekatkan telinga nya pada lelaki itu. Hesa membisikkan sesuatu yang spontan membuat Winora tersenyum dan merona, ia menatap Hesa lama.

“Beneran ? Kamu mikir sampe sejauh itu ?” Hesa mengangguk yakin atas pertanyaan ragu gadis itu.

“Gimana ? mau bantu doa biar terkabul ?” tanya Hesa yang langsung diangguki yakin oleh Winora.

“Harus terkabul”

Dua pasangan itu terus saling menatap sambil tersenyum-senyum.





Scarlett On You [Wintddeung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang