6. A Princess and Vampire

417 64 0
                                    







"Teman baik sama musuh yang kaya sampah emang mirip ya, Alvaren"

"Kalau gue musuh lo, lo udah ngabisin gue waktu itu," kata Varen menantang. Hesa mencengkram leher lelaki itu semakin kuat.

"Gue bukan anak yang menghancurkan nama keluarga dengan kelakuan sampah kaya Lo" Hesa menyeringai mengejek.

"Sialan!" Varen hendak melayangkan tinjunya pada Hesa sebelum suara nyaring berteriak menghentikan mereka.

"YAAAK DUA BOCAH SIALAN" Keduanya menoleh ke sumber suara. Lia berdiri disana menyilangkan tangan dan menatap mereka kesal.

"Hesa lepasin Varen !" perintah Lia. Tapi keduanya masih sibuk melayangkan tatapan tatapan benci. Lia berdecih malas kemudian mendekati mereka dan menarik tangan Hesa dari leher Varen sekuat tenaga.

Hesa yang malas berurusan dengan Lia pun akhirnya melepas cengkramannya.

"Gue ga peduli mau kalian gelut sampe mati juga, tapi please liat tempat . . masih ada manusia lalu lalang disini" kata Lia malas kemudian menatap mereka bergantian.

"Bubar sana cepetan!" Usir Lia mendorong mereka untuk menjauh satu sama lain. Di mata Lia dua lelaki ini seperti dua bocah yang sedang berebut mainan dan secara paksa dipisahkan olehnya. Keduanya pun berjalan kearah masing masing dengan raut tidak suka.



~



Winora turun dari bus dan berjalan menuju apartemennya. Tangannya yang sedikit melepuh dan sudah diperban tadi, ia biarkan bebas seperti biasa. Sakra melihatnya memasuki apartemen, lelaki itu pun mengejarnya.

“Winora,” Gadis yang dipanggil menoleh dan tersenyum ramah seperti biasa.

“Apa lo . . nguntit gue sekarang ?” kata Winora bercanda.

“Idiee orang sibuk gini mana sempet . .” Mereka pun memasuki apartemen bersamaan.

Winora dan Sakra memang tinggal di gedung yang sama, hanya terhalang beberapa unit saja. Itupun hasil mengatur Sang Kakak Willy, agar setidaknya Winora ada teman.

Padahal Winora selalu bersikeras untuk tinggal berjauhan dari orang orang masa lalunya, namun ketika diizinkan mempunyai apartemen sendiri, kakaknya malah mengirim Sakra ke gedung yang sama dengannya.

Lelaki itu juga tidak keberatan untuk menemani gadis ini di kota.

Sakra merogoh saku celananya dan mengeluarkan plester kompres dingin. Ia menyodorkan ke Winora disebelahnya.

“Apaan nihh” Winora menerimanya dan menilik nilik bungkusan itu.

“Kompres tangan lu biar sembuh, ada apa apa mah ntar gue yang dijewer Kak Will” kata Sakra. Winora tertawa kecil.

“Okedeh thank youu” kata Winora yang dibalas anggukan dan senyuman dari Sakra.

Keduanya turun dari lift dan kembali berjalan menyusuri lorong lorong.

“Temen lu yang tadi itu dah lama masuk kerja ?” tanya Sakra.

“Hesa ?” Sakra mengiyakan.

“Ada dua mingguan lah”

“Gue tuh kek merasa ada sesuatu gitu sama dia..” Kata Sakra ragu. Winora menoleh pada nya.

“Sesuatu gimana ?”

“Yaa kek pernah ketemu gitu, atau pernah liat tapi dimanaa gitu soalnya wajahnya berasa asing ga asing” jelas nya.

“Yaa lu pernah ketemu kali sama dia sebelum dia masuk kerja”

Scarlett On You [Wintddeung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang