14. Sweet Scent

247 49 0
                                    




'Nyaman katanya ? Bisa nerima walau beda itu maksudnya gimana ?'

'Kissbye kissbye apaan lagi huh'

Benak gadis itu masih berisik dengan berbagai argumen tentang perkataan Varen tadi. Memang membuat gugup dan canggung, nyaris saja tadi ia kehilangan first kiss nya.

'Ya kalau udah ngedeket gitu gamungkin ga minta kiss kan ?' katanya ragu.

"Ah-Astaga!" Winora terlonjak kaget ketika menatap kedepan dan mendapati seseorang dengan jaket kulit hitam kebasahan berdiri di depan pintu unit nya sembari menunduk. Badan tinggi menjulang nya sedikit gemetar disana, ia terlihat sedikit berantakan.

"Ya! Siapa itu?!" Kata Winora sembari mendekat dengan sedikit takut. Bagaimana kalau tiba-tiba ia diculik ?

Lelaki itu pun mengadah dan menatap Winora dengan wajah putih pucat nya. Bibirnya yang gemetar terlihat ingin berbicara.

"Hesa astaga kenapa kamu disinii ?!" Winora pun mendekati lelaki itu dengan khawatir sekarang.

Belum sempat Winora berbicara lagi, dengan satu tarikan Hesa mendekapnya erat. Tidak peduli Winora menjadi basah dalam pelukannya.

"He-Hesa . ."

Winora menjatuhkan boneka anjingnya ketika Hesa membungkuk menenggelamkan wajah  di perpotongan lehernya. Begitu dingin sampai membuat Winora merinding, nafas lelaki itu juga dingin seperti tiupan angin musim gugur.

"Jangan kaya gini, ayo angetin dulu badan kamu . ."

"Aku cuma butuh kamu"

Winora tidak bisa bohong, hatinya gundah dan keadaan menjadi canggung. Apa maksudnya ? Bilang suka pada Winora saja tidak, kenapa ia butuh Winora ?

Dapat ia rasakan coat yang dipakainya mulai basah karena badannya menempel begitu erat dengan Hesa, sedangkan lelaki itu tidak bergeming sedikitpun. Hanya nafas nya yang terdengar pelan dan mulai tenang. Beruntungnya lantai itu sepi, tidak ada penghuni unit lain yang keluar masuk.

'Kenapa sih ? Pada tiba tiba gini'  Winora bergumam di posisi kakunya didekap lelaki itu. Kepalanya sedikit tersandar di dada berbalut kaos putih kebasahan itu.

"Hesa . ." Kata Winora seraya mengelus punggung lelaki itu pelan.

"Kamu dari mana ?" lelaki itu merespon dengan pertanyaan yang ia lempar pada gadis ini. Suaranya terdengar lebih berat dan menuntut.

"Abis jalan-jalan sama Kak Varen"

Sedetik setelah menjawabnya Winora mengerutkan dahi bingung.

'Kenapa aku jawab ?'

"Varen ?" Akhirnya ia mengangkat kepala dari bahu Winora, ekspresinya terlihat tidak suka. Winora mengangguk kemudian mengerjap beberapa kali.

'Kenapa ? Ga boleh ?'

"Hmm" Lelaki itu memalingkan pandangan terlihat berfikir. Suasana diantara mereka menjadi seperti perempuan yang sedang di introgasi pacar nya.

"Kamu suka sama dia ?" Tanyanya sembari melihat kedalam mata Winora, tatapannya tak terelakan. Mau tidak mau Winora harus membalas tatapan lelaki itu.

"Nggak" Hesa terus menatapnya lamat, seolah mencari sesuatu disana, ia juga menajamkan pendengarannya siapa tau Winora berbohong.

Lagi-lagi Winora merasa ada yang aneh, kenapa ia menjawab semudah itu ? Kenapa Hesa harus tau ? Sampai sebuah wangi yang daritadi tercium olehnya mengalihkan perhatiannya.

Scarlett On You [Wintddeung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang