10. Got Me Fever

278 55 0
                                    

Vote Comment untuk keberlangsungan cerita♡







Karina sedang membuat teh hangat, tangannya begitu cekatan karena ingin segera kembali menenangkan Winora. Sedangkan gadis itu bersandar pada tembok dari duduknya di pojok ruangan.

Ia sudah tidak menangis, hanya jejak sembab saja di mata dan pipi gadis itu. Melamun adalah hal yang ia lakukan daritadi, meski Karina sesekali bertanya padanya, Winora bingung harus menjawab apa.

Karina meletakkan secangkir teh didepan nya, Winora menoleh dan ter duduk tegak. Karina menarik kursi nya ke sebelah Winora, tangannya kembali merangkul gadis itu dan mengusapnya lembut.

"Makasih Kak"

Karina mengangguk. Winora meminum sedikit teh nya, kemudian membuang nafas lega.

"Aku bener bener ngerasa ada sesuatu soal Hesa yang aneh," celetuk Winora. Karina menoleh mendengarkan.

"Aku udah lama perhatiin dia dari sejak masuk, sekali dua kali masih suka aku tepis, aku pikir ini karna aku overthinking terus soal kejadian itu . ."

"Emang dia kenapa ?"

"Mata nya" Karina mengernyit.

"Dia selalu ngingetin aku soal kejadian malam itu, Matanya selalu berkilat kaya orang itu meski cuma beberapa saat"

Seperti tadi, setelah melarang Winora menyentuhnya, Mata Hesa berkilat merah, kali ini cukup jelas untuk Winora lihat, entah Calvin atau Stevan melihat juga atau tidak.

Karina terdiam. Winora memang cenderung mudah takut atau bahkan trauma.

"Aku takut . ." lirihnya. Karina cepat merengkuh gadis itu dalam pelukan nya.

"Ada Aku, Stevan, Sakra, sama Kakak kamu yang selalu sama kamu Winora, jangan takut . . Apapun yang terjadi, cerita ya"

Air mata kembali mengalir membasahi pipi Winora. Otaknya terus memutar bagian dimana mata Hesa selalu berkilat merah, dan kejadian malam itu, juga pembunuhan orang tua nya. Pikiran itu membuatnya pusing dan ketakutan.

Karina tidak melepaskan rengkuhan nya dan terus mengusap gadis itu lembut. Winora beruntung mempunyai Karina di sisi nya, ia bisa bercerita segala nya dan sedikit lega.

Atas permintaan, atau lebih tepat nya pemaksaan Karina, Winora pulang bersama Sakra. Sakra spontan mengiyakan ketika melihat kondisi gadis itu yang mengkhawatirkan. Winora yang biasa keras kepala, kali ini hanya bisa membantah sekali dan sisanya berpasrah.

Pikiran nya sedang kacau,dan jujur ia juga masih sedikit takut.

"Daah Winora . . Sakra ! jagain yaa" kata Karina ketika mereka sudah terduduk di mobil Sakra. Winora melambai padanya dari kaca yang terbuka, sedangkan Sakra mengangguk saja.

"Kenapa Winora jadi kaya ikutan sakit ?" Tanya Stevan yang berdiri di sebelah Karina. Karina tersenyum penuh arti.

"Feeling cewek, biasalah"

"Hah ? Apaan si ?"

"Yang gue tangkep dari cerita Winora sih, dia udah mulai suka sama Hesa, tapi cowo itu terus terusan bikin dia takut"

"Takut ?" Stevan mengernyit. Karina mengangguk mengiyakan.

"Takut di ghosting ?"

"Ck, Apaan sih lu ! " Karina meninju lengan Stevan tak percaya.

"Yaa apaan Hesa bukan setan kali, mana ada setan ganteng begitu"

"Sialan mulut lo setan setan terus ! " Kata Karina sebal sembari ber ancang-ancang meninju Stevan.

Scarlett On You [Wintddeung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang