32

406 23 0
                                    

Hppy reading guys !
jangn lupa vote ya, tysm.

****

Sore ini Ara sedang menikmati indahnya pemandangan yang ada didepannya. Angin yang berhembusan membuat rambutnya berterbangan, ombak yang membasahi kakinya, senja dan burung yang menambah indahnya pemandangan.

Ara mengeluarkan ponselnya lalu memotret beberapa gambar yang menurutnya menarik.

Setelah membalas beberapa komen Ara menutup aplikasi twitter lalu menyalakan mussik dan memakai earphonenya, Memejamkan matanya menikmati angin yang terus berhembusan mengenai kulitnya dan musik yang terus berputar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah membalas beberapa komen Ara menutup aplikasi twitter lalu menyalakan mussik dan memakai earphonenya, Memejamkan matanya menikmati angin yang terus berhembusan mengenai kulitnya dan musik yang terus berputar.

Ara membuka matanya saat ada yang menepuk bahunya, menoleh kebelakang terlihat Helen sedang tersenyum penuh arti kearahnya.

"Kenapa lo? kalo ga penting mending pergi" suruh Ara.

Helen duduk disamping Ara "Gara-gara lo gue diusir sama nyokap bokap gue, gara-gara lo sahabat gue ga mau temenan lagi sama gue, gara-gara lo gue dibully satu sekolah, dan gara-gara lo semua orang benci sama gue, Ara!" jelas Helen.

Ara menoleh kearah Helen yang sedang menatapnya penuh amarah, Ara menaikan satu alisnya "Terus? Gue peduli? Engga, lo emang pantes digituin Helen!" ucap Ara, santai.

"Liat aja pembalasan dari gue ra, gue bakal buat semua orang benci sama lo, gue bakal buat keluarga lo, sahabat lo bahkan Atlas jijik sama lo!" ucap Helen.

"Silahkan, gue ga takut" tantang Ara.

"Sialan lo ra, tunggu pembalasan dari gue cewek pembawa sial!" ujar Helen.

"Gue tunggu cewek murahan" balas Ara.

Helen mendengus kesal, berbalik badan meninggalkan Ara.

Ara menoleh kebelakang melihat Helen yang sudah tidak ada ditempatnya "Orang sinting" gumam Ara.

****

Setelah beberapa jam di pantai Ara memutuskan pulang karena takut orang rumah khawatir. Saat dijalan hendak keparkiran Ara melihat kedai es krim dengan cepat Ara berjalan kearah kedai es krim.

"Mas, saya mau es krim matchanya dua" pesan Ara saat sudah di depan kasir.

"Boleh, tunggu sebentar ya" ucap mas-mas tersebut, ramah.

Selang beberapa menit akhirnya pesanan Ara sudah sampai. Dengan gerakan cepat Ara langsung menghabiskan dua cup es krim matcha. Setelah habis Ara berjalan ke kasir untuk membayar es krimnya.

"Mas, ini saya bayar es krim matchanya dua" ujar Ara memberikan black card kepada mas-mas tersebut.

"Ga ada uang pas aja ka?" tanya mas kasir tersebut.

"Ada sih, emang berapa?" tanya Ara.

"Tiga puluh ribu saja ka"

Ara memberikan selembar uang lima puluh ribu "Ini kembaliannya ambil aja"

"Makasih ka" ucap mas kasir, ramah.

"Sama-sama"

"Alhamdulillah dapet tambahan dua puluh ribu lumayan bisa buat beli obat ibu" gumam mas kasir yang bernama Adit.

Ara menghentikan langkahnya saat mendengar gumaman Adit, Ara membalikan badannya melangkah kearah Adit "Mas, tadi saya dengar mas butuh uang ya buat beli obat ibunya?" tanya Ara hati-hati.

"Eh iya ka" ucap Adit.

"Ga usah manggil ka mas kayanya tuan masnya deh, panggil Ara aja" ujar Ara.

"Baik ra"

"Kira-kira kamu butuh uang berapa?" tanya Ara.

"Em sekitar tiga ratus ribu ra" jawab Adit.

Ara mengangguk dua kali "Ini aku ada uang sisa jajan buat kamu aja" ucap Ara memberikan lima lembar uang seratus ribu.

Adit menggeleng "Eh ga usah ra gapapa"

"Udah ambil aja gapapa, aku ikhlas" suruh Ara.

"Serius ra? gapapa?" tanya Adit.

"Gapapa, eh nama kamu siapa?" tanya Ara lagi.

"Adit, ra"

"Ya udah nih dit kamu ambil aja, kalo kamu ga ambil aku marah loh" ucap Ara.

"Em aku ambil ya ra? Nanti kalo aku udah punya uang aku ganti" ujar Adit.

Ara mengangguk "Ga usah di ganti Adit"

"Engga pokonya aku ganti nanti, eh bay the way boleh minta nomer kamu?" tanya Adit.

Ara mengangguk "Ya udah deh, oh boleh dong mana handphone kamu?" tanya Ara.

"Ini" Adit memeberikan ponselnya kepada Ara.

Ara mengambilnya lalu mengetikan berapa nomer "Nah ini"

"Makasih Rara" ucap Adit.

"Eh? Rara?" tanya Ara.

"Iya, gapapa kan aku panggil rara?" tanya balik Adit.

"Iya gapapa, kalo gitu aku pulang dulu ya dit takut dicariin orang rumah" pamit Ara.

"Iya, hati-hati dan makasih banyak Rara" ucap Adit yang di balas anggukan oleh Ara.

Ara berlari kecil menuju motornya, memakai helemnya lalu dia langsung menarik gas dengan kecepatan diatas rata-rata karena tadi dia sempat melihat banyak sekali yang menelfonnya.

****

"Gimana? Udah jadi?" tanya seseorang yang memakai dres hitam.

"Udah dong, nih" ujar lelaki yang memakai topi.

"Thank you, duitnya udah gue tf"

"Oke, btw badan lo oke juga ahaha" ujar lelaki itu.

"Sialan"

****

ADUDUDU ARA BAIK BANGET DEH JADI MAKIN CINTAAAA

ANW VOTE DULU DONG GA VOTE TEMENNYA HELEN AWOGAWOG

ATLAS [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang