35

464 35 1
                                    

Happy reading !

****

Pagi ini Ara sudah siap dengan seragamnya. Dia sudah siap dengan semua cacian dan makian dari orang-orang. Dia tidak peduli, dia tidak salah. Mengapa harus takut?

Suasana kota Jakarta tidak terlalu ramai karena ini masih jam enam lewat tujuh menit. Ara sengaja datang cepat agar tidak mendengar cacian dan makian dari warga sekolah.

Saat sampai disekolah pagar baru saja dibuka. Suasana sekolah sangat sepi. Hanya ada beberapa siswa yang datang bersamaan bersama Ara. Setelah memarkirkan motornya dia langsung pergi ke kelasnya. Tidak ada orang disini hanya dia seorang.

Dia mendudukkan pantatnya dikursinya. Memainkan handphonenya yang dari kemaren tidak dia buka. Tiba-tiba ada panggilan masuk membuatnya berdecak kesal. Tertera nama Aurora disana dengan cepat Ara mengangkatnya.

“Kenapa?” tanya Ara.

“Lo dimana ra?” tanya balik Aurora.

“Sekolah”

“Oh oke, tunggu gue disana”

Ara mematikan sambungan telefonnya secara sepihak.

Suara orang berjalan kearahnya membuat Ara mengangkat pandangnya. Matanya saling tatap dengan Arkan. Hanya beberapa detik karena Ara memutuskan pandangnya.

Arkan lanjut berjalan ke bangkunya yang tepat dibelakang Ara. Dia tau masalah Ara tapi dia tidak peduli. Arkan yakin Ara tidak seperti itu. Walaupun dia belum kenal lama dengan Ara tapi dia tau Ara tidak akan menjual dirinya sendiri.

Beberapa menit berlalu Aurora, Carissa dan Kanaya sudah tiba di depan kelas dan langsung berlari kearah Ara.

“Ara lo okey?” tanya Carissa.

“Gapapa” jawab Ara.

“Ara, semangat ada kita disini” ujar Aurora menyemangati.

“Makasih guys, cuma kalian yang percaya gue” lirih Ara.

“Hei. Kita berempat kenal lo dari kelas tujuh, kita tau lo gimana” ujar Kanaya tulus.

“Aaaa sayang kalian” ujar Ara lalu membuka lebar tanganya yang disambut baik oleh mereka. Diam-diam Arkan tersenyum tipis melihatnya.

****

Bel baru saja berbunyi dengan cepat Ara mengajak Aurora, Carissa dan Kanaya menuju kantin sebelum Atlas dkk datang menjemput mereka. Meski belum tentu Atlas dkk masih ingin menjemputnya atau tidak.

“Ayo cepet kekantin” ajak Ara.

“Iya ra sabar dulu ih” ujar Carissa yang sedang memasuki bukunya kedalam tas.

“Ga nunggu Atlas?” tanya Aurora.

“Ga, udah ayo cepet” ujar Ara.

Arkan, Zaky, Ucup dan Daniel menghampiri Ara dkk “Ra kita ikut ya, biar ga ada yang berani macem-macem sama queen the vegos” ujar Daniel di angguki Zaky dan Ucup.

Ara nampak berfikir sebentar “Em ya udah ayo” ajak Ara lalu pergi bersama teman-temannya.

Saat di perjalanan menuju kantin mereka bertemu Atlas dan teman-temannya.

“Ra, kamu kemana aja? Dari kemaren di telfonin ga di angkat-angkat” ucap Atlas saat sudah didepan Ara.

Ara mentap Atlas sekilas lalu memalingkan wajahnya “Gue sibuk, ga usah sok peduli!” ujar Ara lalu pergi menuju kantin.

“Bos kita duluan ya” ujar Ucup lalu pergi menyusul Ara dan teman-temannya.

“Arghhh, kenapa bisa gini bangsat!” ucap Atlas dengan menendang kursi yang berda di sampingnya.

“Sabar las” ujar Alfie menenangkan.

Bugh!

Bunyi pukulan tembok membuat lima cowok itu menoleh pada Andres.

“Ndres lo kenapa?” tanya Gavin yang berada di sampingnya.

Andres menyenderkan tubuhnya pada tembok pembatas menundukkan kepalanya dengan kedua tangan yang terkepal kuat “Gue gagal vin, gue gagal jadi abang buat Ara seharusnya gue percaya sama Ara, gue semangatin dia bukan malah biarin dia dibully kemaren” ujar Andres lirih.

“Bukan salah lo” ucap Gala meyakinkan.

****

KELAR JUGA CHAPTER KALI NIII

insyallah besok lebih panjang kalo inget haha

anw vote dulu dong jodoh jeno

ATLAS [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang