39

392 32 2
                                    

Selamat membaca, semoga suka!
Jangan lupa vote dan komen untuk menghargai para penulis. Vote dan komen dari kalian, kebahagian para penulis. Jangan jadi pembaca yang menyebalkan haha. Terimakasih sudah membaca sampai chapter 39, cantik.

****

Siang ini Ara sedang berada di taman besar yang letaknya cukup jauh dari rumah dan apart–nya. Duduk di kursi putih dengan earphone yang terus memutar lagu dengan acak dan es krim matcha yang sedari tadi perlahan masuk kedalam mulutnya. Tepukan lembut dibahu–nya membuat Ara menoleh. Ah! Dia ingat siapa orang yang menepuk bahunya itu. Radit! Ya itu Radit!

"Hai Rara!" sapa Adit.

"Eh hai Kak dit"

Adit mendatarkan wajahnya "Udah berapa kali aku bilang jangan manggil, Kak!"

Ara menyengir tak bersalah "Abisnya tuan kakak si, bay the way ngapain di sini?"

Adit duduk disamping Ara, memberikan satu botol air kepada Ara "Ga ngapa-ngapain si, gabut aja di rumah. Kamu sendiri?"

Ara menghela nafas kasar "Healing kak"

"Ada masalah? Kalo ada coba cerita" tanya Adit.

Ara mengangguk "Cape kak, gue di tuduh jual diri sama seseorang. Foto gue yang lagi ga pake baju dipasang dimading sekolah, padahal gue ga pernah foto begitu. Gue yakin itu editan. Tapi sahabat-sahabat gue, bahkan abang gue sendiri ga percaya sama gue, mereka malah lebih percaya sama hoax itu" ujar Ara.

Adit menatap Ara kasihan, dia tau Ara tidak bohong. Dari mata Ara terlihat banyak sekali beban "Semangat ya? Kamu harus tetap semangat, saya percaya kamu. Untuk sahabat-sahabat kamu itu wajar, walaupun mereka kenal kamu sudah lama tapi dimading jelas-jelas ada foto kaya gitu siapa yang ga akan percaya? Mereka cuma kecewa. Jadi kamu jangan pernah benci atau marah sama sahabat dan abang kamu ya? Nanti seiring berjalannya waktu mereka akan sadar kalau mereka salah, untuk sekarang mereka hanya kecewa karena kemakan berita hoax itu"

Ara mengangguk paham. Air mata yang sedari tadi ia tahan kini jatuh dengan deras begitu saja. Entah mengapa mendengar nasihat Adit ia jadi mengingat Andres yang suka menasihatinya dulu. Melihat Ara yang menangis dalam diam dengan wajah yang tertutup rambut. Perlahan Adit menarik Ara kedalam pelukan–nya, mengelus punggung lebar Ara, berusaha menenangkan. Ia tau Ara kuat, ia tau Ara menderita, ia tau Ara sedih, tapi Ara selalu menutupi itu dari semua orang. Ara... Wanita kuat yang ia temui hari ini.

****

Setelah dari taman. Tadi Ara dan Adit mampir ke salah satu ruko yang menjual mie ayam, karena perut Ara yang sudah tidak bisa diajak kerja sama membuat mereka memakan mie ayam terlebih dahulu. Setelah tadi memakan mie ayam, kini Ara berada dirumah Aurora. Karena tadi ia menelfon untuk cepat kerumahnya dengan embel-embel banyak susu karamel dan berbagai macam makanan lainnya.

"Mana si Naya? Lama banget deh" celetuk Carissa.

"Iya anjirt lama banget tu anak, tadi katanya mau otw tapi ga nyampe-nyampe" sambung Aurora.

"Bentar gue telefon" Ara mengambil handphonenya disaku jaketnya lalu ia mencari nomer Kanaya dan langsung menelfon–nya. Tidak berselang lama akhirnya Kanaya menjawab sambung telefon itu.

"Naya lo lama banget anjirt! Cepetan elah, gua abisin ni makannya" sela Carissa, kesal.

"Hehe guys gue ga jadi ke rumah Rora ya? Gue ada masalah penting yang harus gue urus. Lo duluan aja, next time gue ikut" ucap Kanaya dari sebrang sana.

Ara dan yang lain menyerngitkan dahi mereka bingung. Tidak biasanya Kanayaa menolak makanan, biasanya dia dan Carissa paling cepat kalo soal makanan "Lo yakin ni Nay? Ini makanan loh? Makanan" ujar Aurora.

"Iya Rora sayang gue tau, gue juga pengen banget kesana tapi ga bisa ini penting banget, sorry yaa. Gue tutup dulu, bay ayang!"

Mereka semakin bingung saat panggilan terputus begitu saja. Aneh sekali, Kanaya.

"Freak banget tuh bocah" ujar Carissaa.

"Udah lah biarin aja, namanya juga ada urusan penting. Mending kita makan aja" ujar Ara memakan satu potong pizza–nya.

Aurora dan Carissa mengangguk lalu ikut memakan pizza dan beberapa macam makanan lainnya.

"Eh ra, Bonyok lo pulang minggu ini kan? Berarti lo harus pindah ke rumah lo lagi dong?" tanya Aurora.

Ara menggeleng "Ngga, bonyok masih ada urusan katanya kayanya dia bakal disana satu atau dua bulan lagi"

Aurora dan Carissa mengangguk, mendengar jawaban Ara.

****

piw piw piw ketemu lagi kitaa

jangan baca doang vote sama komen juga laa

ATLAS [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang