44

367 27 0
                                    

Hai hai hai !!!
Selamat membaca, semoga suka!
Jangan lupa vote dan komen untuk menghargai para penulis. Vote dan komen dari kalian, kebahagian para penulis. Jangan jadi pembaca yang menyebalkan haha. Terimakasih sudah membaca sampai chapter 38, cantik.


VOTE DULU YANG GA VOTE PACAR POPO😘😄💓👄💞❤️💟💞💗💖💟💋💘💘💖💖💟💟💕💕💞💗💗💓💓💟💝💝

****

"KAKAK CANTIKKKKK" teriak bocil lelaki yang memiliki dua lesung pipi. Ia berlari kearah Ara dan langsung disambut baik oleh Ara.

"Hai ganteng" sapa Ara kepada Aren, ya bocil itu bernama Aren. Bocil yang selalu mengikuti Ara seperti buntut.

"Kakak ko lama banget si ga kesini-sini" kesal Aren dengan menatap kearah lain.

Ara terkekeh kecil melihat tingkah Aren "Haha, maaf ya ganteng. Oh iya ni kakak bawain mainan buat Aren" ujar Ara memberikan satu kotak berukuran sedang kepada Aren.

Aren menerimanya dengan baik, membuka kotak pemberian Ara lalu melotot 'kan matanya saat melihat mobil-mobilan berwarna merah "Uwow, keren banget kak! Makasih kakak cantikkk!" ucap Aren memeluk Ara yang langsung di balas oleh Ara.

Melihat itu anggota the vegos tersenyum tipis, sebelum masuk untuk menemui anak panti yang lain. Seorang wanita paruh baya keluar dengan senyum manis. Semua anggota the vegos perlahan berjalan kearahnya untuk menyalimi tangan wanita itu.

"Umi, gimana kabarnya?" tanya Atlas, ramah.

"Baik, Umi baik begitupun anak-anak" jawab Umi tak kalah ramah.

Umi ini pemilik panti, usianya sudah berkepala empat. Umi tidak mempunyai anak kandung oleh karena itu ia mengasuh anak-anak panti dengan penuh kasih sayang. Umi Cinta namanya. Biasa dipanggil Umi. Umi Cinta juga tidak memiliki suami, karena suami Umi Cinta sudah lama pergi kepangkuan tuhan.

Anggota the vegos perlahan memencar, menghampiri anak-anak yang sedang bermain. Bocah gendut yang bernama Ilham sedang asik bermain dengan Gavin. Bocah itu suka sekali bermain bersama Gavin. Oleh karena itu Gavin menganggap–nya seperti adiknya sendiri.

"Bang, ayo main kuda-kudaan. Abang jadi kudanya tapi" ujar Ilham.

Gavin mengerutkan dahinya, tak suka "Ngga ah lo berat cil" ujar Gavin.

"Enak aja, Ilham tuh enteng" bantah Ilham.

"Enteng apaan gendut kaya gitu lo kata enteng" ujar Gavin.

Atlas yang ada di samping Gavin dengan dua gadis cantik yang sedang bermain bersamanya, menoleh menghadap Gavin "Ngalah vin, lo udah gede"

Gavin berdecak malas "Iya-iya, ayo cil" ajak Gavin.

****

"Cape?" tanya Alden kepada Ara yang sedang mengelap keringatnya.

Ara mengangguk tanpa menoleh "Iya, tapi nanggung nih dua lagi" ujar Ara mengangkat dua nasi kotak yang ada ditangannya.

Alden mengarahkan pandangannya, mencari tempat yang bisa di duduki Ara. Tiba-tiba matanya terarah pada halte bus yang berada di sebrang jalan. Melihat itu Alden menarik tangan Ara, membawanya ke halte tersebut "Duduk" ujar Alden, mengambil dua nasi kotak yang berada di tangan Ara lalu ia berjalan kesamping dan lanjut membagikan nasi itu dengan sesekali melirik kepada Ara.

Diam-diam Ara tersenyum tipis "Lucu banget abang gue, gengsian tapi care" kekeh Ara.

Setelah nasi kotak mereka habis mereka kembali berkumpul disalah satu lapangan yang luas di daerah sana. Berkumpul menjadi satu dengan tawa dan obrolan yang mereka sampaikan membuat mereka terlihat semakin dekat. Tiba-tiba segumpalan kertas yang berisi batu jatuh tepat disamping Ara, saat Andres dengan cepat menarik Ara agar tidak terkena batu itu. Semua yang ada disana kaget melihat kejadian itu, mereka mendekatkan diri kepada Ara.

"Siapa yang berani ngelempar ini?" ujar Atlas.

Mereka melihat sekeliling, mencari pelaku. Hingga suara Alfie membuat mereka menoleh kepada Alfie.

"Woy! Jangan kabur lo!" teriak Alfie saat melihat seseorang dengan pakaian serba hitam sedang menatap kearah mereka, hendak mengejar tetapi tangan Ara dengan sigap menahannya.

Ara menatap Alfie dengan gelengan di kepalanya "Gapapa, biarin aja" ucap Ara. Tangannya beralih mengambil kertas berisi batu itu dan langsung membacanya.

"Hai bitch! apa kabar? udah lama loh ga ketemu haha"
—N07

Ara terdiam, berfikir keras siapa yang sudah menulis ini. Ini tidak mungkin orang iseng.

Melihat Ara terdiam Atlas mengambil alih kertas itu dan membacanya. Membaca itu Atlas mengepalkan tangannya "Sialan!" gumam Atlas.

****

hehe gimana puasa kalian? lancar ga???

selamat berfikir ayank ayank 😘😋😉💗💋💘💋💋💕💞❤️💝💖💟💓💓💟💖💖💘💓💝💋💋

mau punya cowo kya alden deh.
alden, ai lop yuuu😘😘

ATLAS [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang